Inilah Pakaian Adat Padang dan Aksesorisnya yang Sarat Makna

Ditulis oleh Siti Hasanah

Yang kita tahu Padang merupakan wilayah yang menjadi bagian dari wilayah Nusantara. Daerah yang berada di Pulau Sumatera ini memiliki nilai budaya yang sangat beragam. Tak pelak lagi bahwa kekayaan budaya dari suku di Sumatera barat ini selalu menarik untuk diulik. Salah satunya adalah pakaian adat Padang yang disebut Limpapeh dan Baju Penghulu.

Limpapeh adalah pakaian yang dikenakan oleh perempuan Padang. Limpapeh kaya akan makna dan nilai yang dijungjung tinggi oleh masyarakat. Di samping itu, ciri khas pakaian adat ini menjadi salah satu faktor penyebab Limpapeh terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Apa saja pernak-pernik pakaian adat Padang? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Makna Dibalik Kata Limpapeh

Makna Dibalik Kata Limpapeh

Pakaian adat di Padang bagi laki-laki dan perempuan mempunyai ciri dan nama sendiri. Untuk kaum laki-laki pakaian adatnya disebut dengan Baju Penghulu. Baju Penghulu atau Baju Pemangku Adat dahulu hanya dikenakan oleh para kepala suku di Padang.

Sementara kaum wanita mengenakan pakaian adat yang disebut Limpapeh. Pakaian adat ini melambangkan kebesaran seorang wanita Padang. Pakaian ini pula menegaskan peran sentral seorang ibu di dalam keluarga.

Limpapeh Rumah Nan Gadang mempunyai arti tiang tengah dari bangunan rumah. Tiang tersebut biasanya ditempatkan di tengah-tengah bangunan. Dengan adanya Limpapeh, rumah dapat berdiri tegak dan kokoh.

Analoginya, jika rumah tak mempunyai Limpapeh dapat dipastikan bahwa rumah tersbeut runtuh. Begitu pula dengan eksistensi seorang ibu di rumah. Tanpa adanya ibu, sebuah keluarga tidak akan sempurna. Maksud dari analogi tersebut adalah menyiratkan pesan bawah wanita atau seorang ibu haruslah pandai mengatur urusan rumah tangga. Sebab itu adalah pondasi keharmonisan keluarga.

Pakaian adat Limpapeh disebut pula dengan Bundo Kanduang. Limpapeh berasal dari daerah Agam. Pakaian adat ini mempunyai desain yang berbeda dan sangat khas. Ciri dari pakaian adat ini adalah bentuk penutup kepala runcing yang mirip dengan tanduk kerbau.

Bentuk kerucut serupa dapat dilihat pada bentuk atap rumah adat Minangkabau. Kedua bentuk tersebut mempunyai nilai filosifis yang khusus.

Bagian-Bagian Pakaian Adat Padang

Bagian-Bagian Pakaian Adat Padang

*

Secara umum pakaian adat Padang dibedakan menjadi pakaian adat untuk perempuan dan pakaian adat untuk laki-laki. Kedua jenis pakaian adat Padang ini memiliki kelengkapan dan aksesorisnya masing-masing.

Dalam pemakaian pakaian adat, aksesoris atau bagian pelengkap yang berfungsi sebagai benda dekorasi untuk memperindah penampilan. Aksesoris tersebut juga merupakan sebuah identitas.

Bagian Pakaian Adat Wanita Padang

Nah, uniknya pakaian adat Padang antara wanita juga berbeda. beginilah bagian pakaian yang lazim dikenakan oleh kaum wanita di Padang.

1. Baju Batabue

Baju Batabue

*

Pakaian adat Padang berbentuk baju kurung panjang. Biasanya berwarna hitam, warna lembayung dan merah. Baju Batabue dihiasi pernik berupa sulaman berwarna emas. Sulaman tersebut merupakan lambang kekayaan alam yang dimiliki oleh Sumatera Barat.

2. Minsie

Minsie

*

Minsie adalah bis tepi pada baju adat Padang. Minsie merupakan simbol bahwa Padang memiliki jiwa demokrasi namun masih tetap berada dalam koridor aturan dan hukum adat Minangkabau.

Aksesoris ini dipakai di lengan dan leher. Pada minsie terdapat sulaman benang emas yang menyimbolkan bahwa wanita Minang harus mematuhi dan taat pada batas hukum yang dianut di daerah tersebut.

3. Lambak

Lambak

*

Lambak pada pakaian adat Padang serupa dengan sarung pada umumnya. Kain Lambak digunakan sebagai bawahan pakaian adat ini. Lambak terbuat dari kain songket.

Kain Lambak diikatkan pada pinggang. Bagian belahannya disusun dan diposisikan pada bagian depan, belakang atau samping. Uniknya belahan kain Lambak berbeda-beda sesuai dengan adat Nagari masing-masing.

4. Salempang

Salempang

Dalam pakaian adat Minang ada beberapa kain yang dikenakan sebagai aksesoris. Selain Lambak, atau songket sebagai pelengkap pakaian. Salempang terbuat dari kain songket yang dipakaikan di bagian pundak.

Salempang mempunyai pesan bahwa wanita Padang harus bersikap welas asih pada anak dan cucunya, serta senantiasa waspada dalam berbagai situasi dan keadaan di dalam keluarga.

5. Tingkuluak (Tengkuluk)

Tingkuluak (Tengkuluk)

*

Aksesoris ini lah yang merupakan ciri paling umum ketika menyebut nama Padang. Bentuk hiasan kepala yanag menyerupai kepala kerbau ini dipakai dalam semua momen, baik itu dalam beraktivitas sehari-hari dan juga saat upacara-upacara adat.

Penutup kepala berbentuk tanduk untuk pengantin mempunyai bentuk yang khusus. Setiap wilayah di Sumatera Barat mempunyai bentuk tanduk yang khas. Kain songket dan lilitan hiasan kepala lah yang membedakan Tingkuluak dari daerah satu dan daerah yang lainnya.

Bagian Pakaian Adat Laki-Laki Padang

Sementara itu, Kaum laki-laki dalam berpakaian pun mempunyai bagian-bagiannya sendiri. Pakaian adat laki-laki yang disebut Baju Penghulu mempunyai aksesoris yang lebih banyak. Memakai Baju Penghulu mempunyai aturannya sendiri. Bagian-bagian Baju Penghulu adalah:

1. Baju

Baju

*

Atasan baju penghulu biasanya berwarna hitam dan terbuat dari beludru. Warna hitam pada baju Penghulu bermakna kepemimpinan. Baju ini membawa pesan bahwa seorang laki-laki harus pandai meredam umpat dan segala puji.

2. Deta

Deta

Penutup Kepala yang menjadi bagian dari Baju Penghulu ini terbuat dari kain berwarna hitam gelap. Biasanya dililitkan untuk agar menghasilkan kerutan. Kerutan-kerutan pada deta melambangkan bahwa seorang kepala adat harus sering mengerutkan dahi.

Makna dari mengerutkan dahi adalah dalam mempertimbangkan sesuatu harus teliti dan penuh pertimbangan. Deta dibedakan berdasarkan urutan pemangku jabatan. Ada deta untuk raja, deta saluak batimbo untuk penghulu, deta ameh, deta cilieng manuru.

3. Sarawa (Celana)

Sarawa (Celana)

Sebagai pelengkap pakaian adat Padang, para laki-laki mengenakan sarawa berwarna hitam. Sarawa mempunyai ukuran besar pada bagian betik dan paha. Ukuran tersebut melambangkan seorang kepala adat atau pemimpin harus berjiwa besar dalam bertugas.

Pelengkap bagian bawah ini diikat dengan kain sutra yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Yang disebut dengan cawek. Kain sarawa yang longgar dan berukuran besar diikat dengan menggunakan cawek.

Kain sutra ini adalah perlambang seorang penghulu atau kepala adat harus cakap tapi lembah lembut dalam memerintah. Selain itu pula, ia harus mampu menjaga jalinan persaudaraan antar masyarakat yang ia pimpin.

4. Keris dan Tongkat

Keris dan Tongkat

*

Pelengkap lain yang dipakai saat mengenakan Baju adat Penghulu adalah keris dan tongkat. Keris diselipkan di pinggang, sedangkan tongkat dipakai sebagai petunjuk jala. Kedua benda tersebut adalah simbol bahwa sebuah kepemimpinan adalah amanah dan tanggung jawab.

Pada bagian pinggang terdapat sehelas kain yang disebut sandang. Kain berwarna merah  ini diikatkan pada pinggang.

Kain merah Sandang berbentuk segi empat. Hal itu adalah lambang tentang seorang pemimpin yan harus tunduk pada hukum adat Minang yang berlaku.

 5. Sasampiang

Sasampiang

*

Sasamping memiliki hiasan benang berwarna-warni. Kain ini disematkan dibagian pundak. Warna merah pada Sasamping bermakna keberanian. Sedangkan hiasa benang makau yang ada pada Sasamping bermakna kearifan dan ilmu yang wajib dimiliki oleh lelaki Minang.

Pakaian adat pada umumnya memang memiliki keunikan sendiri yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat setempat. Termasuk pula pakaian adat Padang ini. Setiap ukiran dan sulaman pada pakaian adat ini mengandung harapan dan doa bagi masyarakat tersebut. Hal itu lah yang menjadikan pakaian ini dihormati bahkan dipandang sebagai pakaian istimewa.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram