10 Peninggalan Kerajaan Banten, Kerajaan di Tanah Pasundan

Ditulis oleh Syarip Ahmad D

Kerajaan Banten merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berada di Provinsi Banten, Indonesia. Keraajan Banten sendiri adalah bagian dari pengembangan wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak di kawasan pesisir barat Pulau Jawa.

Meskipun kekuatan politik kesultanan Banten pada akhirnya runtuh di tahun 1813, namun sisa-sisa peninggalan Kerajaan Islam yang sempat mempertahankan kejayaan selama hampir 3 abad tersebut masih bisa masyarakat tanah air lihat hingga saat ini.

Apa saja sisa-sisa peninggalan Kerajaan Banten? Kali ini Keluyuran akan mengulasnya dalam artikel berikut ini.

1. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten

Peninggalan Kerajaan Banten pertama yang masih bisa kita lihat adalah Masjid Agung Banten yang terletak di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen. Masjid ini adalah salah satu tempat peribadatan ajaran Islam tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin di tahun 1652.

Di area masjid sendiri terdapat area kompleks pemakaman Sultan Banten dan juga kerabatnya. Meski telah berusia cukup tua, namun Masjid Agung Banten masih digunakan untuk tempat ibadah. Masjid Agung sendiri dikenal karena memiliki menara unik dengan sentuhan arsitektur China pada bagian kubah menara yang mirip dengan mercusuar.

2. Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk merupakan sisa bangunan pada masa pemerintahan kerajaan Banten yang berada di kampung Pamarican, Serang, Banten. Benteng Speelwijk merupakan poros pertahanan maritim yang dibangun pada abad ke-17. Benteng ini adalah bagian dari benteng pertahanan di sekitar Selat Sunda.

Benteng setinggi 3 meter ini dirancang oleh Hendrick Loocaszoon Cardeel pada tahun 1681-1684, yaitu pada masa Sultan Abu Nas Abdul Qohar. Benteng ini dilengkapi dengan menara pengintai dan senjata meriam yang terhubung dengan Keraton Surosowam.

Meski kondisi bangunan sudah tidak utuh, namun masyarakat sendiri masih bisa melihat sisa peninggalan berupa ruang bawah tanah yang terhubung pada lorong di bagian Barat.

3. Istana Keraton Surosowan

Istana Keraton Surosowan

Keraton Surosowan merupakan peninggalan kerajaan Banten yang berdiri sekitar tahun 1522-1526 oleh Maulana Hasanuddin. Keraton ini dirancang oleh arsitek asal Belanda bernama Hendrik Lucasz Cardeel. Keraton yang berdiri di area lahan seluas 3 hektar ini memiliki dinding pembatas setinggi 2 meter.

Pada masa kejayaannya, kota Banten sendiri mendapatkan julukan Kota Intan. Meski hampir sebagian besar dinding bangunan keraton tidak terlihat utuh, namun masih menyisakan puing-puing dinding serta pondasi puluhan ruangan berbentuk persegi empat.

Salah satu yang cukup terkenal di kawasan komplek keraton tersebut adalah bekas kolam taman bernama Bale Kambang Rara Denok serta pancuran pemandian yang dikenal dengan Pancuran Mas.

4. Istana Keraton Kaibon

Istana Keraton Kaibon

Istana Keraton Kaibon adalah tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Syaifudin. Istana yang hanya menyisakan puing-puing akibat bentrokan antara Kerajaan Banten dengan Belanda pada tahun 1832 ini memang cukup memprihatinkan. Meski demikian, bangunan yang menyimpan sejarah kelam penjajah kolonial di tanah air ini masih dapat dilihat oleh masyarakat.

Salah satunya adalah gerbang serta  pintu yang cukup besar di lokasi tempat istana tersebut berada. Arsitektur Keraton ini memang sangat unik. Mengingat istana Keraton tersebut dibangun di atas saluran air sehingga telihatnya seolah-olah berdiri di atas air.

5. Danau Tasikardi

Danau Tasikardi

Danau Tasikardi adalah sebuah danau buatan yang terletak di sekitar Istana Keraton Kaibon. Danau ini diperkirakan dibuat pada tahun 1570-1580 pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf. Danau yang memiliki luas sekitar hampir 5 hektar ini dilapisi ubin dan batu bata.

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram