Baloy Mayo, Rumah Adat Suku Tidung dari Kalimantan Utara

Ditulis oleh Siti Hasanah

Suku Tidung merupakan satu sub suku dari suku Dayak, keberadaan mereka memang tidak dikenal sampai beberapa saat pakaian daerah mereka hadir dalam uang rupiah nominal tujuh puluh lima ribu rupiah. Orang mulai mengenal kembali kebudayaan masyarakat suku Tidung  berkat hal itu.

Tetapi tak hanya keindahan baju daerahnya saja, suku Tidung juga memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas  rumah adat dari Kalimantan Utara. Berikut ini adalah ulasan dari rumah adat suku Tidung yang biasa orang sebut dengan nama rumah adat baloy mayo.

Masyarakat Kalimantan Utara

Masyarakat Kalimantan Utara

Kalimantan Utara atau biasa disebut dengan singkatan Kaltara merupakan satu provinsi baru di Indonesia. Provinsi Kalimantan Utara resmi disahkan menjadi sebuah provinsi baru pada tanggal 25 Oktober 2012, dan menjadikannya provinsi baru yang terdiri dari 10 Kabupaten.

Daerah Kalimantan Utara merupakan provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia, yaitu dengan daerah bagian Sabah dan juga Sarawak. Jika melihat sejarahnya Kalimantan Utara adalah wilayah bekas daerah Kesultanan Bulungan dengan Kerajaan Berau sebagai induknya.

Penduduk yang tinggal di daerah Kalimantan Utara terdiri dari beragam suku bangsa. Di antara suku yang mendiami daerah Kalimantan Utara adalah suku Dayak Lun Bawang, Kenyah, dan Murut. Selain dari dari suku Dayak ada juga suku Tidung, Suku Kutai , suku Banjar dan suku Bulungan.

Ciri khas dari Kalimantan Utara adalah rumah adat yang dimilikinya saat ini. Selain dari rumah adat Dayak, ada juga rumah adat suku Tidung yang menjadi bagian ciri rumah adat dari Kalimantan Utara. Rumah adat yang dimiliki oleh suku Tidung biasa disebut dengan rumah adat Baloy.

Suku Tidung

Suku TidungSumber: facebook.com

Rumah adat Baloy merupakan rumah adat dari suku Tidung. Suku Tidung sendiri merupakan sub dari suku Dayak Marut yang telah menganut agama Islam. Suku Tidung merupakan suku yang mendiami daerah Indonesia dan juga Malaysia yang tepatnya di daerah Sabah.

Suku Tidung mendiami pulau-pulau kecil juga daerah pesisir yang terdapat di Kalimantan. Selain itu suku Tidung masih memiliki kekerabatan dengan suku Dayak hal itu dibuktikan dengan masih adanya kepercayaan kepada roh leluhur yang masih dilakukan, seperti memanggil arwah di Batu Lumampu.

Rumah Adat Baloy Mayo

Rumah Adat Baloy MayoSumber: facebook.com

Rumah adat suku Tidung dipercaya merupakan hasil pengembangan dari rumah adat suku Dayak yaitu rumah panjang atau rumah lamin. Rumah adat suku tidung merupakan rumah yangmemiliki bentuk rumah panggung yang bahan utama rumahnya adalah kayu ulin yang kuat dan tidak mudah lapuk.

Struktur dari rumah baloy adalah rumah panggung yang dibangun menyesuaikan dengan daerahnya yang terdapat sungai dan juga rawa, karena itulah pemilihan kayu ulin menjadi penting jika melihat letak geografisnya. Rumahnya dibangun menghadap utara dengan pintunya menghadap ke selatan.

Rumah adat suku Tidung ini juga memiliki banyak ragam hias yang mempercantik tampilan rumahnya. Rumah adatnya dihiasi berbagai macam ukiran yang memperindah setiap sudut rumah. Ukiran-ukiran cantik ini biasa terdapat pada pagar, jendela, pintu pagar, dan juga lisplang.

1. Pembagian Ruangan 

Pembagian RuanganSumber: facebook.com

Rumah adat baloy mayo sendiri bukalah rumah untuk dihuni melainkan rumah yang di dipergunakan untuk pertemuan adat, atau menyelesaikan masalah adat. Rumah baloy memiliki beberapa ruangan utama yang dibagi menjadi empat bagian. Ruangan utama tersebut memiliki fungsinya masing-masing.

Ruangan pada rumah adat baloy biasa disebut dengan ambir. Pertama adalah ambir kiri atau biasa disebut dengan alad kait merupakan ruangan yang dipergunakan untuk mengadukan perkaranya. Di ruangan ini biasanya terdapat kursi dan meja yang digunakan untuk mendaftarkan perkara.

Ambir kanan atau dikenal dengan nama ulad kemagot merupakan ruangan yang letaknya di sebelah kanan. Ulad kemagot ini merupakan ruangan yang dipergunakanan sebagai tempat untuk rehat setelah melakukan pembahasan masalah adat atau ruang istirahat.

Ruangan selanjutnya adalah ruangan ambir tengah atau disebut juga dengan nama lamin batong. Ruangan inilah tempat semua para tetua adat berdiskusi dan juga memutuskan semua perkara adat. Pada ruangan lamin batong  kursi-kursi diletakan saling berhadapan.

Ruangan lainnya adalah ruangan lamin dalom yang letaknya berada di belakang rumah. Di ruangan ini terdapat singgasana yang diperuntukkan untuk Kepala Adat Besar suku Tidung. Singgasananya diletakan dengan posisi yang lebih tinggi, dan terdapat sebuah kursi yang diletakan ditengahnya.

2. Lubung Kilong

Lubung KilongSumber: ardillahcahyaniii.blogspot.com

Selain dari bangunan utama, rumah adat baloy mayo memiliki bangunan tambahan yang dibangun di atas sebuah kolam. Tamba Bayanginum  merupakan nama lain dari Lubung Kilong yang merupakan sebuah rumah panggung yang terbuka karena sekelilingnya tak berdinding.

Lubung kilong merupakan sebuah tempat yang bisa dijadikan tempat untuk  menampilkan tarian khas dari Suku tidung yaitu tarian jepen. Bangunan ini memiliki dua lantai dengan bagian pinggirnya yang terbuka hanya terdapat sebuah pagar pendek yang mengitari bangunannya.

3. Lubung Intamu

Lubung IntamuSumber: facebook.com

Bayangintamu Apmachkuta Adji Alam adalah nama lain dari bangunan lubung intamu. Bangunan ini sendiri merupakan  sebuah bangunan terbuka walau tidak sepenuhnya. Pada sisi samping bangunan terdapat dinding yang menutupi sedang bagian depan dan belakang dibiarkan terbuka.

Fungsi dari bangunan lubung intamu sendiri adalah sebuah tempat yang biasa dijadikan tempat upacara adat seperti pelantikan seorang pemangku adat ataupun tempat menggelar musyawarah warga. Selain itu bangunannya biasa digunakan untuk menggelar pertunjukan seni tari.

4. Baloy Yaki

Baloy YakiSumber: id.pinterest.com

Selain kedua tempat tambahan tadi ada juga tempat atau bangunan yang diberi nama baloy yaki. Bangunan ini dapat dikatakan sebagai  bangunan yang disajikan untuk para leluhur. Tempatnya sendiri merupakan sebuah rumah panggung mini yang posisinya ditempatkan di depan baloy mayo.

Baloy mayo dapat dikatakan sebagai tempat suku Tidung menyimpan sesaji yang diperuntukan roh para leluhur selain sebagai bentuk komunikasi dengan mereka. bentuk bangunannya adalah rumah panggung kecil yang memiliki ragam hias yang khas dari suku Tidung.

Mitos Rumah Adat Baloy Mayo

Mitos Rumah Adat Baloy MayoSumber: facebook.com

Rumah adat baloy mayo juga ternyata memiliki mitosnya tersendiri. Mitos seputar rumah adat ini adalah ada pada kisah dibalik singgasana yang terdapat dalam rumah adat baloy mayo. Ada kepercayaan bahwa singgasananya masih diduduki oleh raja yang terdahulu.

Masyarakat suku Tidung percaya bahwa tak hanya rajanya saja yang masih ada tetapi putri serta pengawalnya juga masih ada di sana dan menjaga rumah adat suku Tidung tersebut. Mereka juga meyakini bahwa ada orang dengan kemampuan khusus yang dapat melihat mereka.

Itulah ulasan tentang rumah adat dari suku Tidung, sebuah suku bangsa yang terdapat di Kalimantan utara. Suku Tidung yang dapat dikatakan sebagai suku tertua di Kalimantan Utara, tepatnya di  daerah Tarakan. Mereka memiliki keunikan budayanya tersendiri.

Bangunan dari rumah adat baloy seperti hampir mirip dengan rumah adat Dayak yang biasanya berupa rumah panggung. Selain bangunan intinya ada juga beberapa bangunan yang diletakkan di sekitaran rumah adat baloy. Tempatnya biasa digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau pentas seni tari.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram