Review Mymo Mie Baso Ceker Cimahi: Lezat, Kenyang, Puas
Siapa yang enggak suka bakso? Sepertinya semua orang Indonesia menyukai kudapan yang satu ini, kecuali yang memang enggak makan daging sapi.
Bakso biasanya disantap untuk makan siang hingga sore. Satu porsinya terdiri dari pilihan mie, bihun, atau sohun. Untuk isiannya tentu saja bakso daging sapi, sayuran toge dan sawi, serta taburan bawang goreng dan seledri segar.
Keluyuran mau mengulas salah satu tempat makan bakso yang enak banget, namanya Mymo Mie Baso Ceker & Juice. Lokasinya ada di Cimahi, lumayan dekat dengan tol, jadi kalau kamu dari luar kota dan lewat tol, bisa langsung melipir ke sana.
Restoran ini terlihat sederhana dari luar, lokasinya pun sedikit masuk ke dalam gang. Tapi, orang-orang tetap effort untuk bisa makan di sana. Berarti, paham dong selezat apa baksonya? Langsung saja simak ulasan dari Keluyuran berikut ini.
Menu Mymo
Ini daftar menu makanan yang ada di Mymo Mie Baso, ya. Jadi baksonya memang sudah dipaketkan. Ada tiga pilihan, yaitu Menu Komplit, Menu Istimewa, dan Menu Special.
- Menu Komplit
Ini menu yang paling 'ekonomis'. Selain pilihan mie, kamu akan mendapatkan 5-6 isian, mulai dari bakso, babat, dan lainnya.
- Menu Special
Kalau pilih menu ini, kamu akan mendapatkan 7-8 isian. Harganya ada di tengah-tengah antara Menu Komplit dan Istimewa.
- Menu Istimewa
Untuk Menu Istimewa alias yang paling mahal, sama saja seperti Menu Special, kamu akan mendapatkan 7-8 isian. Yang membedakan kedua menu ini adalah pilihan baksonya. Dalam menu ini, kamu enggak akan dapat bakso kecil, tapi bakso keju!
Daftar menu yang dibuat Mymo menurut saya sangat mudah dimengerti dan enak dibaca. Mungkin karena ini restoran keluarga, jadi yang datang seringnya orang tua bersama anak, jadi daftar menunya dibuat sesimpel mungkin dengan detail tulisan, gambar, dan harga yang mudah dibaca.
Di sisi lain daftar menu kamu bisa melihat bentukan bakso, kondimen, juga mie yang bisa kamu pilih. Jadi enggak akan zonk karena kamu sudah tahu visualnya terlebih dulu. Selain bakso, ada juga pilihan menu nasi di sini.
Sementara ini adalah daftar menu minumannya. Enggak terlalu spesial, seperti kedai bakso kebanyakan, pasti teman minumnya berupa teh, jus buah, dan yogurt. Yang unik dari Mymo adalah Esmut-nya. Ini memang menu original Mymo.
Esmut merupakan dessert es krim tiga rasa yang dipadu puding mangga, nata de coco, dan buah potong segar. Karena ini satu-satunya menu minuman original Mymo, sepertinya recommended buat dicoba. Sayang waktu itu saya sudah merasa terlalu kenyang, jadi enggak sempat mencicipinya.
Pesanan Saya
Saya pesan Menu Special Yahun. Kalau kamu pesan menu yamien seperti ini pasti disajikan terpisah dengan kuahnya, karena yamien itu maksudnya mie yang kering. Yahun alias Yamien Bihunnya ada suwiran ayam yang cukup banyak di atasnya.
Sebenarnya ada satu lagi pesanan saya, yaitu Bihun Kuah, tapi enggak terfoto oleh saya. Kalau paket yamin, datangnya seperti ini dengan dua mangkok ala abang-abang bakso standar.
Sementara kalau pesan paket kuah, mangkok yang digunakan dari plastik dan lebih tinggi juga lebar. Soalnya isiannya jadi lebih membludak kalau mie/bihunnya disatukan dengan bakso
Closer look-nya seperti ini. Sumpah, ini tuh banyak banget! Saya tipe orang yang makannya cukup banyak, tapi ini saja terlalu banyak untuk saya, yang akhirnya enggak bisa saya habiskan.
Bihunnya betul-betul menggunung di mangkok bakso itu. Untuk bihun kadang ada orang yang rewel, karena bihun cenderung lebih keras daripada sohun. Tapi menurut saya tingkat kematangan bihun di sini pas, enggak keras dan enggak kelembekan juga.
Bumbu kecapnya lumayan creamy, membalut semua bihun dengan baik, jadi setiap kunyahan rasanya pas. Walau sudah keburu dingin karena ditinggal ibadah sholat dan makannya lama, tapi yahunnya tetap enak.
Paket yang saya pesan terdiri dari bakso polos kecil, bakso urat ukuran sedang, dan bakso gepeng. Kemudian ada satu siomay ayam, babat, dan dua ceker ayam. Enggak lupa sayur sawi hijau dan topping seledri + bawang goreng.
Yang ingin saya highlight adalah babatnya. Biasanya di kedai bakso yang menyediakan babat ukurannya tipis, kecil, dan berwarna hitam. Ada juga yang babatnya masih alot dan berbau.
Nah, kalau di Mymo babatnya tebal-tebal dan putih bersih loh! Saya sempat mengira itu kikil sapi, karena babatnya gendut-gendut juga berwarna putih. Ternyata setelah dilihat lebih dekat, itu babat. Dan enggak ada aroma yang mengganggu sama sekali. Berarti babatnya betul-betul diproses dengan seksama.
Cekernya besar-besar tapi cukup empuk, walau bukan sangat empuk yang sampai copot sendiri dari tulangnya, tapi dengan tingkat kematangan seperti itu sudah cukup, kok. Siomaynya berisi suwiran daging ayam yang padat dan kaya rasa.
Kalau untuk baksonya saya enggak bisa komentar banyak, enak saja seperti bakso premium pada umumnya. Tapi saya lebih menyukai bakso gepengnya daripada bakso sedangnya. Sementara cita rasa kuahnya itu bukan tipe yang pakai micin melainkan 'kaldu' banget.
Saya sendiri sebenarnya lebih suka bakso micin, mungkin karena lebih sering merasakan bakso seperti itu daripada bakso non-MSG. Tapi Baso Mymo masih sedap di lidah saya, karena kaldunya berasa. Kalau kamu merasa kurang asin bisa pakai bubuk putih yang ada di meja masing-masing.
Saya enggak mencobanya, sih, tapi saya asumsikan itu bubuk garam, karena merica warnanya enggak seperti itu. Baso Mymo juga bukan tipe bakso yang pakai merica sepertinya, atau mungkin pakai tapi hanya sedikit, karena enggak terasa di lidah saya. Cita rasa pedas bisa kamu dapatkan dari sambalnya.
Wujud sambal Mymo seperti ini, diblender halus, jadinya sangat creamy. Sayang, walau warnanya menggoda, sambal ini enggak cukup pedas bagi saya yang pecinta pedas. Saya sudah menambahkan banyak sendok sambal, tapi tetap belum terasa pedas di lidah saya.
Untuk minumnya saya pesan Es Jeruk saja, karena ternyata setiap pengunjung disediakan Teh Panas Hangat. Saya saat itu datang dengan satu orang dewasa dan satu anak kecil, tapi tetap diberikan tiga teh panas. Jadi saya hanya pesan satu minuman saja karena di meja sudah ada banyak minuman lain.
Es Jeruknya tipe saya banget, enggak terlalu manis! Jadi masih ada segar-segar masam dari jeruknya. Es yang dipakai juga tipe yang ditumbuk, bukan es batu cetakan yang besar-besar, jadi esnya bisa dikunyah-kunyah. Ini penting buat tipe orang yang suka gigit es batu seperti saya.
Jangan lupa intip section per-kerupuk-an ini, ya. Letaknya ada di dekat tangga di lantai satu. Kalau kamu duduk di lantai dua, sebaiknya langsung mengambil kerupuk yang mau kamu santap bersama bakso. Soalnya kalau enggak salah di lantai dua enggak disediakan kerupuk, hanya ada di lantai satu.
Suasana Mymo
Mirip sama rumah makan Padang enggak, sih, tempatnya? Karena ada cermin besarnya kali, ya, hihi. Restoran Mymo tempatnya luas, ada dua lantai. Kedua lantai sama desain meja dan kursinya, enggak ada bedanya.
Restoran ini berkonsep tempat makan keluarga, jadi ada kursi buat balita juga. Tipe interior seperti ini memang ciri-ciri restoran untuk makan saja, bukan untuk bersantai.
Orang datang ke sana ya untuk makan, kalau sudah selesai langsung pulang, karena memang enggak ada yang bisa 'dilihat' untuk jadi alasan bersantai lebih lama. Ruangan di lantai satu ini enggak pakai AC, tapi enggak pengap maupun panas, yang menandakan sirkulasi udaranya bagus.
Lantai duanya seperti ini, terlihat lebih lega karena di tengah enggak ada plafon berlapiskan cermin, ya. Pencahayaan dan sirkulasi udara juga lebih baik karena jendela besar meliputi ruangan ini. Di lantai ini tersedia toilet dan mushola.
Fasilitas Mymo
Di Mymo tersedia mushola. Ini tentu memudahkan bagi Muslim untuk beribadah. Sayangnya mushola ini dibangun di tengah-tengah lantai dua. Di bagian depan mushola itu masih ada meja dan kursi lagi.
Jadinya kalau kebetulan meja itu diisi dan kamu mau sholat, agak kurang nyaman saja melihat ada orang di depan walaupun terhalang sekat kaca, bukan? Peletakan keset di dekat tempat mukena juga membuat saya bertanya-tanya, ini keset bersih atau kotor, terus buat apa ada di situ?
Karena di dalam gang, untuk lahan parkirnya tentu enggak bisa dimasuki kendaraan roda empat apalagi lebih. Untuk tempat parkir motor saja terbatas, hanya satu baris saja.
Jika kamu membawa kendaraan roda empat mungkin bisa diparkir di pinggir jalan sebelum atau setelah gang. Tapi usahakan untuk memperhatikan jalan dan lokasi parkir, ya, karena berarti kamu akan parkir di lahan umum/pribadi.
Harga
Menurut saya, harga yang ditawarkan oleh Mymo sangat masuk akal. Bisa dilihat dari menu dan tempatnya, kalau ini restoran bakso premium, jadi pasti berbeda dengan bakso gerobak keliling biasa.
Tapi, jika dibandingkan dengan bakso premium lainnya di sekitar Cimahi dan Bandung, justru harga makanan dan minuman di Mymo sedikit lebih murah. Padahal restoran ini sudah berdiri sejak tahun 2004, terus sampai ada program Member Card dan merchandise-nya segala, loh!
Satu porsi makanan yang disediakan pun tergolong jumbo bagi saya, jadi buat yang enggak bisa makan banyak mungkin bisa sharing supaya lebih hemat. Total makan saya saat itu enggak sampai 100 ribu untuk dua bakso, satu minuman, dan tambahan kerupuk. Sangat worth it.
Eh, kalau mau bayar jangan lupa bawa nomor meja kamu ke kasir, ya.
Lokasi & Jam Operasional
- Alamat: Jl. HMS Mintareja Sarjana Hukum, Gang Harjo No. 55B, Baros, Kec. Cimahi Tengah, Kota Cimahi
- Telepon: (022) 86618430
- Jam Buka: Setiap hari jam 9 pagi - 9 malam
Overall pelayanan di sini ramah, cukup cepat juga dalam penyajiannya walau tempatnya sedang padat pengunjung (mungkin karena pegawainya banyak, ya). Sayangnya dalam urusan bersih-bersih (mangkok bekas pengunjung sebelumnya) enggak langsung gesit dibersihkan.
Entah pegawainya menunggu ada pengunjung lain terlebih dahulu atau memang sedang sibuk saat itu, jadinya agak kurang nyaman kalau melihat ke kanan dan ke kiri masih banyak mangkuk dan gelas bekas pengunjung yang sudah pergi.
Di balik itu semua, Baso Mymo harus banget kamu cobain. Untuk tahu update-an tentang restonya, kamu bisa follow Instagram @basocekermymo. Kalau kamu pernah coba makan di sini juga, bagaimana kesanmu tentang baksonya? Apa menu favorit kamu di sana? Cerita-cerita, dong, di kolom komentar!