4 Rumah Adat Betawi yang Kaya Akan Akulturasi Budaya

Ditulis oleh Siti Hasanah

Indonesia memiliki banyak kekayaan adat dan budaya. Perwujudan adat dan budaya ini dapat dilihat dalam bentuk tradisi, tarian, alat musik, juga rumah adat. Tiap daerah di Indonesia mempunyai rumah adatnya masing-masing, begitu juga dengan daerah Betawi. Suku yang mendiami daerah Jakarta ini selain memiliki musik dan makanan khas juga mempunyai rumah adatnya sendiri.

Mungkin rumah adat Betawi sudah jarang bisa dilihat sekarang ini karena sudah tertutup oleh pembangunan kota yang begitu masif. Namun, untungnya rumah adat ini masih ada yang tersisa seperti yang bisa kamu lihat di daerah Kampung Marunda Pulo di Jakarta Utara. Sebelum membahas jenis-jenis rumah adat Betawi, yuk kita cari tahu dulu sejarahnya!

Sejarah Rumah Adat Betawi

Sejarah Rumah Adat Betawi

Sebelum mulai dengan bahasan mengenal sejarah rumah adat Betawi, terlebih dahulu mari kita mengenal sejarah keberadaan masyarakat Betawi. Ini karena ada kaitan yang erat dengan asal usul rumah adat betawi. 

Kata Betawi sendiri asalnya dari kata Batavia. Ini adalah nama atau sebutan untuk Kota Jakarta di zaman dulu. Betawi merupakan salah satu suku di Indonesia. Etnis ini baru muncul dilakukannya sensus penduduk pada tahun 1930 saat kolonial Belanda. 

Etnis Betawi merupakan masyarakat yang bertempat tinggal atau mendiami di Jakarta. Sebenarnya asal usul etnis Betawi merupakan gabungan dari beragam suku di seluruh Indonesia, seperti suku Sunda, Jawa, Bali, Makassar yang dulu sengaja didatangkan oleh pemerintah Belanda.  

Pernikahan antar suku inilah yang menjadi cikal bakal munculnya masyarakat Betawi yang akhirnya mendiami Jakarta. Sementara itu rumah khas Betawi sendiri adalah hasil akulturasi budaya dari penduduk yang pernah tinggal wilayah Jakarta. 

Pengaruh budayanya berasal dari budaya lokal dan luar negeri. Pengaruh budaya lokal berasal dari budaya Sunda dan Jawa. Ini bisa dilihat dari bentuk rumah adat Betawi yang mirip seperti rumah joglo dari Jawa juga rumah panggung dari etnis Sunda. 

Sementara untuk pengaruh luar negeri berasal dari negara seperti Arab, Cina, dan Eropa yang nampak pada ornamen-ornamen pembentuk rumah misalnya ornamen yang ada di jendela dan pintu.

Jenis Rumah Adat Betawi

Nah, setelah membahas mengenai sejarah suku Betawi dan rumah adatnya, bahasan selanjutnya adalah jenis-jenis rumah adat Betawi. Rumah adat ini memiliki empat jenis. Berikut ini penjelasannya.

1. Rumah Kebaya 

Rumah KebayaSumber: youtube.com

Rumah adat kebaya mempunyai atap yang terbuat dari genteng tanah liat, tetapi ada juga yang atapnya terbuat dari bahan anyaman daun kirai atau atep. Atap rumah ini jika dilihat dari samping bentuknya nampak seperti pelana dilipat atau lipatan kebaya.

Variasi lain dari atap rumah ini ada yang berbentuk seperti pelana kuda tapi limpasan airnya berada di bagian samping. Biasanya untuk bagian teras atapnya berbentuk pelana tapi strukturnya lebih landai.

Sedangkan untuk bagian dinding dibuat dari bahan berupa kayu nangka atau kayu gowok yang dicat dengan warna cat yang cerah, seperti hijau atau kuning. Rumah kebaya mempunyai daun pintu dengan ukuran yang cukup besar dan diberi lubang ventilasi agar sirkulasi udara di dalam bagus.

Sementara itu untuk pondasi rumah memakai susunan batu kali serta di beri batu bata untuk jadi landasan bagi dindingnya.  Rumah adat kebaya mempunyai beberapa makna filosofi.

Misalnya, rumah adat kebaya memiliki teras yang luas dilengkapi dengan meja kursi. Ini merupakan simbol bahwa orang Betawi selalu terbuka dan menghargai tamu yang datang.

Teras yang luas juga memberikan gambaran akan keramahan, sifat kekeluargaan, dan semangat agar selalu menjaga keharmonisan dengan sanak keluarga dan tetangga. Zaman dulu keluarga Betawi cenderung hidup berdekatan, jadi teras juga berfungsi sebagai area untuk berkumpul saat senggang.

Walaupun memiliki teras yang cukup luas, rumah kebaya ini juga mempunyai pagar yang mengelilingi rumah. Ini bisa diartikan bahwa keterbukaan penduduk Betawi juga mempunyai batas, sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Tiap ruangan yang terdapat di dalam rumah kebaya mempunyai fungsi serta kegunaan yang berbeda-beda. Berikut ini contohnya: 

  • Paseban adalah ruangan atau kamar yang difungsikan sebagai tempat menerima tamu yang menginap. Ruangan ini juga dipakai sebagai tempat beribadah bila tidak ada tamu yang tidur di rumah.  
  • Teras adalah ruangan luas yang berada tepat sebelum pintu masuk dan dilengkapi dengan meja dan kursi yang berfungsi untuk bersantai bareng keluarga atau menerima tamu. Lantai teras dikenal dengan nama “gejogan” dan selalu dibersihkan untuk menghormati tamu.  Dahulu di bagian teras dilengkapi dengan bale-bale yang terbuat dari bambu yang dikenal dengan istilah “tapang”, yang berfungsi sebagai tempat untuk bersantai.
  • Ruang tidur merupakan tempat beristirahat. Biasanya rumah kebaya memiliki empat ruang tidur. Ruang tidur yang paling besar diperuntukan bagi pemilik rumah.
  • Pangkeng adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk bersantai bersama keluarga saat malam hari agar hubungan di antara anggota keluarga semakin akrab dan hangat.
  • Srondoyan adalah ruangan yang umumnya disebut dengan dapur. Posisinya terletak di bagian belakang dan umumnya digunakan juga sebagai ruang makan.

2. Rumah Panggung

Rumah Panggung

Biasanya orang Betawi yang mendiami pesisir pantai, contohnya nelayan membuat rumah panggung. Bangunan rumah ini bentuknya seperti rumah panggung yang memiliki banyak tiang kayu penyangga tinggi di bawahnya. Rumah ini didesain supaya terhindar dari ombak dan luapan air laut yang tinggi. 

Penyangga rumah dibuat menggunakan tiang dari kayu atau bambu dengan tinggi sekitar 1 - 1,5 meter dari tanah. Jumlah tiang yang digunakan disesuaikan dengan besar bangunannya. 

Rumah panggung juga dilengkapi dengan balaksuji, yakni tangga yang digunakan untuk naik ke rumah. Makna dari balaksuji yaitu sebagai penghalang masuknya malapetaka ke dalam rumah. Balaksuji juga berfungsi sebagai media untuk penyucian diri sebelum penghuni atau tamu masuk ke dalam rumah.

Sementara itu landasan lantai rumah dibuat dari bahan bambu yang dijajarkan. Untuk dinding rumah dibuat dari papan kayu disusun dengan dijajarkan tanpa jarak. Sedangkan langit-langit rumah dibuat dari anyaman bambu dan sebagai atapnya digunakan genteng merah.

Daun pintu rumah dipasang agak ke samping kiri atau kanan agar terhindar dari hembusan angin agar tidak langsung masuk ke semua ruangan. Tujuan lainnya yaitu supaya tempat tidur serta dapur tidak langsung terlihat oleh orang lain.

3. Rumah Joglo

Rumah Joglo

Bentuk rumah joglo yang menjadi rumah adat Betawi hampir sama dengan rumah joglo yang menjadi rumah adat Jawa khususnya di bagian atap. Perbedaan di antara keduanya yaitu tidak adanya tiang penyangga atau penopang seperti rumah joglo di Yogyakarta atau Jawa Tengah. 

Rumah joglo Betawi tidak menggunakan penyangga melainkan memakai struktur kuda-kuda biasa. Rumah adat memiliki bentuk bujur sangkar dan dibagi menjadi tiga ruangan yakni ruang depan, tengah, serta belakang. Umumnya yang memiliki rumah seperti ini adalah golongan bangsawan atau priyayi.

Serambi depan atau ruang depan lazim difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu. Sementara ruang tengah dipakai untuk berkumpul bersama keluarga, juga sebagai ruang makan serta ruang tidur. Sedangkan ruang belakang dipakai sebagai dapur serta kamar mandi.

4. Rumah Gudang

Rumah GudangSumber: setubabakanbetawi.com

Rumah adat Betawi mempunyai aturan khusus, yaitu hanya memperbolehkan penduduk untuk membangun rumah di daerah pedalaman dan pesisir pantai. Rumah gudang yang menjadi rumah adat Betawi ini merupakan salah satu rumah yang dibangun di area pedalaman.

Biasanya rumah adat gudang ini bentuknya persegi panjang yang memanjang. Struktur rumah adat Betawi ini mempunyai atap yang bentuknya pelana dan diberi ornamen perisai serta jurai. Selain itu, struktur atap rumah adat gudang berupa struktur kuda-kuda.

Rumah tradisional Betawi ini mempunyai dua bagian rumah yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian depan difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu, sedangkan bagian tengah difungsikan sebagai dapur dan ruang tidur. 

Berbeda dari rumah adat Betawi yang lain, rumah jenis ini tidak mempunyai bagian belakang karena ruangan di bagian belakang dihubungkan dengan ruang bagian tengah.

Nah, itulah sejarah rumah Betawi dengan jenis-jenisnya. Ternyata rumah adat Betawi memiliki pengaruh dari beberapa suku lain di Indonesia, seperti Sunda dan Jawa, juga dari luar negeri, contohnya Arab dan Cina. Keunikan rumah adat Betawi ini tentunya sangat disayangkan jika harus sampai punah.

Contoh rumah adat Betawi yang dilestarikan oleh pemerintah adalah Rumah Si Pitung yang berada di wilayah Marunda. Untuk tahu rumah adat Betawi lainnya, mungkin kamu bisa mengunjungi Setu Babakan atau TMII.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram