10 Peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam yang Wajib Dilestarikan
Kerajaan Aceh adalah Kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Sumatera. Kerajaan Aceh sendiri didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Di era kejayaannya, Kerajaan Aceh mampu mengembangkan sistem pendidikan militer untuk menentang sistem imperialisme yang di bawa oleh bangsa Eropa.
Setelah kekuasaan kerajaan tersebut berakhir pada tahun 1903 silam. Kerajaan Aceh pun meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang mengagumkan. Nah, apa saja peninggalan dari salah satu kerajaan Nusantara ini? Yuk, simak beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Aceh yang akan diulas berikut ini!
1. Masjid Raya Baiturrahman
Salah satu peninggalan Kerajaan Aceh yang masih dapat dilihat hingga saat ini adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan yang cukup terkenal. Masjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1612 Masehi.
Masjid Baiturrahman sendiri memiliki sejarah kelam, yaitu saat Belanda melancarkan agresi militer II dimana hampir sebagian besar bangunan dibakar habis. Meski demikian, untuk meredam amarah masyarakat Aceh. Pihak Belanda pun kemudian membangun kembali Masjid terbesar yang ada di Aceh tersebut.
2. Masjid Tua Indrapuri
Peninggalan Kerajaan Aceh yang menarik selanjutnya adalah Masjid Tua Indrapuri. Masjid ini sendiri diperkirakan telah dibangun sejak abad ke-12 Masehi pada masa kekuasaan Kerajaan Hindu di Aceh. Masjid Tua Indrapuri memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu perpaduan antara kebudayaan Hindu dan sentuhan khas bernuansa islami.
Konon, bangunan berbentuk candi ini digunakan sebagai benteng pertahanan oleh kerajaan Hindu. Sejak masuknya Islam pada tahun 1300 silam. Benteng ini pun kemudian beralih fungsi menjadi tempat ibadah sekaligus benteng pertahanan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
3. Taman Sari Gunongan
Nah, peninggalan lainnya dari Kerajaan Aceh yang tak kalah memukau adalah taman Sari Gunongan. Taman Sari Gunongan memiliki cerita sejarah yang cukup menarik, yaitu mengenai kisah asmara antara Sultan Iskandar Muda dan Putri Boyongan dari Kerajaan Pahang.
Konon, keberadaan taman indah yang dilengkapi dengan Gunongan tersebut merupakan bukti cinta sang raja kepada putri berparas cantik dan berbudi luhur tersebut. Taman Sari Gunongan sendiri merupakan satu dari sekian peninggalan Kerajaan Aceh yang berhasil diselamatkan pada masa agresi militer yang dilakukan oleh tentara Belanda di Aceh.
4. Stempel Cap Sikureung
Peninggalan Kerajaan Aceh selanjutnya adalah Stempel Cap Sikureung. Stempel sendiri merupakan benda yang kerap digunakan oleh kerajaan sebagai penentu validitas. Penggunaan stempel di Kerajaan Aceh sendiri untuk pertama kali digunakan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan menyebut stempel yang terbuat dari batu tersebut dengan nama Cap Sikureung karena di dalamnya terdapat Sembilan lingkaran dengan nama para pemimpin yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh. Setiap stempel akan dibuat berbeda dari satu generasi ke generasi lainnya. Meskipun demikian, mode yang terdapat dalam stempel masih tetap sama.
5. Pinto Khop
Pinto Khop adalah salah satu peninggalan Kerajaan Aceh berupa gerbang berbentuk kubah besar. Pinto Khop sendiri merupakan pintu penghubung antar istana dan Putroe Pahang yang terletak di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Dahulu kala, bangunan yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda ini merupakan tempat istirahat putri Pahang setelah selesai melalukan aktivitas berenang. Di lokasi tersebut juga terdapat sebuah kolam yang biasa digunakan oleh sang putri untuk mandi kembang.
6. Makam Sultan Iskandar Muda
Peninggalan Kerajaan Aceh yang juga cukup terkenal adalah makam Sultan Iskandar Muda. Ia adalah salah satu raja yang berhasil membawa Kerajaan Aceh ke puncak keemasan pada masa kepemimpinannya, yaitu pada tahun 1607-1636.
Berkat Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mendapat reputasi yang cukup baik di dunia internasional. Makamnya sendiri terletak di Kelurahan Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Bangunan makannya memiliki nuansa islami yang cukup kental dimana di atas batu nisannya sendiri terdapat ukiran kaligrafi Arab yang khas.
7. Benteng Indra Patra
Selanjutnya terdapat pula peninggalan Kerajaan Aceh yang memiliki nilai sejarah yang menarik. Benteng Indra Patra adalah benteng yang dibangun oleh kerajaan Lamuri, yaitu Kerajaan Hindu yang sempat menduduki wilayah Aceh.
Meskipun pada akhirnya sebagian wilayah Aceh dikuasai oleh kKerajaan Islam, namun benteng peninggalan tersebut masih digunakan sebagai tempat pertahanan kerajaan. Benteng Indra Patra sendiri merupakan tempat dinama laksamana Malahayati mengemban tugas menjaga pertahanan dari serangan penjajah Portugis.
8. Meriam Kesultanan Aceh
Hubungan kerjasama antara Kerajaan Aceh dan kerajaan yang ada di luar negeri memang cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari salah satu peninggalan Kerajaan Aceh, yaitu Meriam Kesultanan Aceh. Dahulu, kerajaan Turki yang dipimpin oleh Sultan Selim II mengirim teknisi senjata yang dimiliki kerajaan Turki ke Aceh.
Dari sana, Kerajaan Aceh mulai merakit sendiri persenjataan berupa meriam yang terbuat dari kuningan. Meriam sendiri merupakan salah satu senjata yang kerap digunakan oleh kerajaan untuk mempertahankan keutuhan wilayahnya. Kekuatan ledakan yang besar menjadi salah satu yang cukup ditakuti oleh musuh.
9. Hikayat Prang Sabi
Nah, peninggalan lain yang cukup menarik adalah Hikayat Prang Sabi. Hikayat Prang Sabi adalah sebuah karya sastra yang dibuat dalam bentuk hikayat. Hikayat Prang Sabi ditulis oleh para ulama Aceh untuk memupuk semangat juang rakyat Aceh dalam melawan bangsa penjajah.
Hikayat Prang Sabi senior berisikan pesan, nasihat serta seruan jihad untuk berjuang menegakkan agama Islam di tanah rencong. Hikayat Prang Sabi sendiri menjadi sebuah karya sastra berusia ratusan tahun yang memiliki nilai historis yang cukup menyentuh bagi rakyat Aceh.
10. Uang Emas Kerajaan Aceh
Salah satu peninggalan lainnya dari kerajaan Aceh adalah mata uang berupa logam emas. Emas sendiri kerap dijadikan sebagai alat tukar resmi perdagangan di masa lalu. Seperti kita ketahui Aceh sendiri merupakan kerajaan dagang yang cukup maju. Aceh sendiri kerap menjadi lokasi untuk melakukan transaksi perdagangan internasional.
Hal itulah yang melandasi kerjaan Aceh membuat mata uang resmi sebagai nilai tukar dalam perdagangan. Uang Emas Kerajaan Aceh terbuat dari emas yang berisikan ukiran nama-nama para pemimpin yang berkuasa di Aceh. Keberadaan mata uang ini menjadi saksi bahwa dahulu kerajaan Aceh merupakan kerajaan dagang yang cukup berjaya dalam bidang ekonomi.
Itulah 10 Peninggalan menarik Kerajaan Aceh Darussalam yang wajib untuk kita lestarikan. Nah, jika kamu memiliki kesempatan untuk berpelesir ke Aceh, maka tidak ada salahnya untuk melihat secara langsung peninggalan-peninggalan kerajaan Aceh yang telah disebutkan di atas. Meskipun telah berusia ratusan tahun, namun keberadaannya sendiri masih terlihat utuh dan mengagumkan.