10 Kuliner Legendaris di Jogja yang Wajib Kamu Icip-icip!

Ditulis oleh Randi Mulyadi

Wisata dan kuliner menjadi pasangan yang tak akan pernah terpisahkan. Tak ada wisata tanpa kuliner. Makanya, tak jarang para pelancong rela pergi jauh ke destinasi wisata hanya untuk mencicipi lezatnya masakan khas daerah tersebut.

Jika kamu mencari tempat wisata dengan kuliner khas, di Indonesia tentu saja banyak sekali. Tapi, salah satu yang harus kamu datangi adalah Yogyakarta. Satu dari sekian banyaknya tempat yang jadi favorit para pelancong ini memiliki beberapa kuliner istimewa, sebut saja gudeg.

Meski terkenal akan olahan nangka tersebut, Yogyakarta punya deretan makanan yang menjadi buruan para wisatawan, bahkan di antaranya telah menjadi legenda. Kehadirannya sudah ada sejak dulu dan tentu saja kenikmatannya tidak pernah berubah hingga saat ini.

Nah, bagi kamu yang ingin berlibur ke Yogyakarta atau tengah berada di sana, Keluyuran punya daftar kuliner legendaris yang harus dicicipi. Berikut 10 kuliner legendaris tersebut.

10 Kuliner Legendaris di Jogja

1. Gudeg Yu Djum

*

Sebagai surganya gudeg, Yogyakarta memiliki banyak tempat untuk mencicipi kuliner tersebut. Hanya saja, dari sekian banyaknya, ada beberapa yang telah menjadi legenda. Salah satu yang harus kamu coba saat ke sana adalah gudeg Yu Djum.

Nama Yu Djum sendiri diambil dari nama salah satu pelopor gudeg di Yogyakarta, yaitu Djuwariah yang telah membuka usaha sejak 1950. Ada beberapa gudeg Yu Djum di Yogyakarta. Tapi yang pertama berdiri adalah Yu Djum Wijilan.

Ada yang membuat gudeg ini istimewa, yakni masih menggunakan alat masak tradisional dan pembakaran seperti kayu api. Tak hanya itu, daging ayam yang digunakan berasal dari ayam kampung betina dan telur bebek. Rasa manis gudegnya akan nendang di lidah kamu. Bagi yang ingin mencicipinya, bisa datang ke Jalan Wijilan No 31 Selatan Plengkung. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, mulai dari Rp9 ribu per porsi.

2. Mi Ayam Bu Tumini

*

Berkuliner di Yogyakarta rasanya tak puas jika hanya berhenti di gudeg saja. Kamu bisa mencicipi kuliner lainnya, salah satu yang perlu dicoba adalah mi ayam Bu Tumini yang terletak di Jalan Imogiri Timur No. 187, Umbul Harjo, tepatnya di sebelah utara pintu masuk Terminal Giwangan.

Dilihat sepintas, warung mi ayam Bu Tumini sangatlah sederhana, tak ada bedanya dengan yang lain. Hanya saja, kamu bakalan kaget ketika melihat antreannya yang mengular. Cukup panjang. Kesabaran kamu bakal terbayar ketika telah mencicipi mi ayam yang telah berdiri sejak 1990 lalu tersebut.

Rasanya tak pernah berubah. Teksturnya pun demikian, sangat lembut ketika dikunyah. Selain itu, masih ada yang istimewa, yakni porsi yang siap membuat perut kamu kekenyangan. Untuk harga, satu porsinya dibandrol mulai dari Rp9 ribu hingga Rp22 ribu.

3. Saoto Bathok Mbah Katro

*

Tidak ada yang typo atau kesalahan penulisan. Nama saoto memang berasal dari kata soto. Namun di daerah Solo, kuliner ini tak jarang disebut saoto. Memang terdengar unik dan tidak biasa, bukan?

Istimewanya, tempat ini adalah penyajian makanannya yang menggunakan batok atau tempurung kelapa. Tapi, kamu jangan kaget juga di sini hanya menyajikan soto daging sapi saja, karena itu adalah andalan dari Mbah Katro.

Suasana tempat makannya begitu kental dengan pedesaan. Saung-saungnya terbuat dari bambu dengan panorama Candi Sambisari. Nah untuk mencicipi soto, kamu bisa datang ke Jalan Candi Sambisari No.6, Kalasan, Sleman. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp5 ribu per porsinya.

4. Sate Klatak Pak Bari

*

Sate klatak merupakan sate kambing yang dibakar seperti pada umumnya. Tapi, ada yang spesial dari sate klatak Pak Bari yang terletak di Pasar Wonokromo, Jalan Imogiri Timur, Pleret, Bantul. Jika yang lain menggunakan tusuk dari bambu, Pak Bari menggunakan jeruji sepeda. Unik, kan? Tempat ini juga pernah masuk scene film AADC 2 lho.

Saat pertama kali kamu mencicipi sate ini, rasa yang akan muncul adalah asin karena daging kambingnya hanya ditaburi garam saja. Tanpa adanya bumbu kacang. Tapi, ketika dipadu dengan kecap, kamu akan merasakan kelezatan dari sate tersebut.

Ingin mencobanya? Pak Bari buka mulai pukul 18.30 hingga 01.00 pagi, setiap harinya. Untuk harga, kamu hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp20 ribu per porsi, sudah termasuk nasi.

5. Mangut Lele Mbah Marto

*

Kuliner legendaris selanjutnya datang dari tengah perkampungan di Dusun Nggeneng, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul. Belakang Kampus Institut Seni Indonesia (ISI). Warung Mangut Lele Mbah Marto, menyediakan ikan lele asap dengan cita rasa legendaris sejak zaman penjajahan Belanda.

Mangut lele akan dimasak selama 4 jam dengan kayu bakar sehingga dagingnya sangat empuk dan rasanya menyerap hingga ke dalam. Tak heran jika para pengunjung akan kembali lagi karena ketagihan. Selain soal rasa, makan di sini kamu akan serasa berada di rumah nenek sendiri. Sebab, Mbah Marto akan mempersilakan setiap pengunjung untuk mengambil nasi dan lauk di dapurnya secara mandiri. Untuk harga, sebanyak apapun porsi nasinya, kamu akan dikenai biaya sebesar Rp20 ribu saja.

6. Sego Pecel Bu Wiryo

*

Sego atau nasi pecel Bu Wiryo terletak di sekitaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), tepatnya seberang Fakultas Peternakan. Ketika tiba di depan warung pecel, kamu akan langsung tahu jika tempat makan tersebut sangat legendaris. Di sana tertulis telah melayani UGM sejak 1959.

Interiornya pun kental dengan nuansa zaman dulu. Masakannya juga demikian, lezat dengan bumbu pecel cukup encer dengan tekstur kacang yang masih kasar. Untuk harganya, kamu harus mengeluarkan uang sekitar Rp15 hingga Rp20 ribu per porsinya. Cukup mahal jika dibanding dengan nasi pecel lainnya. Tapi, hal itu tentu sebanding dengan cita rasa yang ditawarkan.

7. Bakmi Jawa Mbah Mo

*

Bosan dengan kuliner Yogyakarta yang identik dengan rasa manis, kamu harus mencoba bakmi Mbah Mo. Rasanya asin dan gurih. Kelezatan tersebut berasal dari pilihan bumbu kualitas terbaik dan ayam kampung serta telur bebeknya.

Tak hanya itu, rahasia kenikmatannya adalah terletak pada cara masaknya yang menggunakan arang dalam anglo. Bakminya pun dimasak satu persatu. Maka dari itu, kamu harus cukup sabar menunggu pesanannya tiba.

Satu porsi bakmi adalah mulai dari Rp21 ribu hingga Rp27 ribu. Jika kamu mulai ngiler untuk mencicipi bakmi yang berdiri sejak 1986, datanglah ke Jalan Parangtritis Km 11, Dusun Code, Trienggo, Bantul.

8. Angkringan Kopi Jos Lik Man

Angkringan Kopi Jos Lik Man

*

Belum lengkap wisata di Yogyakarta jika tidak makan atau ngopi di angkringan. Angkringan Lik Man adalah yang wajib kamu coba. Warung pinggir jalan legendaris itu telah hadir sejak 1969, di sebelah utara Stasiun Tugu.

Sama seperti angkringan yang lain, di sana terdapat makanan-makanan khas seperti sego kucing dan gorengan-gorengan lainnya. Namun satu yang menjadi favorit adalah kopi jos, yang disajikan dengan arang. Kamu bisa datang ke sini mulai pukul 18.00 petang. Harganya tentu bervariasi, yang tidak akan menguras kantong cukup tebal.

9. Wedang Ronde Mbah Payem

*

Wisata malam di Yogyakarta tidak boleh kelewat. Selain menikmati kota istimewa tersebut, kamu juga bisa menghangatkan tubuh dengan mencicipi wedang ronde Mbah Payem yang telah melegenda.

Mbah Payem telah berjualan sejak 1965. Kehangatan dan rasanya tak pernah berubah sejak saat itu. Gerobak dan toples-toples kaca besar telah menjadi saksi perjuangan Mbah Payem berjualan wedang ronde.

Mbah Payem ternyata sangat dinikmati Presiden Kedua Indonesia, Soeharto. Ia sering dipanggil untuk menghidangkan wedang ronde untuk jamuan di istana. Jika kamu tertarik mencicipinya, coba datang ke Jalan Kauman, Kelurahan Nguapasan, Gondomanan, pukul 19.30. Harganya sangat terjangkau, yakni Rp5 ribu per porsinya.

10. Jenang Lempuyangan Bu Gesti

*

Sarapan di Yogyakarta sangat cocok menikmati jenang Bu Gesti yang terletak di sudut Pasar Lempuyangan. Kamu bisa datang ke sana mulai pukul 8 hingga 10 pagi. Harga yang ditawarkan cukup ramah di kantong, mulai dari Rp6 ribuan.

Ada beberapa jenang yang dijual di sana, seperti jenang candil, sumsum, dan mutiara yang terbuat dari kanji dengan butiran warna merah muda. Tapi, kamu juga bisa memesan untuk mencampur ketiganya. Rasa yang ditawarkan tentu saja manis, dengan cita rasa yang tak pernah berubah sejak generasi pertama. Saat ini, jenang Bu Gesti telah memasuki generasi ketiga.

Setelah mengetahui 10 kuliner legendaris ini, kamu bisa icip-icip makanan khas Yogyakarta. Kamu sekarang tak akan bosan dengan kuliner itu-itu saja. Selamat mencoba, ya!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram