Inilah 10 Kue Tradisional Khas Betawi yang Wajib Dicoba

Ditulis oleh Sri Sulistiyani

Suku betawi merupakan penduduk asli kota Jakarta dengan beragam warisan kebudayaan yang masih tetap dipertahankan hingga saat ini, salah satunya dari segi kuliner. Orang betawi memiliki banyak kuliner khas dan legendaris, termasuk kue-kue unik dengan cita rasa lezatnya yang masih terus bertahan ditengah gempuran modernitas kota Jakarta.

Meskipun kota-kota besar seperti Jakarta saat ini lebih banyak didominasi para penjual kue atau makanan yang sedang tren dan menjadi kekinian, kue-kue khas betawi ini masih tetap memiliki tempat khusus di hati penikmatnya.

Untuk kamu yang kangen dengan cita rasa khas kue-kue tradisional, berikut 10 kue khas betawi yang mesti kamu coba atau buat sendiri di rumah. Simak ulasannya di bawah ini yuk!

1. Roti Buaya

Roti Buaya

*

Roti buaya menjadi kue yang paling ikonik dari masyarakat suku betawi. Roti buaya juga menjadi sajian kuliner yang spesial dan memiiliki peran penting dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat betawi. Kamu akan selalu menemukan roti buaya pada setiap pesta pernikahan orang betawi yang sering diletakkan di sisi pengantin perempuan dan para tamu.

Roti dengan bentuk buaya yang biasanya dibuat dalam ukuran besar ini melambangkan kesetiaan, kesabaran, dan kemapanan dalam sebuah ikatan pernikahan. Dulunya, roti ini hanya dipajang dan tidak untuk dimakan sehingga dibuat dengan tekstur yang keras dan tidak memiliki rasa. Namun roti buaya saat ini dibuat dengan rasa manis dan diberi isian coklat atau keju.

2. Kue Pancong

Kue Pancong

Kue khas betawi yang cukup terkenal selanjutnya adalah kue pancong. Sekilas bentuk kue pancong tampak seperti kue pukis, namun sebenarnya keduanya memiliki tekstur dan rasa yang berbeda hanya saja menggunakan cetakan yang sama. Kue pancong memiliki cita rasa yang asin dan gurih. Biasanya kue ini sering menjadi cemilan hangat untuk bersantai di sore hari.

Kue yang berbentuk setengah lingkaran ini terbuat dari bahan-bahan utama seperti santan, tepung beras, kelapa, dan garam. Selain bahan-bahan tadi, kue pancong juga sering ditambahkan potongan kelapa. Saat disajikan, kue pancong biasa diberi topping gula pasir atau saos.

3. Kue Ape

Kue Ape

Kue ape yang memiliki bentuk seperti pancake ini seringkali disebut sebagai serabi Jakarta atau kue telek. Konon penamaan kue ini berasal ketika dulu orang-orang sering bertanya “ ini kue ape?” yang artinya ini kue apa. Kemudian si pembuat menjawabnya dengan “iye, ini kue ape”. Kue ini memiliki ciri khas warnanya yang hijau yang berasal dari daun suji.

Bahan utama untuk membuat kue ape adalah terigu dan susu. Kue ini dimasak dengan menggunakan arang di atas sebuah wadah cekung seperti wadah untuk membuat serabi. Kue ape memiliki tekstur yang renyah di bagian pinggirnya. Saat ini kue ape juga disajikan dengan berbagai varian topping.

4. Kue Rangi

Kue Rangi

Kue rangi sering juga disebut dengan sagu rangi. Kue ini terbuat dari bahan-bahan utama berupa kelapa tua, tepung kanji, garam, dan air. Kue rangi memiliki perpaduan cita rasa gurih, asin, dan manis. Para penjual kue rangi tradisional masih menggunakan kayu bakar untuk memasak kue ini dengan tujuan supaya kue tidak mudah gosong seperti jika memakai kompor.

Kue rangi dibuat dengan cara memanggang adonan tepung kanji dan kelapa parut diatas tungku kecil dengan cetakan khusus yang mirip cetakan kue pancong namun berukuran lebih kecil. Setelah matang, kue rangi disajikan dengan olesan gula merah yang sudah dikentalkan dengan tepung kanji yang biasanya ditambahkan nanas, nangka, atau durian.

5. Kue Cente Manis

Kue Cente Manis

*

Penamaan kue cente manis berasal dari kata “cantik manis” yang kemudian berubah seperti pelafalan orang betawi. Seperti namanya, kue ini memiliki tampilan dengan warna yang cantik dan memiliki rasa yang manis. Kue ini juga sering disebut dengan nama kue jentik manis. Kue basah ini sering menjadi sajian saat arisan, acara keluarga, atau menu takjil berbuka puasa.

Kue cente manis terbuat dari bahan dasar tepung hunkwe kemudian ditambahkan sagu mutiara atau bulir cente di dalamnya. Adonan kue cente manis biasanya dibuat dengan paduan warna putih dan merah muda. Bahan-bahan seperti tepung hunkwe, santan, gula, dan mutiara yang sudah matang kemudian akan dibungkus pada plastik-plastik berukuran kecil.

6. Kue Dongkal

Kue Dongkal

Kue dongkal atau juga sering disebut dodongkal merupakan kue khas betawi yang memiliki bentuk unik seperti tumpeng. Kue ini sering ditemui pada acara-acara keluarga masyarakat betawi ora (kampung) seperti khitanan atau syukuran pembangunan rumah. Kue dongkal terbuat dari bahan utama tepung beras dan gula aren.

Beras yang sudah ditumbuk halus dan menjadi tepung beras kemudian diisi dengan gula aren dan dimasukkan kedalam wadah yang berbentuk tumpeng. Kue ini dimasak dengan cara dikukus. Saat disaijkan, kue dongkal akan ditaruh di atas daun pisang serta diberi taburan parutan kelapa diatasnya.

7. Kue Talam

Kue Talam

Kue talam diperkirakan sudah dikenal oleh masyarakat betawi sejak 500 tahun dan dipengaruhi oleh budaya tionghoa. Kue talam memiliki ciri khas teksturnya yang lentur dan lengket. Tekstur yang lengket ini memiliki filosofi mengenai hubungan kekerabatan antar manusia. Sementara nama talam berasal karena kue ini dibuat diatas loyang bulat bernama talam.

Kue talam dibuat dalam bentuk dua lapis, dimana lapisan bawah memiliki rasa manis dan lapisan atas memiliki rasa gurih. Bentuk ini mengibaratkan perpaduan sejarah kehidupan manusia di muka bumi. Bahan-bahan pembuat kue talam adalah tepung beras, tepung tapioka, tepung maizena, gula merah, dan santan.

8. Kue Geplak

Kue Geplak

*

Kue geplak juga menjadi salah satu kue tradisional yang sering menjadi hantaran saat upacara pernikahan masyarakat betawi. Kue ini memiliki tekstur lembut dan cita rasa yang manis. Kue yang memiliki ciri khas warnanya yang putih kecoklatan ini terbuat dari bahan utama beras pera yang kemudian digiling menjadi tepung.

Dalam pembuatannya, adonan tepung ini akan dicetak dalam suatu wadah dan diratakan dengan cara setengah dipukul. Proses memukul ini sering disebut dengan istilah digeplak. Selain beras pera, kue geplak juga terbuat dari bahan-bahan lain seperti kelapa parut sangrai dan gula pasir cair.

9. Kue Sengkulun

Kue Sengkulun

Menurut cerita rakyat masyarakat betawi, kue sengkulun diciptakan pada tahun 1513 sebaga persembahan dari rakyat kepada raja-raja keraton atau kulun. Kue sengkulun memiliki filosofi kesetiaan rakyat kepada rajanya. Saat ini kue sengkulun juga sering menjadi hantaran pengantin pada pernikahan masyarakat betawi.

Ada juga yang menyebut kue ini tercipta saat masyarakat betawi memiliki banyak hasil beras ketan. Dengan pengaruh budaya tionghoa, mereka kemudian membuat kue yang mirip kue keranjang dengan permukaannya yang berbintik kasar. Kue ini memiliki tekstur yang kenyal dan lembut. Paduan beras ketan dengan gula merah dan santan membuat rasanya gurih.

10. Kue Cucur

Kue Cucur

Masyarakat betawi sering menyajikan kue cucur dalam berbagai prosesi upacara adat atau sebagai hidangan pencuci mulut. Konon nama cucur berasal dari proses pembuatan kue ini dengan meneteskan adonan ke dalam loyang dimana orang betawi menyebutnya “ngocor” atau “ngucur”.

Kue cucur memiliki cita rasa yang manis dan terbuat dari gula aren dan tepung beras yang dimasak dengan cara digoreng. Bentuk kue cucur dibuat tebal dan menggembung seperti gunung di bagian tengahnya namun tipis di bagian pinggirnya.

Itulah 10 kue khas betawi yang masih tetap bertahan hingga sekarang. Manakah kue yang menjadi favoritmu? Bagikan tanggapanmu di kolom komentar ya!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram