Yuk, Berwisata Sejarah ke Peninggalan Kerajaan Makassar!
Indonesia memiliki sejarah yang kental mengenai kerajaan. Negara berpulau-pulau ini dikuasai oleh raja-raja hebat pada masanya, yang berasal dari banyak kerajaan di seluruh nusantara. Salah satunya adalah Kerajaan Makassar.
Kehebatan kerajaan-kerajaan di Indonesia tersebut dapat dilihat melalui bangunan bekas peninggalannya. Kamu akan dibuat kagum dengan arsitektur, kekokohan serta cerita di belakangnya.
Cikal-Bakal Kerajaan Makassar
Pulau Sulawesi dengan empat semenanjung yang dimilikinya, yang masing-masing menghadap laut berbeda menjadi wilayah dan rumah bagi banyak sekali suku. Masing-masing membentuk sebuah kerajaan kecil, antara lain Kerajaan Wajo, Kerajaan Soppeng, Kerajaan Bantaeng dan Kerajaan Luwu.
Kerajaan Makassar sendiri lahir dari gabungan dua kerjaan, yakni Kerajaan Gowa dan Kerajan Tallo. Kedua kerajaan tersebut dipercaya memiliki garis keturunan yang sama. Keduanya memiliki potensi dan kuasa yang berbeda.
Kerajaan Gowa terkenal dengan potensi agrarisnya. Sementara Kerajaan Tallo yang letaknya lebih ke pesisir, unggul dalam hal akses perdagangan melalui laut. Kedua kerajaan ini bersatu pada saat pemerintahan Raja Gowa IX.
Bersatunya kedua kerajaan tersebut berada di bawah sumpah “La iannamo tau ampasiewai Gowa na Tallo iamo nacalla rewata.” Sumpah tersebut bermakna “Siapa yang memecah belah antara Gowa dan Tallo, akan mendapat celaka dari dewata.”
Bergabungnya dua kerajaan tersebut menciptakan satu kerajaan baru yang kuat dalam bidang pertanian, beras, rempah-rempah dan kemaritiman; dalam hal ini kerjaan tersebut memiliki armada laut yang kuat, yang mendukung perdagangan serta pelayaran. Kerajaan Makassar pun tumbuh pesat.
Letak kerajaan yang strategis sekaligus berkontribusi terhadap penyebaran agama Islam di wilayah Sulawesi. Perubahan-perubahan pun dilakukan untuk kemajuan kerajaan. Termasuk membangun beberapa tempat atau landmark yang kelak menjadi peninggalan Kerajaan Makassar.
Peninggalan Kerajaan Makassar
Peninggalan Kerajaan Makassar yang berharga dan bernilai sejarah merupakan daya tarik tersendiri bagi bidang pariwisata Sulawesi Selatan. Turis dalam dan luar negeri ramai berkunjung setiap tahunnya.
Apabila kamu punya rencana untuk mengeksplore wilayah dan berwisata sejarah ke berbagai tempat di Indonesia, bangunan-bangunan peninggalan dari Kerajaan Makassar wajib masuk daftar tempat yang harus dikunjungi. Apa saja kah itu? Simak ulasannya berikut ini!
1. Benteng Somba Opu
Hal yang menarik dari Benteng Somba Opu adalah material pembuatannya ketika pertama kali ia dibuat, yaitu tanah liat dan putih telur. Namun perubahan demi perubahan terus dilakukan guna struktur yang lebih kokoh.
Benteng Somba Opu memiliki sejarah yang kuat bagi Kerajaan Makassar. Pasalnya pusat kerajaan Gowa dan Tallo berada di dalam benteng ini. Kehidupan masyarakatnya berada di sekitar benteng. Mulai dari perkampungan, aktivitas perdagangan dan lain-lain.
Pembangunan Benteng Somba Opu dimulai abad ke 16. Menurut sejarah, keberadaanya sangat sulit ditaklukkan oleh penjajah. Perannya yang cukup penting, yaitu pusat perdagangan rempah-rempah, membuat Belanda ingin menguasainya.
Di bagian dalam benteng, kamu akan melihat meriam sepanjang 6 meter dengan berat sekitar 9,5 ton. Selain itu, kamu juga akan melihat bangunan-bangunan adat yang menyimbolkan bahwa Kerajaan Makassar menyatukan semua kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan.
- Alamat: Jln. Dg Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
- Jam operasional: 08.00 WITA – 19.00 WITA
- Harga tiket: Rp2.000
2. Pelabuhan Paotere
Pelabuhan Paotere menjadi peninggalan Kerajaan Makassar yang selanjutnya. Ia merupakan saksi bisu ramainya arus perdagangan internasional yang berlangsung di kawasan ini.
Pelabuhan Paotere banyak mempertemukan para saudagar dari berbagai bangsa. Pelabuhan ini juga menjadi titik keberangkatan para armada milik kerajaan saat akan berperang atau berdagang. Paotere menjadi pintu gerbang untuk pengiriman berbagai komiditas dari nusantara ke luar negeri.
- Alamat: Jln. Sabutung Baru, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar
3. Benteng Jumpandang (Benteng Fort Rotterdam)
Benteng Jumpandang atau Benteng Ujung Pandang adalah nama asli dari Benteng Fort Rotterdam sebelum dikuasai Belanda. Ia merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Makassar yang dibangun tahun 1545, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Gowa IX bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung.
Mulanya Benteng Jumpandang dibuat dari tanah liat. Namun, kontruksinya diubah agar lebih kokoh menggunakan batu padas dari pegunungan Karst yang berasal dari Maros. Dilihat dari bentuknya, benteng ini seperti penyu. Hal tersebut sesuai dengan filosofi Kerajaan Gowa, yaitu berjaya di daratan, berjaya pula di lautan.
Benteng Jumpandang mulanya adalah markas dari pasukan katak Kerajaan Gowa. Sayang, pada Perjanjian Bungayya, benteng ini harus diserahkan pada pihak Belanda. Namanya pun diubah menjadi Benteng Fort Rotterdam.
Setelah jatuh ke tangan Belanda, benteng ini difungsikan sebagai gudang penampungan rempah-rempah yang datang dari Indonesia bagian timur. Secara otomatis, segala bentuk aktivitas berpusat di sini.
- Alamat: Jln. Ujung Pandang No.2, Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
- Jam operasional: Senin – Minggu, pukul 08.00 WITA – 18.00 WITA
- Tiket masuk: Rp5000 (dewasa), Rp2000 (anak-anak)
4. Museum Balla Lompoa (Istana Gowa)
Museum Balla Lampoa merupakan kediaman bagi para keturunan Kerajaan Makassar. Museum ini didirikan oleh Raja Gowa XXXV atau I Mangngi Mangngi Daeng Mattutu. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Makassar, yaitu hanya 30 menit. Balla Lampoa sendiri dalam bahasa Indonesia berarti “Rumah Kebesaran.”
Ketika berkunjung ke Museum Balla Lampoa, kamu juga harus bertandang ke Istana Tamalate yang masih berada satu area dengannya. Istana Tamalate dibangun oleh Bupati Gowa pada sekitar 1980-an.
Kedua bangunan bersejarah tersebut memiliki arsitektur yang cantik juga sarat sejarah. Berbagai benda pusaka dan peninggalan kerajaan, tersimpan di sana.
- Alamat: Jln. Sultan Hasanuddin No.48, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa
- Jam operasional: Senin-Kamis pukul 08.00 WITA – 16.00 WITA
- Tiket masuk: Rp5000
5. Masjid Katangka
Masjid Katangka merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Tempat ibadah umat Muslim ini merupakan Peninggalan Kerajaan Makassar yang dibangun sekitar tahun 1603. Ia didirikan pada masa Sultan Alauddin. Tujuannya agar semakin mengukuhkan Islam sebagai agama di kerajaan.
Pada masa peperangan, selain digunakan untuk beribadah, Masjid Katangka juga dipakai sebagai area pertahanan. Ia merupakan masjid bagi Kerajaan Gowa. Letaknya sendiri berada di bagian utara kompleks makam Sultan Hasanudin.
Secara arsitektur, Masjid Katangka ditopang oleh empat tiang yang besar di bagian tengah. Empat tiang itu sendiri melambangkan sahabat nabi. Masjid juga dilengkapi enam jendela dan lima pintu yang masing-masing memiliki filosofi.
Selain kelima peninggalan Kerajaan Makassar di atas, ada beberapa peninggalan lainnya. Antara lain berupa masjid, yaitu Masjid Jongaya yang dibangun oleh Raja Gowa ke 34, Masjid Jami Nurul Mu’minin, kompleks Makam Katangka yang merupakan tempat bersemayamnya keturunan-keturunan raja serta makam dari Sheikh Yusuf Tajul Khalwati.
- Alamat: Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa
Sisa-sisa kejayaan Kerajaan Makassar tergambar dalam peninggalan-peninggalan tersebut. Sebagai generasi muda, tidak ada salahnya bagi kita untuk mengingat kembali kebesaran sebuah kerajaan yang pernah ada di Indonesia dengan cara mengunjunginya.
Apakah ada rencana untuk berlibur ke Makassar dalam waktu dekat ini? Kalau begitu, jangan lewatkan kesempatan untuk datang ke bangunan-bangunan serta landmark bersejarah di atas ya! Selamat berlibur!