9 Macam Tarian Asal Jepang Beserta Sejarah dan Maknanya

Ditulis oleh Anggie Warsito

Seperti Indonesia, Jepang juga termasuk negara yang mengenal tari-tarian tradisional. Tarian asal Jepang sendiri jumlahnya tergolong banyak. Tiap tariannya memiliki sejarah serta makna yang berbeda.

Jika kamu termasuk orang yang tertarik dengan budaya Jepang, mengetahui macam-macam tarian Jepang ini bisa membantumu mengenal negeri anime ini lebih dalam lagi. Berikut adalah beberapa tarian tradisional yang berasal dari Jepang.

1. Kabuki

Kabuki

Kabuki merupakan satu dari sekian tarian Jepang yang terkenal. Tarian ini sudah ada di Negeri Sakura sejak tahun 1603. Saat itu, tarian ini masihlah berwujud dramatari. Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun berkembang dan menjadi tari kabuki yang kini dikenal masyarakat luas.

Mayoritas pelaku tari ini adalah kaum pria. Sebelum menari kabuki, para penari bakal diberi riasan yang mencolok dan mewah. Riasan itu konon menjadi faktor pembeda antara kabuki dengan tarian Jepang lainnya.

Setiap gerak tari kabuki diyakini merupakan simbol kearifan hidup, kritik sosial, dan aktualisasi diri manusia selaku makhluk hidup. Selain sebagai warisan budaya Jepang, tarian ini juga dinobatkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non-Bendawi Manusia oleh UNESCO.

2. Kasa Odori

Kasa Odori

Ciri khas utama dari tarian ini adalah penggunaan payung pada tiap penarinya. Di ujung payungnya terdapat sebuah benda kecil mirip emas yang membuatnya terlihat megah. Tarian ini konon sudah ada sejak Zaman Edo, tepatnya pada tahun 1603-1867 Masehi.

Tarian ini kini lazim dihelat pada Shan-Shan Ang, sebuah festival musim panas yang lazim dihelat di Prefektur Tottori Timur. Tari yang dilakoni pria dan wanita ini konon merupakan bentuk permintaan kepada Tuhan agar hujan segera turun.

3. Bon Odori

Bon Odori

Seperti halnya kasa odori, tarian ini juga lazim dihelat pada festival musim panas di Jepang. Ciri khas tarian ini adalah adanya penggunaan baju kimono pada tiap penarinya. Orang yang menarikan tarian ini bisa dari berbagai gender dan kalangan.

Tarian ini diyakini sudah ada sejak 600 tahun yang lalu. Setiap gerakan tarian ini konon merupakan perlambang dari gerakan tari para awah.

Pada zaman dahulu, tarian ini lazim dipakai sebagai perlindungan diri agar terbebas dari siksa neraka. Kini, tarian ini dilakoni sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

4. Noh Mai

Noh Mai

Ciri khas tarian ini adalah penarinya yang memakai topeng dan kimono. Ciri khas lainnya adalah penggunaan musik latar yang terdiri atas gendang, kecapi, dan vokal. Tarian noh mai sendiri terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

  • Chu no mai: Merupakan jenis tarian noh mai yang relatif cepat dan lazim dilakukan oleh penari wanita.
  • Mai jo no: Merupakan tarian noh mai yang relatif lambat dan dilakukan penari wanita. Pada tarian ini, sang penari lazim memakai pakaian tertentu, entah pakaian seorang pelacur maupun seorang dewi.
  • Otoko mai: Tarian noh mai yang lazim dilakukan penari pria di mana sang penari lazim memakai topeng dan berperan sebagai tokoh pahlawan.
  • Kagura: Tarian noh mai yang dilakukan penari wanita dan merupakan salah satu jenis tarian noh mai yang paling cepat.
  • Kami mai: Mirip tarian kagura, hanya saja penari pada tarian ini adalah kaum pria.
  • Gaku: Jenis tarian noh mai yang mana gerakan sang penari mengikuti irama musik yang tengah dimainkan.

Meski memiliki sejumlah perbedaan, semua jenis tari di atas mempunyai satu kesamaaan, yaitu menggambarkan dongeng-dongeng klasik yang akrab di telinga warga Jepang. Secara sejarah, tarian ini diyakini sudah ada sejak abad ke-14.

5. Onikenbai

Onikenbai

Seperti halnya Noh Mai, tarian yang satu ini juga mengharuskan penarinya untuk memakai topeng. Dalam bahasa Inggris, tarian ini dikenal dengan nama devil’s sword dance. Nama ini dipakai lantaran penarinya yang memakai topeng dan kostum layaknya iblis.

Belum diketahui secara pasti kapan tarian ini pertama kali muncul. Tarian ini sendiri lazim dilakoni sebagai simbol pengusir roh dursila yang bersemayam dalam tanah.

Dengan mengusir roh tersebut, maka tanaman yang ditanam petani bisa tumbuh subur. Tarian ini biasanya dilanjutkan dengan satu tarian tradisional lainnya, yaitu tarian nanazumai.

6. Nanazumai

Nanazumai

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram