Inilah 7 Oleh-Oleh Khas Jayapura yang Wajib Dibawa Pulang!

Ditulis oleh Syuri

Kita semua pernah belajar IPS waktu sekolah dulu, salah satunya adalah menghapal ibu kota setiap Provinsi di Indonesia. Jadi, bisa disimpulkan kalau semua orang pasti tahu Jayapura itu ibukota Papua, ya. Letaknya bukan di tengah pulau, melainkan di paling timur.

Walaupun berupa ibukota, Jayapura tidak seperti ibukota lainnya yang dipenuhi dengan mall atau pun gedung pencakar langit. Jayapura lebih ke 30% pantai dan laut, 40% pepohonan dan sisanya baru terlihat gedung dan rumah warga sekitar.

Selain menikmati liburan Anda di Jayapura, tentunya Anda harus membawa buah tangan untuk orang-orang tersayang di rumah. Inilah oleh oleh khas Jayapura yang harus Anda beli versi Keluyuran.

1. Koteka

*

Pertama ada koteka. Mungkin ini oleh-oleh khas Jayapura, bahkan Papua, yang paling terkenal. Dan bahkan orang-orang yang belum pernah ke sana pun tahu apa itu koteka.

Walaupun dijadikan oleh-oleh, pada hakekatnya benda ini merupakan pakaian untuk menutupi kemaluan laki-laki. Tapi, budaya ini hanya masih dipertahankan oleh sebagian penduduk asli Papua saja. Kata "koteka" sendiri berarti "pakaian" dari bahasa salah satu suku di Kabupaten Paniai.

Bahan koteka terbuat dari alam, yaitu kulit calabash (labu air/labu sayur). Jika masih muda, calabash biasanya disayur, tapi jika sudah tua suka dijadikan benda bermanfaat seperti wadah air, tabung, kantung hias dan juga koteka tentunya. Cara membuatnya, isi dan biji dari calabash tua dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur.

Walaupun terkesan unik karena itu pakaian untuk menutupi alat kelamin, tapi koteka sangat populer dijadikan oleh-oleh. Anda harus membelinya juga buat kenang-kenangan. Harga koteka tidak mahal, sekitar 30 ribuan saja. Anda bisa menemukannya di pasar tradisional seperti Pasar Hamadi.

2. Batik Cendrawasih

*

Batik adalah ciri khas Indonesia. Papua juga punya batiknya sendiri, namanya adalah batik cendrawasih. Untuk Anda yang menyukai dan mengoleksi batik nusantara, wajib punya batik cendrawasih, dong! Sudah kualitasnya oke, motifnya unik dan cantik, Anda harus borong semua corak batik cendrawasih kalau ke sana.

Dari motif batiknya sendiri memiliki ciri khas yang sangat kental dengan budaya Papua. Setiap daerah memiliki corak yang menggambarkan kehidupan di masing-masing tempat.

Perbedaan batik Papua dengan batik di daerah lainnya yang terkenal seperti tanah Jawa adalah dari pemilihan warna dasar dan polanya. Batik Jawa biasanya menggunakan pola simetris yang lurus dan diagonal, sedangkan corak batik cendrawasih asimetris dan penuh dengan aksen etniknya.

Beberapa motif batik Papua diantaranya ada batik Asmat, Cendrawasih, Prada, Sentani Papua, Suku Kamoro dan Corak Asimetris (perpaduan motif etnik Papua dan warna-warna cerah). Kelebihan batik dari Papua bahannya tersedia yang terbuat dari katun dan juga satin, lalu bahannya jatuh, licin dan tidak cepat kusut juga. Pasti nyaman banget dipakai. Harga pasaran batik Papua berkisar Rp 200 ribu.

3. Tifa

*

Tifa adalah alat musik khas Papua, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas. Cara memainkan alat musik ini dengan dipukul seperti gendang. Di tanah aslinya, tifa dimainkan oleh laki-laki. Alat musik dari kayu ini berbentuk tabung dan panjang, lalu biasanya diberi tali untuk diselempangkan di bahu pemainnya.

Biasanya tifa dimainkan ketika ada upacara adat atau pertunjukkan musik. Tifa ada yang berukuran sangat besar dan ada juga yang mini. Jadi, kalau Anda merasa membawa tifa berukuran jumbo pulang ke rumah agak merepotkan, bisa beli yang kecil saja, ya! Harga tifa berkisar dari 70 ribu ke atas.

4. Lukisan Kulit Kayu

*

Melukis di kain kanvas? Itu sudah biasa. Bagaimana dengan melukis di kulit kayu? Itu baru unik! Sama seperti batik Papua, lukisan kulit kayu juga memiliki motif yang beragam dan masing-masing memiliki cerita menarik di baliknya.

Pada mulanya, lukisan kulit kayu merupakan tradisi turun temurun dan tidak sembarang orang bisa melakukannya. Lukisan kulit kayu juga dibuat sebagai simbol peringatan tentang kehidupan di mana lukisan itu dibuat.

Seperti motif ikan yang melambangkan kehidupan penduduk asli Asei, Jayapura, yang bergantung pada ikan untuk makan sehari-harinya. Motif karang melambangkan perlindungan dan motif tombak + kail melambangkan mata pencaharian utama penduduk asli Asei yang bekerja sebagai nelayan.

Tapi, semakin ke sini, tradisi ini berubah menjadi kesenian yang memiliki nilai jual tinggi. Corak yang digambar pun semakin beragam, seperti gambar burung cendrawasih, cicak, tempat sagu, tifa, dan sebagainya.

Harga lukisannya ada yang mulai dari Rp 5 ribu saja, loh! Itu untuk ukuran terkecilnya, ya. Untuk ukuran standar (40 cm-an) biasanya dijual Rp 65 ribuan. Sedangkan yang paling besar dijual dengan harga Rp 500 ribuan.

5. Noken

*

Noken adalah adalah tas rajutan/anyaman multifungsi asli dari Papua. Penggunaannya yang khas, yang melibatkan digantung di kepala, secara tradisional digunakan untuk membawa berbagai barang dan juga anak-anak.

Pada 2012, noken terdaftar dalam Intangible Cultural Heritage Lists (Daftar Warisan Budaya Takbenda) UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Jangan kaget ketika melihat wanita-wanita penduduk asli yang membawa noken di kepala mereka, ya.

Di beberapa daerah, noken juga digunakan sebagai "kotak suara" ketika pemilu kepemimpinan daerah Papua, loh. Kalau Anda mau membawa pulang tas anyaman super besar ini, siapkan dana sekitar Rp 80 ribu, ya.

6. Ikan Asar

*

Ikan asar adalah ikan asap. Tapi, cara mengasapinya cukup unik, genks. Penduduk Jayapura tidak mengasapi ikan menggunakan alat yang modern, melainkan menggunakan kayu yang ditusuk ke dalam ikan supaya ikannya bisa berdiri, lalu menaruh ikan di dekat bara kayu yang menghasilkan asap. Teknik pengasapan ini akan membuat ikan benar-benar kering dan masak sampai ke dalamnya.

Karena posisinya disimpan secara vertikal, semua kandungan air dan lemak akan luruh ke bawah ketika ikan dimasak. Jadi, ikan benar-benar kering dan aman buat dibawa pulang, tak akan basi! Ikan asar bukan nama ikannya, melainkan produk jadinya, ya.

Jenis ikannya sendiri sering menggunakan ikan cakalang, ekor kuning, atau tongkol. Pokoknya penjual akan menggunakan ikan yang dagingnya padat. Harga ikan ini worth it, Rp 100 ribu per ekornya, yang mana gede banget. Bisa dimakan rame-rame dengan keluarga!

7. Keripik Keladi

*

Kata keladi identik dengan pria hidung belang, ya? Tapi, keripik yang satu ini tidak culas, kok. Namanya memang keripik keladi karena bahannya adalah keladi (ubi talas). Untuk membuat keripik ini sederhana saja, kita hanya membutuhkan keladi, bawang putih, garam dan cabai rawit.

Karena mengandung karbohidrat yang tinggi, Anda bisa cemal-cemil sekaligus mengganjal perut kalau makan ini! Biasanya keripik ini dijual dengan kemasan 500 gr seharga Rp 30 ribu.

Jadi, dari ketujuh oleh-oleh yang kami sebutkan di atas, oleh-oleh mana yang ingin Anda bawa pulang? Atau, jika Anda punya referensi lain soal oleh-oleh khas Jayapura, bisa bagikan pengalaman kalian di kolom komentar, ya.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram