10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Bersejarah

Ditulis oleh Syarip Ahmad D

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia yang cukup berpengaruh pada perkembangan kebudayaan yang ada di tanah air. Sejak Sri Jayanasa menaklukkan Jawa dan Melayu pada tahun 671. Kerajaan Sriwijaya semakin berkembang pesat hingga ke beberapa wilayah di tanah air bahkan sampai ke beberapa negara lain yang ada di Asia.

Meskipun era kerajaan tersebut sudah berakhir, namun sisa-sisa peninggalannya masih bisa kita temukan sampai saat ini. Bagi para pencinta sejarah Indonesia pasti sudah tidak asing dengan 10 Peninggalan kerajaan Sriwijaya yang telah Keluyuran rangkum di bawah. Nah, Apa saja itu? Yuk, kita simak ulasannya berikut ini!

1. Prasasti Talang Tuwo

Prasasti Talang Tuwo

Prasasti Talang Tuwo ditemukan di Kaki Bukit Siguntang pada abad ke-17 oleh Louistant Westenenk di desa Gandus sebelah barat Palembang pada tahun 1920. Masyarakat awam sendiri lebih sering menyebut peninggalan kerajaan yang memiliki nilai sejarah ini dengan prasasti Bukit Siguntang.

Prasasti ini diperkirakan merupakan peninggalan abad ke-7 pada masa kerajaan Sriwijaya. Talang Tuwo berisikan pesan penting sang raja yang dituliskan dalam aksara Pallawa menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini berisikan pesan untuk senantiasa menjaga dan merawat alam supaya bisa dimanfaatkan oleh seluruh rakyat.

2. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu

Peninggalan lain dari kerajaan Sriwijaya selanjutnya adalah prasasti Telaga Batu yang ditemukan pada tahun 1935 di kecamatan Ilir Timur, Palembang. Prasasti Telaga Batu diperkirakan peninggalan kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi.

Sama seperti peninggalan prasasti Talang Tuwo, prasasti Telaga Batu pun ditulis dalam aksara Pallawa dengan menggunakan bahasa Melayu Kuna. Isi dari prasasti itu sendiri menuliskan kecaman dan kutukan bagi setiap orang tanpa terkecuali, yang berani berbuat kejahatan serta berbuat tidak patuh pada kepemimpinan Sriwijaya.

3. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor

Selain itu ada pula prasasti Ligor. Peninggalan yang satu ini ditemukan jauh dari pusat kerajaan Sriwijaya, yaitu di Ligor atau yang sekarang dikenal dengan daerah bernama Nakhon Si Thammarat yang ada di Thailand selatan. Prasasti Ligor sendiri diduga merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya pada tahun 775 Masehi.

Prasasti Ligor terdiri dari dua naskah kuno dimana pada naskah pertama berisikan berita tentang sosok raja Sriwijaya, raja dari segala raja yang ada di dunia, raja yang mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajara.

Sementara pada naskah kedua ditulis dalam aksara Kawi yang mengabarkan tentang Visnu yang memiliki gelar Sri Maharaja, keturunan dari raja Sailendra yang memiliki julukan sesavvarimadavimathana, yang berarti sang pembunuh para musuh yang sombong sampai tak terisisa.

4. Prasasti Karang Berahi

Prasasti Karang Berahi

Berikutnya ada Prasasti Karang Berahi. Parasasti ini ditemukan di Karang Berahi di Kabupaten Merangin, Jambi pada tahun 1904. Prasasti Karang Berahi sendiri pertama kali ditemukan oleh L.M. Berkhout. Prasasti ini sendiri berisikan naskah kuno yang hampir mirip dengan apa yang tertulis pada prasasti Telaga Batu.

Dimana naskahnya sendiri ditulis dalam huruf Pallawa dengan bahasa Melayu Kuna. Isinya sendiri berupa kecaman dan kutukan pada siapa saja yang tidak tunduk pada perintah kerajaan dan patuh pada sang Raja atau bagi orang-orang yang berencana berkhianat dengan cara melakukan pemberontakan.

5. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya berupa prasasti tiang batu. Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh J.K Van derajat Meulensteen pada tahun 1892 di Kotakapur yang berada di pesisir barat Pulau Bangka. Hampir sama dengan prasasti yang Telaga Batu dan Karang Berahi

Prasasti Kota Kapur juga berisi kutukan pada orang-orang yang berusaha berbuat makar pada kerajaan serta berbuat tidak tunduk pada raja. Prasasti ini sendiri diketahui sebagai prasasti tertua yang menggunakan bahasa Melayu Kuna.

6. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit

Peninggalan Sriwijaya lainnya yang juga menjadi bukti eksistensinya di tanah air adalah prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan oleh M. Batenburg pada tahun 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Palembang, Sumatra Selatan.

Prasastinya sendiri ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuna dengan aksara Pallawa. Prasasti Kedukan Bukit berisi manuskrip yang berisi 3 peristiwa besar dan penting dalam sejarah perjalanan kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Dalam prasasti itu juga disebutkan juga waktu berdirinya kerajaan tersebut.

7. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus

Salah satu peninggalan menarik lainnya dari kerajaan Sriwijaya adalah Candi Muara Takus. Candi Muara Takus merupakan situs peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya yang sempat masuk menjadi kandidat dalam Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2009.

Lokasi candinya sendiri terletak di desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Riau. Meskipun informasi mengenai candi yang satu ini masih belum banyak diketahui, namun menurut para sejarawan yang telah meneliti keberadaan candi tersebut. Candi ini diduga telah berdiri sejak masa keemasan kerajaan tersebut.

8. Prasasti Leiden

Prasasti Leiden

Prasasti Leiden merupakan salah satu peninggalan sejarah lainnya yang menjadi bukti keberadaan Sriwijaya di masa lalu. Prasasti yang diperkirakan telah dibuat pada tahun 1005 ini ditulis menggunakan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Sansekerta dan bahasa Tamil.

Nama Leiden sendiri diambil berdasarkan nama kota tempat prasasti tersebut kini berada, yaitu di Leiden, Belanda. Prasasti Leiden berisi manuskrip yang menceritakan hubungan diplomatik antara kerajaan Sriwijaya pada masa Sailendra dengan kerajaan Tamil pada masa Chola, yang ada di India Selatan.

9. Gapura Sriwijaya

Gapura Sriwijaya

Gapura Sriwijaya merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya lainnya berupa  struktur bangunan atau gerbang yang dibuat pada masa kerajaan Sriwijaya. Gapura memang merupakan identitas dalam arsitektur Hindu yang erat dengan kerajaan Sriwijaya. Gapura Sriwijaya terletak di Dusun Rimba, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Kondisi gapuranya sendiri memang cukup mengenaskan akibat bencana alam yang sempat terjadi di sana. Saat pertama kali ditemukan gapura tersebut memiliki sembilan bangunan, kini tak yang ada yang tersisa selain sisa-sisa puing dari bangunan bersejarah tersebut.

10. Muaro Jambi

Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi merupakan situs peninggalan kerajaan Sriwijaya yang digadang-gadang sebagai kompleks situs sejarah terluas yang ada di Asia tenggara. Candi ini pertama kali ditemukan oleh S.C. Crooke pada tahun 1824. Bangunan candi sendiri berada area kompleks seluas 3981 hektar di Kabupaten Muaro Jambi.

Candi Muaro Jambi sendiri diduga berasal dari abad ke-7 sampai ke 12 M. Pemugaran situ bersejarah ini dilakukan pemerintah Indonesia pada tahun 1975. Informasi lain tentang candi itu sendiri memang belum diketahui secara pasti. Namun, para sejarawan sendiri menduga bahwa lokasi tersebut dahulu sering digunakan sebagai tempat pertemuan berbagai kebudayaan di luar dari kerajaan.

Nah, itulah 10 Peninggalan kerajaan Sriwijaya yang tak lapuk di makan usia yang telah berhasil Keluyuran rangkum. Keberadaan situs sejarah memang menjadi identitas penting bagi sebuah bangsa. Oleh karena itu menjaga dan merawatnya merupakan hal yang wajib agar anak cucu kita di masa depan bisa mengenal sejarah berdiri bangsanya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram