Inilah 8 Makanan Tradisional Khas Suku Pakpak Barat

Ditulis oleh Siti Hasanah

Pakpak Bharat merupakan sebuah kabupaten yang berada di Sumatra Utara. Ibu kotanya terletak di Kecamatan Salak.

Dahulu daerah ini adalah bagian dari Kabupaten Dairi. Akan tetapi semenjak Februari tahun 2003, terjadi pemekaran sehingga resmi daerah ini menjadi Kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten ini didiami oleh etnis suku Pakpak, yaitu salah satu sub suku Batak.

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, Pakpak juga memiliki beberapa makanan khas. Makanan ini mungkin agak susah ditemukan di luar daerah ini. Kalau kamu penasaran ingin tahu makanan tradisional khas suku Pakpak Barat, baca terus ulasan berikut ini.

1. Pelleng

Pelleng memiliki popularitas yang sangat tinggi sehingga makanan tradisional khas suku Pakpak Barat ini terkenal di Indonesia. Ini karena makanan yang berwarna kuning tersebut sering dikenalkan masyarakat ataupun pemerintah setempat kepada masyarakat luar dalam acara pesta budaya ataupun festival nasional.

Bahan untuk membuat makanan ini adalah beras yang dicampur dengan bumbu-bumbu seperti kunyit, cabai hijau dan merah (topping), jahe, bawang genderra (bawang Batak), cikala serta santan.

Kalau dilihat sekilas, mungkin kamu akan berpikir hidangan ini adalah sejenis bubur kuning, terutama karena makanan ini diberi topping berupa cabai hijau atau merah serta arbuk.

Mungkin ada sebagian kamu yang belum tahu apa itu arbuk. Arbuk bahannya adalah beras yang digonseng. Setelah itu beras tadi ditumbuk kemudian diayak lalu dimasak dengan kuah gulai ayam sampai kental.

Di Pakpak, pelleng memiliki banyak jenis, di antaranya adalah pelleng boang, kelasen, simsim serta pegagan. Semua jenis pelleng tersebut rasa gurih dan pedasnya beragam.

Pelleng umumnya dihidangkan dengan dilengkapi tektek, yaitu bagian tertentu dari ayam yang kemudian dicincang untuk dibuat jadi lauk bersama dengan arbuk.

Cara membuat tektek yaitu dengan menyisihkan bagian leher, ceker, sayap serta persendian ayam kemudian dicincang lalu ditumis dengan ditambah bumbu, seperti kunyit, cabai, jahe, serta kelapa gongseng dan sedikit air serta garam secukupnya sampai mengental.

Nasi pelleng sangat khas di daerah Pakpak. Umumnya hidangan ini ditambah dengan lauk berupa daging ayam kampung. Nasi Pelleng akan terasa lebih nikmat lagi kalau di atasnya disiram kuah opor ayam.

Makanan yang jadi ikon Pakpak ini dapat dijumpai di Salak yang menjadi ibukota Pakpak Barat. Di daerah ini terdapat warung-warung tradisional yang khusus menyajikan masakan tersebut.

2. Ginaru

Ginaru

Makanan tradisional khas Suku Pakpak Barat ini bisa dikatakan cukup sederhana. Hidangan ini bahkan bisa dengan mudah dibuat di rumah.

Walaupun tidak terkenal seperti pelleng, makanan ini bisa memberikan pengalaman baru dalam menyantap makanan Pakpak. Untuk bisa mencicipinya agak susah karena belum dijual di warung ataupun restoran.

Nama makanan ini yaitu ginaru, yaitu sejenis bubur dari Pakpak Barat. Biasanya ginaru dihidangkan oleh warga saat beras mahal ataupun keadaan ekonomi sedang tidak baik.

Zaman dulu, saat menampi beras, para ibu Pakpak akan menyisihkan dan menyimpan monis-nya (menir). Saat musim paceklik atau haelon, monis tersebut akan dikeluarkan dan dimasak jadi bubur.

Untuk membuat bubur ini menjadi lebih enak, bahannya diberi tambahan bumbu rempah yang kaya, misalnya andaliman dan asam cikala yang dimasukkan ke dalam bubur. Tidak lupa ditambahkan juga sayuran juga petai. Jika rasanya dianggap masih kurang nampol, bisa ditambahkan singkong.

Hidangan ini sangat enak sekali disantap saat hujan. Hidangan yang sehat, tapi murah meriah serta bergizi ini merupakan makanan yang mempunyai nilai kearifan keluarga.

Ginaru ternyata telah masuk dalam WBTB atau Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud pada tahun 2010. Nama makanan ini disebut Ginaru Pote.

3. Lappet

LappetSumber: idntimes.com

Makanan yang dibungkus daun pisang sepertinya banyak dijumpai di daerah-daerah di Indonesia, termasuk di daerah Pakpak Barat. Di daerah Jawa namanya lepet, sedangkan di Sunda disebut leupeut. Nah, di Pakpak makanan sejenis ini disebut lappet.

Isi makanan dari Pakpak ini pun hampir sama, yakni berbahan dasar beras kemudian dikukus menggunakan daun pisang serta dicampur dengan gula merah. Rasa lappet gurih dan manis. Bentuk dari kue yang dibungkus menggunakan daun pisang ini segitiga kerucut. Makanan ini biasa ditemukan di pesta adat.

Lappet sekarang sudah bisa ditemui di pasar-pasar tradisional karena banyaknya permintaan dari para pecinta kuliner. Ada juga yang memasarkannya melalui media sosial. Teksturnya yang lembut dan rasa manis dari makanan ini akan membuat penikmatnya ketagihan.

Baca juga: Makanan Khas Batak yang Dijamin Bisa Membuat Ketagihan

4. Pinahpah

Pinahpah

Pinahpah merupakan makanan tradisional khas Suku Pakpak Barat yang berupa camilan renyah dan manis. Karena itu jajanan unik ini tak boleh kamu lewatkan saat berkunjung ke Pakpak.

Bahan dasar makanan ini adalah padi pulut atau padi muda yang masih hijau atau sedikit agak menguning. Padi tidak perlu dikeringkan, tapi bisa langsung digongseng dalam belanga tanpa minyak.

Memasak makanan ini lebih baik memakai api kayu bakar karena temperaturnya stabil. Tujuannya supaya padi bisa masak merata serta tidak gosong. Kalau padi sudah matang, segera angkat dan tumbuk langsung dengan lesung saat padi masih panas. Lalu pisahkan kulit padi dari isinya memakai tampi.

Sebelum dinikmati, camilan ini bisa beri gula sesuai dengan selera. Camilan ini cocok untuk dinikmati saat waktu santai ketika kumpul bersama keluarga, kerabat, dan teman dekat.

5. Lemang

Lemmang adalah makanan tradisional khas Suku Pakpak lainnya yang dapat dijumpai di Sukarame, yaitu perbatasan antara Dairi dan Pakpak Barat. Ini adalah makanan yang tak boleh kamu lewatkan kalau berkunjung ke dua daerah suku etnis Pakpak ini.

Makanan dari Pakpak ini berbeda dengan lemang yang biasa dijumpai. Hidangan khas Pakpak ini selalu hangat sebab disimpan di dekat api. Biasa lemmang disajikan dengan kopi panas maupun teh manis. Makanan ini cocok sekali untuk disantap ketika musim hujan.

Lemmang dapat bertahan sampai satu minggu, jadi cocok untuk dibawa pada perjalanan yang lama. Maka tak mengherankan kalau makanan yang memiliki pilihan rasa manis dan asin tersebut dapat dijadikan oleh-oleh saat pulang dari Pakpak Barat. Harga makanan ini murah, yaitu sekitar Rp 20.000 saja.

6. Ikan Batang Lae

Salah satu makanan tradisional dari Suku Pakpak lainnya adalah ikan batang lae. Di kalangan penduduk Pakpak, hidangan ini sudah sangat familier.

Sampai sekarang makanan ini masih dihidangkan sebagai makanan utama pada acara – acara sakral misalnya meneppuh babah, menerbeb, mengido sodip, merre nakan peddas, dan lain-lain.

Pada acara-acara sakral, ikan batang lae dipilih jadi makan utama karena hidangan ini dianggap mempunyai filosofi yang kuat untuk kehidupan suku Pakpak.

Dalam bahasa Indonesia ikan batang lae disebut ikan jurung ataupun ikan hampala. Jenis ikan ini senang dengan tantangan. Mereka hidup di air yang alirannya deras serta selalu melawan arus air untuk  berenang ke hulu sungai.

Proses pengolahan ikan ini juga cukup unik karena ikan tidak digoreng atau dimasak tapi dibungkus memakai daun oncim, yaitu sejenis daun aren.

Sebelumnya dulu ikan digarami terlebih dulu kemudian ikan dipanggang untuk beberapa hari dengan menggunakan asap perapian. Sesudah beberapa hari kemudian, ikan akan jadi lunak meskipun hanya menggunakan asap saja.

Hidangan ini dapat bertahan sampai beberapa minggu tanpa jadi basi. Cara penyajiannya juga unik karena untuk mengonsumsi ikan ini tak perlu memotongnya, tapi ikan dibiarkan berdiri tegak di atas piring yang berisi nasi. Ikan ini banyak ditemui di pasar tradisional, khususnya di kota Salak.

7. Jukut

Kata 'Jukut' dalam bahasa Pakpak artinya ‘daging'. Makanan ini dapat dibuat dari daging kerbau, kambing, ayam atau lembu. Daging tersebut kemudian dibersihkan lalu dimasak. Selanjutnya daging diberi bumbu dengan rempah-rempah.

Jukut sering kali dihidangkan di pesta perkawinan ataupun hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru. Umumnya pada perayaan itu, penduduk Pakpak akan menyelenggarakan tradisi yang disebut 'merbinda'. Ini adalah tradisi membeli hewan ternak, kemudian dipotong lalu dibagikan pada semua warga yang ikut membayar.

Baca juga: Makanan Khas Sumatera Utara yang Unik dan Patut Dicoba

8. Nakan Pagit

Nakan Pagit

Nakan Pagit adalah makanan khas Pakpak Barat yang dikhususkan untuk perempuan yang sedang hamil. Umumnya makanan ini diberikan pada perempuan yang sedang hamil 3 sampai 7 bulan. Biasanya nakan pagit juga diberikan di pagi hari menjelang siang oleh Ibu si perempuan. Sering kali nakan pagit disebut nakan merasa.

Pemberian nakan pagit tujuannya adalah untuk memberikan dukungan moral pada ibu hamil supaya mempunyai kekuatan batin. Selain itu agar sang ibu hamil memiliki ketahanan tubuh agar terhindar dari bermacam penyakit serta kuat ketika melaksanakan kegiatan sehari-hari sampai masa persalinan tiba.

Pembuatan nakan pagit tidak terlalu rumit serta bahan-bahannya juga cukup mudah didapatkan dan murah.

Adapun bahan-bahannya adalah beras yang dicampur dengan singgaren (tumbuhan yang wangi), bungke (buah dari tumbuhan dengan rasa yang pahit mirip dengan cempokak), terong, dan cempokak (rimbang). Semua bahan tersebut dicampur kemudian dimasak bersama hingga matang.

Nah, itulah deretan makanan tradisional khas Suku Pakpak Barat yang masih ada hingga sekarang. Sebagian dari makanan tersebut bisa dijadikan sebagai oleh-oleh saat pulang dari Pakpak. Untuk mendapatkannya bisa mendatangi pusat oleh-oleh di kota kabupaten ini.

Mungkin tidak semua makanan tradisional tersebut dapat kamu beli di kedai atau restoran karena ada hanya dihidangkan saat acara tertentu. Apakah kamu tertarik untuk mencicipi makanan tradisional khas Suku Pakpak Barat?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram