Inilah 6 Jejak Peninggalan Kerajaan Ternate dan Tidore

Ditulis oleh Linda

Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore merupakan kerajaan Islam yang berada di kawasan Maluku. Keduanya sama-sama merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia. Kerajaan-kerajaan ini terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara). Di masa penjajahan, kedua kerajaan ini memiliki perang penting dalam menghadapi kekuatan asing yang coba menguasai Maluku.

Setelah ratusan tahun berlalu, Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore tak lagi eksis. Namun, masyarakat di sana masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya kerajaan tersebut. Jejak Kerajaan Ternate dan Tidore juga masih bisa dilihat melalui bangunan atau benda bersejarah peninggalan kedua kerajaan tersebut.

Jika kamu ingin mengenal lebih dalam mengenai jejak peninggalan Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore, simak informasi khusus dari Keluyuran berikut ini.

Kerajaan Ternate

Kesultanan Ternate didirikan pada tahun 1257 oleh Baab Mashur Malamo. Sebagai salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia tentu saja banyak yang ditinggalkan oleh kerajaan ini. Peninggalan bersejarah ini terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Bahkan, peninggalan Kerajaan Ternate kerap kali disambangi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Berikut ini adalah beberapa peninggalan Kerajaan Ternate yang bisa dilihat sampai saat ini:

1. Keraton Kesultanan Ternate

Keraton Kesultanan Ternate

*

Salah satu peninggalan Kerajaan Ternate yang masih bisa dikunjungi hingga saat ini adalah Keraton Kesultanan Ternate. Bangunan bersejarah ini berada di tengah Kota Ternate dan menghadap ke arah laut. Menurut para ahli, bangunan keraton kesultanan ini mengadaptasi arsitektur Tiongkok yang teralkuturasi dengan kebudayaan lokal.

Saat ini, bangunan bersejarah ini dikelola menjadi cagar budaya untuk melestarikan sejarah yang ada. Oleh pemerintah setempat, bangunan ini dipugar, dipelihara, dan dilestarikan hingga bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar atau wisatawan dari luar daerah yang berkunjung kemari.

Bukti kejayaan Kerajaan Ternate bisa dilihat dari interior bangunan yang dipenuhi dengan emas. Salah satu ruang tidur memajang pakaian dan sulaman benang emas yang terlihat sangat mewah. Tak hanya itu saja, ada sejumlah peninggalan perhiasan emas yang biasa dipakai oleh sultan dan permaisurinya pada zaman dahulu, mulai dari mahkota, kalung raksasa, kelad bahu, giwang, cincin, dan gelang.

Peninggalan barang berharga yang dipajang di Keraton Kesultanan Ternate tidak hanya terbatas pada perhiasan saja. Pusaka milik sang sultan juga masih terpajang rapi, seperti senjata yang meliputi senapan, meriam kecil, tombak, dan perisai); baju besi, dan topi perang.

2. Masjid Sultan Ternate

Masjid Sultan Ternate

Sejarah peradaban Ternate juga bisa disaksikan melalui Masjid Sultan Ternate. Masjid yang sangat bersejarah ini pembangunannya telah dirintis sejak Kerajaan Ternate dipimpin oleh Sultan Zainal Abidin, raja ke-18. Sampai saat ini belum ada angka valid yang memastikan kapan pembangunan masjid ini. Pasalnya, ada juga sejarah yang menuliskan bahwa masjid baru dibangun pada abad ke-17.

Di masa kini, Masjid Sultan Ternate masih difungsikan sebagai tempat ibadah bagi masyarakat di Maluku Utara. Bahkan, masih ada tradisi-tradisi budaya yang kerap kali dilakukan di masjid ini.

Ada satu tradisi yang tetap dilakukan oleh umat Islam di Ternate, yakni Malam Qunut yang jatuh setiap malam ke-16 bulan Ramadhan. Tradisi ini dilakukan oleh sultan dengan bantuan Bobato Akhirat (dewan keagamaan kesultanan) akan melaksanakan ritual Kolano Uci Sabea, yang artinya sultan turun ke masjid untuk salat dan berdoa.

3. Makam Sultan Babullah

Makam Sultan Babullah

Bukti peninggalan sejarah Kerajaan Ternate yang lainnya adalah Makam Sultan Babullah, raja Ternate ke-24 yang berkuasa pada tahun 1570 – 1583. Nama beliau diabadikan menjadi bandara di Ternate karena masyarakat mengenangnya sebagai sultan pertama yang mampu mengobarkan semangat rakyatnya untuk melawan penjajah asing yang hendak menduduki Ternate.

Sebagai penghormatan, beliau dimakamkan di Puncak Bukit Foramadiahi, kampung tertinggi dan tertua yang ada di Ternate. Namun, untuk sampai di makam sang sultan, kamu harus mendaki Gunung Gamalama sejauh 1km.

Suasana di Makam Sultan Babullah begitu tenang dan sejuk. Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang datang kemari untuk ziarah.

4. Benteng Tolukko

Benteng Tolukko

*

Mendapat julukan sebagai “kota seribu benteng”, di Ternate memang masih terdapat benteng-benteng peninggalan sejarah. Namun, salah satu benteng yang terkenal di sana adalah Benteng Tolukko. Benteng yang dibangun oleh bangsa Portugis ini merupakan pertahanannya untuk menguasai cengkeh dan dominasinya di antara bangsa Eropa lain.

Benteng Tolukko masih dirawat dengan sangat baik. Di sekitar benteng banyak ditumbuhi tanaman yang membuat suasananya menjadi sangat asri. Lokasi benteng ini sendiri berada di tepi laut dan di atas ketinggian. Kamu pasti tak akan menyesal pernah berkunjung ke benteng yang cantik ini.

Kerajaan Tidore

Kerajaan Islam lain yang terdapat di Maluku Utara adalah Kerajaan Tidore. Di masa kejayaannya, kerajaan ini menguasai sebagian besar wilayah di Pulau Halmahera Selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan sejumlah pulau lain di pesisir Papua Barat.

Sejarah Kerajaan Tidore bisa dilihat dari eksistensi bangunan-bangunan bersejarah berikut ini:

1. Kadato Kie

Kadato Kie

*

Kadato Kie adalah istana peristirahatan sultan dari Kerajaan Tidore. Bangunan ini berdiri di Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan. Di awal abad ke-20, bangunan istana sempat hancur tetapi dibangun kembali pada tahun 1997 atas dorongan dari Sultan Djafar Syah, penguasa Kerajaan Tidore yang ke-36.

Sama seperti Kesultanan Ternate, Kadato Kie bisa dikunjungi oleh umum. Di bagian dalam bangunan terdapat interior yang menggambarkan kejayaan kerajaan ini pada masanya. Selain itu, ada juga singgasana sang sultan yang memang dipajang di Kadato Kie.

2. Benteng Torre dan Tahula

Benteng Torre dan Tahula

*

Benteng Torre bukan hanya sekadar peninggalan sejarah Kerajaan Tidore, tetapi juga menjadi saksi bisu kedatangan bangsa Portugis dalam menjajah Tidore. Kala itu, benteng ini dibangun pada tahun 1578 yang juga memperoleh izin dari Sultan Gapi Baguna. Nama benteng ini diambil dari Kapten Portugis saat itu, yakni De La Torre.

Tak jauh dari Benteng Torre, ada Benteng Tahula yang dibangun oleh bangsa Spanyol pada tahun 1610. Benteng Tahila dibangun di atas batu karang yang merupakan titik tertinggi di Tidore. Fungsi benteng ini untuk mengamati wilayah perairan dan dataran Tidore.

Mengingat kedua benteng ini dibangun di atas dan tepi laut, tentu saja pemandangan di benteng ini sangat mengagumkan. Tak heran jika sampai dengan saat ini Benteng Torre dan Benteng Tahula tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Itulah beberapa bangunan sejarah peninggalan Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Semua bangunan ini masih bisa dikunjungi sampai saat ini. Terlepas dari status kita sebagai masyarakat setempat atau wisatawan yang datang dari luar Ternate dan Tidore, kita harus menjaga kelestarian bangunan ini agar dapat dinikmati oleh anak cucu di masa mendatang.

Bagaimana cara menjaga bangunan bersejarah? Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak mengotori tempat-tempat ini dengan alasan apapun.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram