Inilah Pakaian Adat yang Berasal dari Provinsi Lampung

Ditulis oleh Desi Puji Lestari

Pakaian adat Lampung menjadi salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Sebagai generasi muda hal tersebut sudah sepantasnya menjadi agenda. Beruntung saat ini masih cukup banyak muda-mudi memilih menggelar pernikahan menggunakan cara-cara adat dan pakaian adat.

Harus diakui, menggunakan pakaian-pakaian adat saat upacara pernikahan adalah salah satu upaya melestarikan baju adat itu sendiri. Selain pada upacara pernikahan, baju adat biasanya dikenakan pada acara-acara resmi, acara-acara perayaan kenegaraan, festival budaya dan lainnya.

Bagaimana pun, pakaian adat yang sarat dengan budaya terlihat sangat memesona. Ia akan memancarkan aura yang berbeda pada siapa pun yang mengenakannya. Ingin tahu lebih lanjut mengenai pakaian adat dari Lampung? Berikut penjelasannya!

Jenis Pakaian Adat Lampung

Jenis Pakaian Adat LampungSumber: cindriyanto.com

Secara garis besar, pakaian adat asal Lampung dibedakan menjadi dua, yaitu pakaian adat Saibatin dan Pepadun. Seperti apa perbedaannya? Apakah ada nilai yang terkandung dalam setiap elemennya? Uraian di bawah ini sedikit banyak akan menjawab pertanyaan Anda. Simak yuk!

1. Pakaian Adat Saibatin

Pakaian Adat SaibatinSumber: infogtk.org

Pakaian adat Lampung Sai Batin populer di kalangan Suku Saibatin. Berdasarkan tempat tinggal, para Suku Saibatin mendiami wilayah pesisir yang luasnya mulai dari barat hingga timur Lampung. Beberapa wilayah yang menjadi kawasan pemukiman bagi suku ini antara lain Lampung Timur, Lampung Barat, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran dan Tanggamus.

Pakaian adat Lampung dari Suku Saibatin bisa dikenali dari warna merah dan emas yang dominan. Aksesori yang digunakan pun berupa perak atau emas. Khusus untuk pakaian adat Saibatin yang dipakai wanita, ia dilengkapi dengan siger atau hiasan kepala berlekuk tujuh atau dalam bahasa setempat disebut Lekuk Pitu.

Tujuh lekukan tersebut melambangkan 7 gelar atau adok, yaitu raja, jukuan atau depati, radin, batin, minak, mas dan kiamas. Hal ini dipengaruhi oleh nuansa kerajaan yang masih menjadi bagian dari adat masyarakat Saibatin.

Siger Saibatin dibuat mirip dengan rumah gadang Kerajaan Pagaruyung. Kemiripan ini terkait dengan masa lalu masyarakat Saibatin yang mendapat pengaruh dari Kerajaan Pagaruyung melalui Ratu Ngegalang Paksi.

Sementara itu, baju Saibatin yang dipakai lelaki dilengkapi dengan aksesori berupa kopiah dari kain tenun. Kopiah tersebut dikenali dengan nama ketupang runcing karena ada bagian pada kopiah yang meruncing seperti tanduk.

Bahan pakaian yang digunakan rata-rata adalah kain beludru dengan motif salur, pucuk rebung atau bunga tabor. Untuk aksesori pada pakaian adat Saibatin terdiri atas gelang kana dan gelang burung. Kedua gelang tersebut dipakai di tangan. Kemudian ada kalung buah jukum bangkang, kalung papan jajar, selembok atau kalung gajah minung.

Saat memakai pakaian adat Saibatin Anda juga akan dilengkapi dengan ikat pinggang yang disebut bubinting. Tidak lupa pula, baik lelaki atau wanita wajib menggunakan selempang  jungsarat yakni selempang dari kain sejenis songket yang diselempangkan dari bahu bagian kanan hingga pinggang bagian kiri.

2. Pakaian Adat Pepadun

Pakaian Adat PepadunSumber: diaryhijaber.com

Berbeda dengan nama Saibatin, Pepadun berasal dari nama sebuah bangku kayu yang kerap dipakai dalam upacara adat bernama Cakak Pepadun. Bangku tersebut bukan sembarang bangku karena dipakai sebagai simbol status sosial seseorang di masyarakat. Jika pakaian adat Saibatin populer di masyarakat pesisir, adat Pepadun banyak dipakai oleh masyarakat yang tinggal di dataran tinggi dan daerah pedalaman.

Baju adat Pepadun didominasi oleh warna putih. Pada adat Pepadun siger yang dipakai wanita memiliki 9 lekukan. Lekukan yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan adat Saibatin tersebut melambangkan jumlah sungai yang ada di Lampung.

Siger yang digunakan pada adat Pepadun memiliki sebuah kerangka berupa mahkota mighul yang dilapisi kain beludru berwarna merah. Selanjutnya siger tersebut dilapisi lempeng logam berwarna emas. Pada bagian belakang terdapat 9 lekukan yang juga menandakan bersatunya marga atau disebut pula lekuk siwa atau siwo.

Bahan yang digunakan untuk membuat siger pada adat Pepadun yaitu kuningan, perak, tembaga atau emas.  Sementara itu, hiasan siger terdiri atas seraja bulan, bunga cempaka dan bulang taji. Pada pakaian laki-laki adat Pepadun dilengkapi dengan penutup kepala, perhiasan leher berupa kalung papan jajar, kalung selempang pinang dan kalung buah jukum.

Aksesori lainnya berupa bulu serti yaitu berupa ikat pinggang yang bisa dipakai untuk menyelipkan terapang atau keris. Kemudian ada perhiasan tangan berbentuk gelang, yaitu gelang burung dan gelang kano. Masing-masing gelang dipakai di kanan dan kiri, hanya posisi gelang kano berada di bawah gelang burung.

Makna Aksesori Pakaian Adat Lampung

Pakaian adat Lampung, baik adat Saibatin atau Pepadun dilengkapi dengan beragam aksesori. Aksesori tersebut dipakai dari ujung rambut hingga kepala. Meski ukurannya kecil, aksesori pada baju adat Lampung punya makna besar. Makna apa saja yang dimaksud? Berikut uraiannya!

1. Siger

SigerSumber: hasbundoya.com

Siger merupakan aksesori yang dipakai oleh pihak wanita, baik dari adat Saibatin atau Pepadun. Secara singkat sudah dijelaskan di atas bahwa siger dalam adat Saibatin dan Pepadun memiliki perbedaan, terutama pada jumlah lekukan yang ada. Siger Pepadun memiliki 9 lekukan sementara siger Saibatin hanya memiliki 7 lekukan.

Masing-masing lekukan pada siger memiliki makna. Makna pertama dari siger adat Saibatin yang berjumlah 7, yaitu melambangkan tujuh jabatan di dalam masyarakat Suku Saibatin. Sementara itu dalam adat Pepadun, 9 lekukan bermakna sungai-sungai yang ada di Lampung, yakni Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Abung Pareng, Way Mesuji, Way Kanan, Way Tulang Bawang, Way Kanan dan Way Sunkai.

2. Seraja Bulan

Seraja BulanSumber: pinterest.pt

Seraja bulan yaitu sebutan untuk mahkota kecil yang memiliki tiga ruji, biasa disimpan di atas siger dan berjumlah lima buah. Seraja bulan memiliki makna sebagai pengingat, bahwa dulu ada lima kerajaan di Lampung.

Masing-masing kerajaan yang dimaksud antara lain Kerajaan Ratu di Belalu, Kerajaan Ratu di Punggung, Kerjaan Ratu Darah Putih, Kerajaan Ratu di Puncak dan Kerajaan Ratu di Pemanggilan. Menarik ya? Setiap elemen pada aksesori ini melambangkan sesuatu.

3. Kalung Buah Jukum dan Kalung Papan Jajar

Kalung Buah Jukum dan Kalung Papan JajarSumber: mahligai-indonesia.com

Kalung Buah Jukum dibuat menyerupai buah jukum yang diuntai. Kalung ini melambangkan permintaan do’a agar kedua mempelai segera dikaruniai momongan. Selayaknya pengantin baru, dikaruniai momongan pasti jadi sebuah kebahagiaan. Oleh karena itu, ia jadi sesuatu yang dido’akan.

Sementara itu kalung Papan Jajar merupakan kalung dengan liontin berupa tiga lempengan perahu kecil yang disusun dengan ukuran berbeda. Kalung ini bermakna bahwa kehidupan yang baru dimasuki pengantin, akan dilanjutkan oleh keturunannya.

4. Gelang

GelangSumber: cindriyanto.com

Pada pakaian adat Lampung terdapat pula aksesori berupa gelang yang terdiri atas Gelang Kano, Gelang Bibit dan Gelang Burung. Gelang Burung memiliki bentuk pipih yang dilengkapi hiasan berupa burung garuda dan dipakai pada tangan kanan serta kiri. Gelang ini melambangkan harapan agar kehidupan pernikahan akan berlangsung lama serta kekerabatan yang erat terjalin akibat pernikahan tersebut.  

Kemudian ada Gelang Kano yang bentuknya menerupai ban. Gelang ini juga dipakai di tangan kanan dan kiri serta posisinya berada di bawah Gelang Burung. Bicara maknanya, gelang ini melambangkan bahwa ada batasan yang harus dihindari setelah menikah, yakni batasan terhadap hal-hal jelek. Selanjutnya ada GelangBibit yang dipakai di bawah Gelang Kano. Ia melambangkan harapan agar segera mendapat keturunan.

Selain empat aksesori penuh makna tersebut, pakaian adat Lampung juga dilengkapi dengan aksesori lain berupa Subang atau anting-anting, Selempang Pinang atau kalung berbentuk buah atau bunga, Bulu Serti atau ikat pinggang yang dihiasi dan dilengkapi dengan logam kuningan serta keris senjata khas Lampung.

Pakaian adat Lampung, dari ujung kepala hingga kaki, sarat akan makna yang berisi do’a dan harapan. Bagaimana pun, ia harus terus dijaga oleh generasi muda Indonesia atau generasi muda Lampung pada umumnya. Setelah mengetahuinya, apakah Anda setuju kalau baju adat dari Lampung ini cantik, mewah dan terlihat megah?Sebagai generasi pewaris, kita memang patut bangga terhadapnya. Sama-sama menjaga dan melestarikan yuk!

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram