10 Jenis Ramen yang Paling Enak dan Populer di Jepang

Ditulis oleh Siti Hasanah

Disajikan di banyak restoran di seluruh Jepang, ramen merupakan hidangan yang populer dan banyak penggemarnya. Selain itu, ramen juga dipuja karena kompleksitas kulinernya, mulai dari rasa kaldu sampai tekstur mie. Ramen yang dulunya merupakan makan malam buruh, kini telah berubah menjadi perwujudan kuliner yang berhasil meraih bintang Michelin pada Desember 2015.

Restoran ramen modern mempunyai banyak variasi penyajian, mulai dari kaldu, seperti tonkotsu, shoyu, serta miso. Beberapa ramen memiliki mi yang tebal dan yang lainnya memiliki mie yang tipis. Beberapa ramen dimakan dingin, panas, dengan saus, dan beberapa mie disajikan dalam kuah. Untuk tahu tentang jenis jenis ramen Jepang yang paling populer, simak ulasannya di artikel berikut.

1. Tsukemen

Ini adalah jenis ramen yang mienya disajikan kering di piring. Kaldunya dipekatkan menjadi sup kental serta dihidangkan secara terpisah. Idenya yaitu untuk mencelupkan setiap suap mi ke dalam kuah kental sebelum langsung masuk ke dalam mulut.

Karena cara makannya itulah maka Tsukemen biasanya artikan sebagai Dipping Ramen. Kuahnya tidak memiliki rasa tradisional, dan ramen ini hanya bergantung pada kuah apa yang menjadi spesialisasi kedai ramen. 

Terdapat dua alasan mengapa orang-orang tertentu lebih memilih tsukemen. Yang pertama karena rasanya cukup kuat, tetapi tidak terlalu asin dibandingkan dengan ramen biasa, dan yang kedua yaitu karena mienya terasa suam-suam kuku saat dimakan, jadi bisa dimakan dengan sangat cepat.

2. Shio

Shio ramen yang dibedakan dari penggunaan garam sebagai bumbu utama dalam kaldu, ramen ini adalah salah satu dari empat kategori ramen berbasis rasa utama. Tak berbeda dari jenis ramen Jepang yang paling populer lainnya, ramen ini menggabungkan tiga elemen penting: kaldu, mie, dan topping.

Walaupun terkadang diberi tambahan daging babi, kebanyakan versi shio ramen menggunakan kaldu berbahan dasar makanan laut atau ayam, yang menghasilkan kuah yang ringan serta bening dengan rasa yang kuat dan asin. 

Biasanya kaldunya dipadukan dengan mie yang lurus dan tipis, dan dilengkapi dengan chashu, yaitu lemak daging bagian perut yang dipanggang atau direbus, daun bawang, telur rebus, serta rumput laut wakame.

Karena garam merupakan bumbu tertua yang digunakan dalam ramen, shio dianggap sebagai versi ramen tertua, dan walaupun tidak ada bukti yang kuat, banyak orang yang percaya bahwa ramen ini ditemukan di Hakodate, yang masih menjadi jenis ramen yang umum di daerah tersebut.

3. Tonkotsu 

Salah satu ramen yang kaya rasa di Jepang adalah tonkotsu. Jenis ramen ini lahir di  Prefektur Fukuoka di Pulau Kyushu kemudian akhirnya menyebar ke seluruh Jepang, dengan tiap prefektur, dan bahkan kota-kota tertentu, dapat menciptakan gaya mereka sendiri. 

Tonkotsu adalah salah satu jenis ramen Jepang yang paling populer yang teksturnya kental, lembut, dan komplek yang terbuat dari tulang babi yang direbus. Tulang yang hancur akan melepaskan kolagen saat dimasak, yang artinya tonkotsu bisa sangat kental hingga melapisi bagian belakang sendok.

Para Tonkotsu shokunin atau pembuatnya sering kali memperkuat kaldu mereka yang sudah kaya dengan lemak babi atau juga ayam. Sub-kategori populer dari tonkotsu ramen yaitu hakata ramen yang juga berasal dari Fukuoka. 

Tonkotsu yang super kental dan seputih susu ini sering dihidangkan dengan mi yang tipis dan keras dengan topping yang minim. Ini karena, toko yang menemukan ramen hakata tidak menyediakan kursi dan menyajikan mi tipis yang cepat masak masuk akal untuk pelayanan yang cepat. 

4. Shoyu

Shoyu merupakan kata dalam bahasa Jepang untuk kecap Jepang, dan ramen dengan gaya yang lebih ringan ini dibumbui dengan kecap Jepang ini. Ramen ini bisa tampak cokelat bening atau lebih gelap dan keruh. Shoyu merupakan satu-satunya jenis ramen yang paling banyak ditemukan.

Jenis ramen Jepang yang paling populer ini ditemukan pada tahun 1910 di toko ramen bernama Rairaiken di lingkungan Asakusa Tokyo. Walaupun kecap Jepang adalah bahan makanan sehari-hari, koki yang menghidangkan ramen shoyu tidak menggunakan jenis kecap yang mungkin ada di rumah. 

Justru para koki tersebut membuat tare, atau saus dasar, menggunakan campuran rahasia bahan-bahan seperti makanan laut kering, jamur kering, serta rempah-rempah. Tare ini sering dicampur dengan kaldu ayam.

5. Champon

Champon merupakan makanan khas Nagasaki yang ditemukan oleh seorang juru masak Tionghoa di era Meiji. Hidangan ini hampir sama dengan makanan cepat saji yang terjangkau, untuk pelajar Tionghoa yang sedang belajar di sana. 

Ramen ini merupakan ramen yang paling Chinois dari semua ramen dan sekarang ini Champon dihidangkan di setiap restoran di Chinatown Nagasaki. Restoran Shikairo dikatakan sebagai rumah untuk Champon yang terkenal di Nagasaki. 

Bisa dibilang Champon merupakan satu-satunya ramen dari Kyushu yang tidak menggunakan sup Tonkotsu. Berbeda dari ramen lainnya, Champon menggunakan mie spesial yang dimasak dengan kuahnya sendiri. Ramen ini disajikan dengan tumisan daging babi, seafood serta kubis goreng.

6. Miso

Ramen miso merupakan hidangan beraroma yang dibuat dengan memasak dasar miso, kaldu, dan sayuran yang dibuat dalam wajan. Kemudian ramuan tersebut ditaburi tauge, daging babi cincang, jagung manis, bawang putih, dan terkadang seafood lokal seperti kerang, kepiting, dan cumi-cumi. 

Ditemukan di Sapporo pada tahun 1955, ramen ini tercipta ketika seorang pelanggan di rumah mie Aji no Sanpei meminta koki untuk memasukkan mie ke dalam sup babi dan miso-nya.

Popularitas ramen miso meroket pada tahun 1960-an dan Sapporo masih menjadi surga bagi pecinta ramen ini dan bangga dengan Ramen Alley-nya, yang memiliki lebih dari selusin toko ramen tersebar di sepanjang jalan.

7. Hiyashi Chuka

Diterjemahkan sebagai mie 'Cina Dingin' Hiyashi Chuka bukan berasal dari Cina, tetapi pertama kali ditemukan oleh sebuah restoran Cina di Jepang, yang katanya dari kota Sendai. Jenis ramen ini dihidangkan dingin dengan saus manis dan secara tradisional disajikan di musim panas.

Ramen ini menjadi alternatif dingin menyegarkan untuk ramen panas pada hari-hari sebelum AC digunakan. Pasalnya, beberapa restoran masih menyajikan ramen ini hanya di musim panas. 

Jadi semua bahan khas Hiyashi Chuka, mentimun, telur dadar, ham, dan olahan kepiting adalah hal-hal yang rasanya enak didinginkan. Hiyashi Chuka memiliki dua varian utama, yaitu standar yang menggunakan saus berbahan dasar cuka, gula, dan kecap serta Goma yang menggunakan saus wijen.

8. Abura

Jenis ramen kering lainnya yang terkenal di Jepang, tapi tidak seperti ramen kering yang disebutkan sebelumnya. Namun mungkin ramen ini adalah jenis ramen 'kering' terbaik. 

Ramen Abura, yang juga disebut Mazesoba ketika menggunakan mie soba, paling tepat digambarkan sebagai perpaduan Tsukemen dan Hiyashi Chuka menjadi gaya ramen yang menyerupai pasta Italia. 

Intinya, mi ini dimasukkan ke dalam tsukemen yang berdaging seperti saus yang diperkaya dengan minyak dan cuka. Terkadang ramen ini juga diberi tambahan telur mentah sebagai pengental saus, seperti yang terlihat di Fettuccine Carbonara

Topping-nya bermacam-macam, tapi biasanya adalah charshu potong dadu dan daun bawang cincang. Hasilnya adalah ramen dengan rasa sup, tapi bukan sup. Ramen Abura dihidangkan dengan suhu goldilocks, yang tidak dingin seperti Hiyashi Chuka, ataupun panas seperti Tsukemen.

9. Kogashi

Ramen kogashi berarti ramen miso hangus atau gosong. Kogashi yang artinya hangus, merupakan jenis ramen tradisional Jepang. Biasanya ramen ini dibuat dengan kombinasi irisan daging babi, mie ramen, lemak babi, kubis, telur rebus, kue ikan, rumput laut nori panggang, kecap Jepang atau miso, serta kaldu.

Hidangan ini asalnya dari Hakata dan dibuat oleh Shigemi Kawahara pada tahun 2000. Kuahnya yang berwarna hitam, kental, sedikit pahit, dan penuh umami, merupakan ciri khas dari ramen ini. Mienya juga harus sedikit lebih tebal untuk menahan panasnya kaldu.

ketika disajikan, kogashi akan diseduh perlahan, sedangkan mienya harus diseruput saat mendingin dengan bantuan udara yang dihisap saat memakannya.

10. Asahikawa 

Biasanya ramen yang dimakan di sekitar Asahikawa menggunakan kaldu yang terbuat dari seafood, tulang babi, serta tulang ayam, dan dibumbui dengan kecap. Kuahnya yang kaya rasa dan kental dilengkapi dengan lapisan lemak khas yang mengapung di atasnya, agar tidak menjadi dingin. 

Santoka merupakan restoran Asahikawa yang populer, dengan cabang di seluruh Jepang, dan bahkan di Asia Tenggara dan Amerika Utara. Ramen di Santoka mempunyai kuah berwarna putih keruh yang tidak terlalu kental dan juga dilengkapi dengan plum kecil.

Ramen yang asalnya hanya merupakan makanan para buruh kini sudah naik kelas. Hidangan ini bahkan sudah mendapatkan bintang Michelin. Meskipun nampak sederhana, ramen memiliki kompleksitas pada kuah dan mienya. 

Selain itu ramen juga memiliki banyak jenis dan asalnya. Beberapa daerah memiliki ramen khasnya masing-masing. Orang yang datang ke Jepang pasti tak akan melewatkan untuk mencicipi ramen. Apa kamu sudah pernah mencicipi salah satu jenis ramen di atas?

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram