10 Jenis Sup Khas Korea Selatan yang Enak dan Lezat
Sup Korea dibuat dari beragam jenis daging, ikan, dan sayuran, dan biasanya disantap dengan nasi. Orang Korea khususnya menyukai semangkuk sup panas saat musim dingin. Namun, sup bisa dinikmati kapan saja sebagai bagian dari makanan dengan nasi, kimchi, dan lauk pauk lainnya. Nama masakan jenis sup umumnya memiliki akhiran -guk atau -tang.
Jenis sup khas Korea Selatan memiliki banyak jenisnya. Mungkin yang sangat sering dijual di restoran-restoran kecil maupun besar di antaranya manduguk, galbitang, samgyetang atau seolleongtang. Sebelum membahas jenis-jenis sup dari Korea Selatan, yuk kita cari tahu dulu apa bedanya sup atau guk dengan stew atau jjigae!
Apa Bedanya Guk dan Jjigae?

Sekilas sup (guk) dan stew Korea (-jjigae) terlihat mirip sekali tapi ada perbedaannya. Guk lebih banyak kaldunya dibanding daging atau sayuran, direbus berjam-jam, dan kaldu bisa digunakan beberapa kali. Rasa asin kaldu, daging, dan sayuran sama, atau tak pakai garam saat merebus.
Stew atau jjigae banyaknya kaldu kurang dari setengah dari total isi. Dimasaknya sebentar dan langsung dimakan sampai habis. Kaldunya lebih asin dibandingkan dengan daging dan sayurannya.
Jenis-Jenis Sup Khas Korea Selatan
Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan di antara guk dan jjigae jadi tak akan salah lagi kalau memesan. Berikut ini adalah beberapa jenis sup khas Korea yang bisa kamu cicipi.
1. Tteokguk

Hidangan ini merupakan sup Tahun Baru Korea yang ikonik. Tteokguk, sup gurih yang biasanya dibuat dengan kaldu daging dan kue beras ini adalah makanan pokok dalam masakan Korea. Tidak hanya suguhan yang hangat dan lezat di hari yang dingin, tetapi juga simbolis.
Hal ini karena tteokguk memiliki peran yang penting dalam adat dan tradisi Korea yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Tteokguk juga dikonsumsi pada hari libur ini karena pentingnya simbolis bahan-bahannya.
Misalnya tteok yang berwarna putih menandakan kemurnian juga kebersihan, yaitu sebuah awal yang baru untuk tahun yang baru. Sementara itu, kue beras atau tteok berbentuk bulat seperti koin yang menyerupai mata uang koin kuno Korea, yeopjeon, dipercayai melambangkan kemakmuran.
Peristiwa penting lainnya yang terjadi di Seollal, nama tahun baru Korea, adalah satu tahun ditambahkan ke usia setiap individu. Dikatakan bahwa seseorang tidak bisa menjadi satu tahun lebih tua sampai mereka menyantap semangkuk tteokguk.
Tak jarang anak-anak meminta porsi ekstra dengan harapan bisa cepat dewasa. Kebiasaan ini begitu tersebar luas, bahkan banyak orang Korea yang sering menggunakan ungkapan, "Berapa mangkuk tteokguk yang sudah kamu makan?" untuk menanyakan usia seseorang.
Meskipun tteok dapat dibeli dari hampir semua pasar saat ini, dan tteokguk saat ini bisa dikonsumsi sepanjang tahun, hidangan ini tak diragukan lagi akan terus memainkan peranan penting dalam tradisi Korea Selatan selama bertahun-tahun yang akan datang.
2. Manduguk

Jika diterjemahkan secara langsung, sup ini berarti "sup pangsit." Walaupun kebanyakan orang akrab dengan sup pangsit gaya Cina, sup pangsit Korea memasukkan sayuran seukuran telapak tangan dan pangsit berisi daging ke dalam sup berbasis kaldu.
Bahan dasar jenis sup khas Korea Selatan ini dibuat dengan ikan anchovy atau sejenis teri atau kaldu daging. Namun, bahan utamanya adalah mandu, yaitu pangsit tradisional Korea berbentuk bulan sabit yang biasanya diisi dengan daging sapi dan sayuran.
Kuahnya juga terdiri dari jamur shiitake dan bawang bombay, atau tteok yang kadang-kadang diiris. Di beberapa bagian Korea Selatan, manduguk disajikan pada hari pertama Tahun Baru Imlek, sebuah tradisi yang diyakini berasal dari kepercayaan kuno.
Kepercayaan ini mempercayai bahwa kebahagiaan dibungkus dengan aman di dalam pangsit seukuran gigitan ini. Kuahnya biasanya disajikan dengan irisan daun bawang dan irisan telur yang tipis, sementara lauknya termasuk kimchi dan jenis sayuran acar lainnya.
Sup ini adalah makanan favorit khusus untuk sarapan atau makan malam. Tak jarang juga disajikan bersama tteok di dalam sup.
3. Galbitang

Galbitang merupakan jenis sup khas Korea Selatan yang dibuat dengan iga sapi. Sup lezat ini dimakan sebagai makanan yang berdiri sendiri, dan disiapkan dengan merebus iga sapi dan lobak utuh selama sekitar 4 hingga 5 jam.
Saat sudah matang, daging dibumbui dengan daun bawang, bawang putih, merica bubuk, kecap, minyak wijen, biji wijen, dan garam. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam kaldu bersama dengan irisan lobak.
Sup ini mirip dengan seolleongtang yang dibuat dari tulang sapi. Karena iga sapi merupakan potongan daging yang mahal, galbitang dianggap sebagai hidangan yang cukup istimewa, sehingga disajikan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan dan jamuan makan.
4. Dwaeji Gukbap

Dwaeji gukbap merupakan sup populer Korea Selatan yang dibuat dengan daging babi, kecap, miso, anggur beras, minyak wijen, dan kaldu tulang. Saat disajikan, kuah sup ini dipadukan dengan berbagai lauk pauk.
Jenis lauk pauk yang biasa digunakan seperti nasi, udang, bawang merah, mi, kimchi, bawang putih, dan paprika hijau, yang semuanya bisa ditambahkan ke dalam mangkuk kuah yang mengepul tersebut. Dwaeji gukbap dimulai sebagai makanan orang miskin.
Makanan ini dimulai saat Perang Korea pada 1950-an, ketika pengungsi dari Korea Utara biasa menyiapkannya dengan daging sapi. Seiring berjalannya waktu, sup tersebut menjadi sajian lokal yang populer, terutama di Busan.