8 Peninggalan Kerajaan Pajajaran yang Masih Tersisa

Ditulis oleh Riastri Herliana

Kerajaan Pajajaran merupakan kerajaan Hindu yang terletak di sisi barat Pulau Jawa. Kerajaan Pajajaran disebut juga sebagai Kerajaan Sunda. Kerajaan ini didirikan oleh Sri Jayabhupati pada tahun 923 Masehi. Ibukota Kerajaan Pajajaran berada di Pakuan, yang kini dikenal dengan Kota Bogor, Jawa Barat. Di sinilah awal mula nama “Pasundan” berasal.

Kerajaan Pajajaran berdiri setelah Wastu Kencana wafat pada tahun 1475. Sepeninggal Rahyang Wastu Kencana, Kerajaan Galuh dipecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Pajajaran dengan Prabu Susuktunggal dan Dewa Niskala. Sejarah Kerajaan Pajajaran tak lepas dari kerajaan pendahulunya, yaitu Kerajaan Sunda, Kerajaan Tarumanegara, dan Kerajaan Galuh.

Kerajaan Pajajaran awal mulanya berada di daerah Galuh, Jawa Barat. Raja pertama Kerajaan Pajajaran adalah Raja Sena. Kemudian dilanjutkan dengan Raja Jayahubpati yang mengembangkan ajaran Hindu Waisnawa. Kerajaan Pajajaran dikenal dengan Perang Bubat yang sangat bersejarah.

Sambil mengenal sejarah budaya Sunda, ketahui 8 peninggalan masa Kerajaan Pajajaran yang sudah Keluyuran rangkum berikut ini.

1. Prasasti Perjanjian Sunda Portugis

Prasasti Perjanjian Sunda Portugis

Prasasti Perjanjian Sunda Portugis merupakan prasasti berbentuk tugu batu yang ditemukan pada tahun 1918 di Batavia, yang kini menjadi DKI Jakarta. Ini merupakan prasasti yang menjadi tanda perjanjian antara Kerajaan Sunda dengan Kerajaan Portugis yang dibuat oleh utusan dagang Kerajaan Portugis dari Malaka.

Prasasti Perjanjian Sunda Portugis disebut juga Padrao Sunda Kelapa. Prasasti ini didirikan di atas tanah yang digunakan sebagai tempat membangun benteng pertahanan Portugis. Padrao ditemukan dengan cara menggali untuk membangun gudang di sudut Prinsenstraat dan Groenestraat yang kini masuk ke dalam wilayah Jakarta Barat.

2. Prasasti Pasir Datar

Prasasti Pasir Datar

Prasasti Pasir Datar merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran yang ditemukan di perkebunan kopi daerah Pasir Datar, Desa Cisande, Kabupaten Sukabumi. Karena ditemukan di daerah Pasir Datar, maka prasasti ini diberi nama Prasasti Pasir Datar. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1872 yang terbuat dari material batu alam.

Isi dari prasasti sampai saat ini belum dapat diartikan. Hal tersebut membuat prasasti ini belum dilakukan transkripsi dan masih perlu dicari makna dari isi prasasti. Saat iini, Prasasti Pasir Datar disimpan di Museum Nasional Jakarta.

3. Situs Karangkamulyan

Situs Karangkamulyan

Situs Karangkamulyan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Galuh Hindu Buddha. Situs Karangkamulyan menceritakan hubungan antara Ciung Wanara dengan Kerajaan Galuh. Cerita yang kental akan kisah pahlawan heban yang sakti dan keperkasaannya tidak dimiliki oleh orang biasa, hanya dimiliki Ciung Wanara seorang.

Situs Karangkamulyan terdiri dari tumpukan batu. Serta memiliki 8 objek, diantaranya Pangcalikan, Sipatahunan, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan dan Makam Sri Bhagawat Pohaci, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan Fetur Parit Benteng. Situs Karangkamulyan berada di Desa Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis.

4. Prasasti Cikapundung

Prasasti Cikapundung

Prasasti Cikapundung merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sunda. Prasasti ini ditemukan di Sungai Cikapundung, Kota Bandung, pada tanggal 8 Oktober 2010. Prasasti yang ditemukan memiliki panjang 178 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 55 cm. Berdasarkan aksara Sunda kuno yang tertera, Prasasti Cikapundung berasal dari abad ke-14.

Pada Prasasti Cikapundung terdapat dua baris tulisan “unggal jagat jalmah hendap” yang berarti semua manusia di dunia akan mengalami sesuatu. Tak hanya terdapat tulisan dengan aksara Sunda kuno saja, ada pula gambar wajah, telapak tangan, dan telapak kaki yang dianggap sebagai lambang dari penguasa.

5. Prasasti Huludayeuh

Prasasti Huludayeuh

Prasasti Huludayeuh merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran yang terletak di Kampung Huludayeuh, Desa Cikalahang, Kabupaten Cirebon. Prasasti ini ditemukan pada bulan September 1991. Isi Prasasti Huludayeuh terdiri dari 11 baris tulisan dengan aksara Sunda kuno yang menceritakan Sri Maharaja Ratu Haji di Pakwan Sya Sang Ratu Dewata dan berkaitan usaha untuk membuat makmur negerinya.

Prasati Huludayeuh terbuat dari batu andesit dengan bentuk lempengan batu yang diberdirikan, dan menyatu dengan lantai berupa susuna batu kali yang disemen. Pada sisi kiri dan kanan bagian atas prasasti terpenggal, sehingga ada beberapa aksara yang hilang. Permukaan batu tulisan pun terlihat sudah mengalami proses perataan dan penghalusan dengan benda kelas.

6. Prasasti Batu Tulis

Prasasti Batu Tulis

Prasasti Batutulis ditemukan oleh Adolf Winkler yang merupakan kapten VOC saat menjalankan ekspedisi pembuatan peta lokasi bekas kerajaan Pajajaran. Pada tahun 1690, rombongan Winkler tiba di daerah yang kini dikenal sebagai Batutulis, Bogor. Winkler menemukan prasasti setinggi dua hasta yang memuat informasi penting terkait sejarah Sunda kuno.

Pada tahun 1817, dilakukan penelitian epigrafis oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles, dan hasil penelitiannya jadikan sebuah karya monumental The History of Java. Kemudian di tahun 1853, seorang Sarjana Belanda membuat alih aksara dan terjemahan ke bahasa Belanda, lengkap dengan transkripsinya.

Prasasti Batutulis tak hanya terdapat aksara Sunda kuno saja, melainkan ada pula teks beraksara Jawa kuno dalam sembilan baris. Aksara yang tertulis di atas prasasti ini berkaitan dengan candrasengkala atau kronogram. Jika diletiti, Prasasti Batutulis ditulis pada tahun 1455 Caka, atau 1533 Masehi.

7. Prasasti Kebon Kopi II

Prasasti Kebon Kopi II

Prasasti Kebon Kopi II merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sunda Galuh yang ditemukan tidak jauh dari Prasasti Kebon Kopi I, yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Prasasti Kebon Kopi II hilang dicuri pada tahun 1940-an. Pada prasasti ini tertulis dalam bahasa Sansekerta yang menafsirkan angka 932 Masehi.

Prasasti Kebon Kopi II bertuliskan “Raja Sunda menduduki kembali tahtanya” dalam bahasa Sansekerta. Prasasti ini disebut juga sebagai Prasasti Pasir Muara. Menurut Lembaga Penelitian dari Prancis, Prasasti Kebon Kopi II mengacu pada pendirian Kerajaan Sunda, karena terdapat nama “Sunda” yang terdapat pada prasasti ini.

8. Prasasti Ulubelu

Prasasti Ulubelu

Prasasti Ulubelu merupakan salkah satu peninggalan Kerajaan Pajajan yang ditemukan di Ulubelu, Desa Rebangpunggung, Lampung, pada tahun 1936. Prasasti ini ditemukan di Pulau Sumatera, tetapi sejarawan meyakini bahwa aksara yang dipergunakan pada Prasasti Ulubelu menggunakan aksara Sunda Kuno, dan merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran.

Hal tersebut diperkuat dengan adanya wilayah Kerajaan Sunda di Lampung. Kerasaan Pajajaran runtuh oleh Kesultanan Banten, kemudian wilayah Sumatera bagian selatan dilanjutkan oleh Kesultanan Banten.

Isi Prasasti Ulubelu berupa permintaan tolong kepada dewa utama, yaitu Batara Guru (Siwa), Wisnu, Brahma, dan dewa penguasa air, pohon, dan tanah untuk menjaga keselamatan dari musuh.

Demikian informasi tentang 8 peninggalan Kerajaan Pajajaran yang patut dipelajari. Dalam hidup ini tak lepas dari yang namanya sejarah. Dengan adanya peninggalan kerajaan pada masa lampau, membuat masyarakat masa kini dapat mengetahui sejarah kehidupan yang ada pada zaman dahulu. Bagaimana? Belajar sejarah sangat menarik bukan?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram