Inilah Macam-Macam Pakaian Adat Riau dan Ciri Khasnya

Ditulis oleh Siti Hasanah

Riau adalah wilayah di Sumatera Barat yang kental dengan unsur Islam dan kebudayaan Melayu. Dua unsur tersebut sangat kental mempengaruhi semua sektor kehidupan masyarakat Riau. Hal tersebut tercermin dari segi berpakaian. Pakaian adat Riau sangat memperhatikan nilai-nilai kebudayaan Melayu dan hukum syara.

Pakaian adat Riau dibedakan berdasarkan usai dan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan mempunyai nama sendiri, sedangkan untuk anak-anak dan orang tua pun punya sebutan yang berbeda. Untuk pakaian upacara adat pun berbeda. Tapi semuanya punya kesamaan, yakni panjang dan tertutup.

Inilah ragam pakaian adat Riau dan ciri khasnya yang mesti kamu ketahui. Simak info selengkapnya berikut ini ya!

Baju Monyet

Baju Monyet

*

Pakaian adat anak laki-laki Riau disebut Baju Monyet. Pakaian tradisional ini terdiri dari celana tanggung dan atasan baju panjang. Sebagai pelengkapanya biasanya anak-anak mengenakan penutup kepala yang dibuat dari kain segi empat yang dililitkan. 

Selain kain ikat kepala, agar lebih sederhana dan praktis anak-anak Riau mengenakan peci atau kopiah. Dilihat dari modelnya Baju Monyet ini memang mirip dengan pakaian adat laki-laki dewasa. 

Baju Kurung Anak Perempuan

Baju Kurung Anak Perempuan

*

Sementara untuk anak perempuan Riau mengenakan baju kurung yang diberi aksen hiasan bermotif bunga-bunga pada bagian baju. Untuk bawahannya anak perempuan Riau mengenakan rok dengan ukuran yang lebar dan berwarna serta motif yang sama.

Anak perempuan Riau biasanya mengenakan penutup kepala yang biasa diikatkan pada leher. Penutup kepala ini berupa kerudung atau selendang. Baju kurung bermotif bunga dan baju monyet ini dipakai oleh anak-anak untk bermain dan mengaji. 

Baju Kurung Teluk Belanga

Baju Kurung Teluk Belanga

*

Pakaian adat laki-laki dewasa disebut dengan Teluk Belanga. Baju kurung Teluk Belanga juga dikenakan oleh para orang tua. Baju kurung Teluk Belanga dari Riau ini ditetapkan sebagai ikon pakaian adat Riau oleh pemerintah RI. 

Baju kurung Teluk Belanga menyebar secara luas ke daerah-daerah di sekitar Melayu sejak abad ke-19. baju ini pertama kali diperkenalkan oleh sultan Abu Bakar pada hajat pindahan pemerintah dari Teluk Belanga Singapura ke Tanjung Puteri tahun 1866. 

Sultan Abu Bakar menggabungkan budaya Orang Laut, Bugis dan Melayu pada baju adat ini. Ia pula yang menentukan batas panjang pakaian adat untuk kaum perempuan yang panjangnya di bawah lutut, tidak bersaku dan lehernya halus. 

Baju adat ini mempunyai ciri khas kerah yang berbentuk bulat pada bagian leher dan hanya mempunyai satu kancing di bagian depan. Baju kurung Teluk Belanga mempunyai Dua buah saku yang ditempatkan di kanan kiri bawah baju. 

Untuk bawahannya, baju kurung Teluk Belanga mengenakan celana panjang yang berwarna sama dengan atasan baju kurungnya. Sebagai pelengkapnya, kopiah hitam dan kain sarung dipakai dengan baju adat ini. Kain itu dililitkan di dalam atasan baju kurung Teluk Belanga. 

Baju Cekak Musang

Baju Cekak Musang

*

Baju Cekak Belanga asalnya dari Singapura. Mulanya baju adat ini disebut dengan ‘baju Wan’. nama tersebut diambil dari seorang penduduk yang tinggal di Teluk Belanga yang bernama Hajii Wan Othman. 

Baju ini menjadi terkenal setelah dikenakan oleh anak-anak raja dan pembesar istana dalam upacara adat. Awal mulanya adalah ketika Haji Wan Othman dipanggil ke istana saat menghadap raja. 

Saat itu raja tertarik dengan pakaian yang dikenakan oleh Haji Wan Othman, yaitu baju Cekak Musang. Baju indah tersebut dibuat dari emas dan permata. Dan keindahan pakaian tersebut menarik hati raja. 

Baju Kurung Cekak Musang mempunyai kesamaan dengan baju kurung Teluk Belanga, yaitu adanya dua buah saku pada bagian bawah baju.  Namun, pada baku Cekak Musang terdapat saku tambahan di bagian dada kiri. Ciri khas dari baju Cekak Musang adalah adanya kerah tinggi di bagian leher. Kerah berukuran 2,5 cm tersebut dibuat tegak berdiri. 

Baju Cekak Musang mempunyai minimal tiga buah kancing di bagian depan. Untuk bawahannya, baju Cekak Musang dipadukan dengan celana panjang berwarna sama. Aksesoris yang dipakai pada baju Cekak Musang adalah kain sarung. 

Berbeda dengan cara memakan kain sarung pada Teluk Belanga, kain sarung pada Cekak Musang tersebut dililitkan di pinggang di bagian luar baju. Kopiah hitam khas Riau yang disebut Tanjak Laksamana dipakai untuk melengkapi penampilan. Baju Cekak Musang dikenakan pada acara-acara formal seperti upacara adat pernikahan, keagamaan dan acara resmi pemerintah. 

Cekak Musang untuk Perempuan

Cekak Musang untuk Perempuan

*

Cekak Musang pula dikenakan oleh perempuan dewasa. Bedanya perempuan Riau mengenakan rok panjang sampai mata kaki. Baju Cekak Musang bagi perempuan mempunyai kerah yang berdiri tegak. 

Dinamakan cekak karena adanya kerah tegak pada baju ini. Cekak dalam bahasa Indonesia berarti kerah. Atasan baju Cekak Musang dibuat panjang sampai menyentuh lutut. Pada bagian leher terdapat minimal 3 buah kancing yang menghiasi bagian depan atasan baju. 

Baju Cekak Musang dikenakan pada acara pengantin berinai dan acara-acara adat lainnya. Pada acara tersebut akan terlihat para perempuan memakai baju Cekak Musang dengan warna-warna yang cantik. 

Baju Kebaya Laboh

Baju Kebaya Laboh

Kaum perempuan Riau punya baju adat lain yang disebut dengan Kebaya Laboh. Kebaya khas Riau ini pun sudah ditetapkan sebagai ikon pakaian perempuan Riau. Pakaian adat ini mempunyai model yang mirip dengan pakaian suku melayu.

Zaman dahulu, Kebaya Laboh dikenakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan. Di zaman sekarang Kebaya Laboh dapat dikenakan oleh para gadis-gadis dan wanita Riau dari berbagai kalangan. 

Atasan Kebaya Laboh berukuran panjang sampai lutut. Bagian bawah Kebaya Laboh dibuat melebar menyerupai buah labu. Itu lah sebabnya baju ini dinamakan Kebaya Laboh. 

Kebaya Laboh terbuat dari bahan sutra yang lembut. Para wanita memakai bawahan kain songket sebagai padanan Kebaya Laboh. Baju Kebaya Laboh pun mempunyai kancing minimal tiga buah, sama seperti baju adat Riau lainnya. 

Kebaya Laboh dikenakan sehari-hari dan acara resmi seperti upacara adat keagamaan dan lain-lain. Para wanita memakai kerudung atau jilbab sebagai penutup kepala. 

Baju Kebaya Pendek

Baju Kebaya Pendek

Selain Kebaya Laboh, Riau punya kebaya lain yang juga merupakan pakaian adat. Masyarakat Riau menamai pakaian ini dengan Kebaya Pendek. Kebaya Pendek khas Riau terbuat dari kain katun yang dihiasi payet di bagian bawah baju. 

Kebaya ini dinamakan Kebaya Pendek sebab atasan yang dikenakan tidak sepanjang kebaya Laboh yang mencapai lutut. Atasan Kebaya Pendek khas Riau hanya mencapai pinggul.

Anak-anak gadis dan wanita mengenakan Kebaya Pendek untuk beraktivitas sehari-hari dan pada acara pernikahan. Pada acara pernikahan Kebaya Pendek dikenakan pada malam barandam. 

Baju Kurung Tulang Belut 

Baju Kurung Tulang Belut 

*

Sekilas Baju Kurung Tulang Belut mirip dengan baju kurung khas Melayu lainnya. Namun, yang membedakan adalah saku dan bentuk kerahnya. Bentuk kerah baju kurung Tulang Belut berbentuk bulat dan dilengkapi dengan satu buah kancing. 

Baju Kurung Tulang Belut dihiasi dengan motif di bagian tepi bawah atasan baju. Motif khas tersebut menjadi pemanis baju agar tidak terlihat polos dan biasa saja.

Baju kurung tulang belut dipakai dengan rok yang berwarna sama. Baju ini dikenakan oleh wanita yang sudah tua. Biasanya mereka mengenakan baju kurung tulang belut dengan selendang yang disampirkan di bahu atau penutup kepala berupa jilbab. 

Selain baju dan kelengkapannya yang menjadi ciri khas pakaian adat Riau, warna-warna yang digunakan dalam pakaian ini pun mempunyai arti yang berbeda-beda. Warna-warna ini merupakan simbol dan identitas sosial bagi pemakainya. Adanya ragam makna menambah keanekaragaman budaya Indonesia. Negara kita ini sungguh kaya bukan? 

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram