Jejak-Jejak Peninggalan Kerajaan Tulang Bawang yang Tersisa

Ditulis oleh Siti Hasanah

Jauh sebelum Indonesia berbentuk republik, negara ini mengalami masa-masa di mana beberapa daerah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan. Jejak-jejak kerajaannya di Nusantara masih dapat kita lihat di masa kini, walau sudah berusia ratusan tahun dan dalam keadaan tak utuh. Salah satunya adalah peninggalan Kerajaan Tulang Bawang.

Sisa-sisa kerajaan yang konon telah ada sejak sebelum abad ke-7 ini tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Beberapa situs masih dapat diakses dan ditemui oleh masyarakat. Simak penjelasannya berikut ini ya!

Perkiraan Lokasi Kerajaan Tulang Bawang

Sebuah catatan Cina kuno mennyebutkan bahwa pada abad ke-4 seorang peziarah beragam Budha Fa-Hien pernah singgah di kerajaan yang subur dan makmur. Di sana ia singgah di sebuah tempat yang disebut To-Lang P’o Hwang.

Tempat tersebut diduga lokasi Kerajaan Tulang Bawang. Keberadaan Kerajaan Tulang Bawang didukung oleh catatan perjalanan seorang penjelajah samudera asal Portugis.

Catatan perjalanan yang diberi nama Suma Oriental tersebut menyebutkan transaksi perdagangan lada Kerajaan Tulang Bawang dengan Kerajaan Sunda. Hingga kini pusat Kerajaan Tulang Bawang masih belum teridentifikasikan dengan jelas.

Catatan dan bukti sejarah tentang keberadaan Kerajaan Tulang Bawang masih sangat bias, namun dugaan dari seorang ahli sejarah Dr. JW Naarding sedikit membuka celah pengetahuan mengenai kerajaan Tulang Bawang.

Menurutnya salah satu kerajaan tertua yang berada di Indonesia ini berada di daerah yang kini menjadi perbatasan antara Kota Menggala dengan Pagardewa. Kota yang dahulu bernama Rantau Tijang ini merupakan sebuah kota kecil yang belum banyak perkembangan.

Meskipun masih bias dan masih perlu digali lebih banyak mengenai sejarah Tulang Bawang, beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan ini bisa kita lihat sebagai bukti bahwa di wilayah tersebut pernah terdapat sejarah panjang yang tak bisa dilepaskan dari Tulang Bawang.

Sisa-Sisa Kerajaan Tulang Bawang

Mempelajari sejarah sebuah kota bisa dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengamati dan mempelajari sisa-sisa peninggalan sejarah. Kota Menggala yang diperkirakan pusat Kerajaan Tulang Bawang masih menyimpan jejak-sejarah yang masih kita lihat hari ini.

Memang sudah tidak utuh, akan tetapi masih bisa kita gali kisah di baliknya untuk dipelajari. Berikut ini adalah peninggalan Kerajaan Tulang Bawang di Provinsi Lampung yang tak bisa dipisahkan dari perkembangan kota.

1. Legenda Kota

Legenda Kota

*

Masyarakat Tulang Bawang percaya bahwa wilayah tempat mereka tinggal merupakan bandar dagang yang ramai. Tempat tersebut dulunya banyak disinggahi oleh pedagang dari berbagai tempat, seperti dari Banten, Gujarat dan Cina.

Legenda tersebut dilatar belakangi oleh adanya kisah kapal Cina dan Pulau Daging. Diceritakan dahulu ada armada kapal Cina yang berniat memonopoli perdagangan di daerah Rantau Tijang, atau yang kini disebut dengan Menggala.

Niat para pedagang Cina tersebut digagalkan oleh dua bangsawan Tulang Bawang. Dua bangsawan tersebut adalah Menak Segulung Sakti dan Menak Sengaji. Mereka berdua mengerahkan pasukannya untuk mengusir awak armada Cina dari tempat itu.

Peperangan tak bisa dihindari. Pasukan Tulang Bawang mengepung pasukan Cina yang tengah berada di rawa-rawa. Kekuatan pasukan yang dikomandai oleh Minak Sengaji dan Minak Ngegulung Sakit menang di medan perang.

Armada kapal Cina berhasil ditenggelamkan dan pasukannya yang terbunuh dikumpulkan di suatu pulau. Kini, rawa tersebut diberi nama Rawa Kapal Cina dan Pulau Daging.

2. Masjid Kibang

Masjid Kibang

*

Menjadi sebuah kota bandar yang banyak disinggahi oleh orang-orang dari berbagai tempat membuat daerah ini menjadi melting pot berbagai unsur budaya dan agama. Terutama agama Islam yang saat itu mulai berkembang.

Sisa-sisa pengaruh agama islam di tanah Menggala terlihat dari adanya sebuah mesjid yang disebut masjid Kibang. Konon masjid ini merupakan masjid tertua di Lampung. Pembangunan masjid ini diprakarasi sejak abad ke-18 oleh 5 pangeran Tulang Bawang.

Pada masa VOC berkuasa di Menggala masjid ini kena gusur demi perluasan wilayah. Lokasi masjid Kibang berdiri adalah lokasi kedua setelah dipindahkan oleh VOC. Tahun 1930 masjid ini diresmikan dengan nama Masjid Agung Kibang. Pemugaran pertama pasca dipindahkan dilakukan pada tahun 1938. Sampai sekarang, masjid ini pernah beberapa kali mengalami renovasi.

3. Bekas Rumah Tinggal Pangeran Pangsa Wangsakerta

Bekas Rumah Tinggal Pangeran Pangsa Wangsakerta

*

Sisa-sisa kerajaan Tulang Bawang ini berupa rumah tinggal salah satu bangsawan keturunan raja Tulang Bawang. Rumah ini adalah rumah bekas kediaman Pangeran Warganegara ke-4. Ia adalah bangsawan Tulang Bawang yang lahir tahun 1927.

Pangeran Warganegara adalah satu dari bangsawan terpandang yang ada di Tulang Bawang. Ia bermarga Buay Bulan,putra dari Menak Kasuhur atau Krio Warganegara. Letak rumah yang merupakan bangunan bersejarah ini berada tak jauh dari masjid Kibang.

Rumah bekas kediaman pangeran Warganegara ini dibangun dengan menggunakan kayu tembusu dan dilengkapi furnitur bergaya abad ke-18 dan 19. Berbagai jenis perabotan melengkapi rumah yang sudah berusia sangat tua tersebut. Ketika rumah tersebut dibangun, Pangeran Warganegara telah bergelar Sultan Ngukup.

4. Kampung Bugis

Kampung Bugis

*

Tak seberapa jauh dari lokasi bekas kediaman Pangeran Warganegara, tepatnya 1 km ke arah utara terdapat sebuah kampung kuno yang telah ada sejak lama. Kampung Bugis, begitu tempat itu disebut.

Sebutan Kampung Bugis disematkan kepada kampung tua ini sebab dihuni dan dipadati oleh orang-orang Bugis yang tinggal menetap di Lampung untuk berdagang. Dahulu, ketika jalur perdagangan masih ramai warga Bugis yang merantau membuat permukiman di sini.

Semakin hari perkampungan ini semakin ramai. perdagangan di bandar ini semakin bekembang. Komoditas lada dan karet serta kopi semakin laku. Seiring berkembangnya perdagangan infrastruktur kota diperbaiki.

Di masa Belanda menguasa tanah Hindia, kota Menggala dipimpin oleh seorang asisten residen yang menjadikan Kota Menggala sebagai ibukota Lampung. Seiring waktu, kampung yang dahulu disebut kampung Palembang ini mulai dipadati oleh berbagai orang dari tempat lain. Kini, tidak hanya orang bugis yang mendiami Kampung Bugis.

Peninggalan Belanda di Menggala masih dapat ditemukan di sudut-sudut kota ini. Ada yang sudah mengalami renovasi ada pula yang sudah tidak difungsikan kembali. Bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih digunakan hingga gini hanya ada beberapa.

Di antaranya kantor polisi Menggala, Kantor Pos dan Giro, Gedung Perwatin dan gedung bekas sekolah setingkat SD pada masa Belanda yang diperuntukan bagi anak bangsawan pribumi.

5. Makam dan Petilasan Menak Sengaji dan Menak Ngegulung Sakit

Makam dan Petilasan Menak Sengaji dan Menak Ngegulung Sakit

*

Nama Menak Haji dan Menak Ngeggulung Sakit bagi masyarakat Tulang Bawang merupakan nama yang sangat dihormati. Dua orang ini dianggap leluhur yang sangat berjasa bagi tanah Tulang Bawang sekaligus pendiri kota Tulang Bawang.

Oleh sebab itu pemakaman dan kompleks petilasan Menak Ngegulung dan Menak Sengaji dianggap sebagai tempat sakral. Masyarakat percaya bahwa dua orang ini merupakan orang sakit yang memiliki kekuatan luar biasa.

Uniknya, meskipun Menak Ngegulung dan Menak Sengaji sangat dihormati oleh masyarakat Tulang Bawang, namun tidak ada yang mengetahui asal usul kedua orang tersebut. Bahkan kedua orang sakit inni diketahui tidak memiliki silsilah keluarga kerajaan Tulang Bawang.

Itu dia penjelasan mengenai peninggalan sejarah dari kerajaan Tulang Bawang yang dahulu sempat berjaya. Bagi generasi muda, belajar sejarah sangat penting sebab dari sejarah lah kita mengetahui dari mana kita berasal. Selain itu pula, peninggalan sejarah menjadi penanda perubahan zaman yang mengindikasikan seberapa lama keeksistensian sesuatu.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram