4 Senjata Tradisional Lampung yang Unik dan Bersejarah

Ditulis oleh Siti Hasanah

Senjata tradisional adalah senjata yang diwariskan dari generasi dahulu ke generasi selanjutnya dan teknik pembuatannya sederhana. Tiap daerah di Indonesia mempunyai jenis senjata tradisionalnya masing-masing. Salah satu senjata tradisional yang terkenal adalah keris yang dapat di temui di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Lampung.

Keris di Lampung diperkirakan sudah ada semenjak zaman klasik. Hal itu karena sejak abad ke-7 Lampung telah ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya. Kemungkinan keris di Lampung sudah diperkenalkan oleh Kerajaan Sriwijaya melalui para bangsawannya. Selain keris, provinsi ini pun memiliki senjata lainnya. Berikut ini adalah senjata tradisional Lampung.

1. Badik

BadikSumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Badik adalah satu dari beberapa senjata tradisional Lampung yang lumayan dikenal di antara penduduk Lampung, di desa ataupun di kota. Oleh karena itu senjata ini banyak digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh maupun dari serangan hewan liar.

Fakta bahwa senjata ini terkenal di Lampung semakin kuat sebab badik lumayan akrab dalam kehidupan kaum pria Lampung sehari-hari, khususnya para anak mudanya. Umumnya mereka membawa senjata ini dengan diselipkan di ikat pinggangnya saat pergi ke mana-mana.

Badik merupakan semacam senjata pisau biasa. Senjata ini gagangnya dibuat membengkok mirip dengan gagang golok. Untuk bagian mata pisaunya bentuknya dibuat membengkok di bagian ujungnya saja. Sementara itu, bagian sarungnya dibuat menggunakan material dari kayu.

Senjata tradisional ini menurut penelitian sejarah diperkirakan mulai muncul di daerah Lampung sesudah kedatangan masyarakat Bugis ke daerah tersebut di masa lampau. Fakta ini dapat dibuktikan  dari beberapa kesamaan di antara kebudayaan Lampung dengan Bugis, senjatanya dinamakan Badik.

Tak hanya itu, fungsi serta bentuk badik Lampung serta badik Bugis juga mirip sekali. Asal usul senjata badik ini sebenarnya tidak diketahui secara pasti, apakah senjata ini merupakan “kiriman” dari Bugis ke Lampung atau justru sebaliknya, dari Lampung ke Bugis.

Fakta menarik lainnya, yaitu sampai sekarang senjata badik ini masih digunakan dan dibuat oleh penduduk  Lampung.

2. Keris (Tekhapang atau Punduk Keris)

Keris (Tekhapang atau Punduk Keris)Sumber: asyraafahmadi.com

Biasanya keris jenis ini tak dipercaya mempunyai kekuatan magis. Senjata ini pun biasanya bukan berupa warisan dari orang tua. Umumnya bentuknya adalah sebuah keris yang indah. Terkadang alat tradisional Lampung ini berlapis logam mulia, dari gagang sampai ke sarungnya.

Terkadang sarungnya diukir sedemikian rupa sehingga menyerupai ukiran barang-barang yang berasal dari emas. Keris ini di daerah Lampung dinamakan dengan tekhapang/punduk keris. Keris indah ini dipakai untuk upacara perkawinan dan digunakan oleh pengantin pria.

Keris tersebut diselipkan di pinggang pada bagian depan. Bisa juga keris tersebut dipegang dengan tangan kanan. Ini berbeda dengan cara pengantin Jawa menggunakan keris yang diselipkan pada pinggang  bagian belakang/punggung.

Sekarang ini keris di Lampung tak lagi digunakan sebagai senjata perang. Keris ini memiliki fungsi lain, seperti pelengkap upacara tradisional atau pelengkap pakaian adat tradisional. Di daerah Lampung saat ini keris banyak dibuat di wilayah Lampung Utara khususnya di Tulangbawang udik.

3. Candung

Candung

Salah satu dari senjata tradisional Lampung, candung adalah senjata yang paling banyak digunakan hingga sekarang. Senjata ini selain kerap disebut dengan nama candung, sering juga disebut dengan laduk, yang artinya golok.

Candung sebetulnya merupakan alat perkakas yang digunakan untuk peralatan rumah tangga, misalnya beraktivitas di dapur, berkebun, atau untuk melindungi diri ketika pergi ke hutan. Senjata ini juga adalah senjata sejenis golok biasa dengan panjang kira-kira 30 – 50 cm.

Untuk bilah candung dibuat menggunakan bahan besi baja maupun jenis logam lainnya. Sementara pada bagian gagangnya bahan yang digunakan adalah kayu. Candung masih diproduksi oleh pandai besi di wilayah Menggala, Lampung Utara.

Senjata tradisional Lampung ini dibagi jadi tiga macam didasarkan pada fungsi pemakaiannya, yaitu:

A. Candung Rampak Alu (Golok Dapur)

Candung Rampak Alu (Golok Dapur)

Candung rampak alu merupakan jenis candung yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk aktivitas ibu-ibu di dapur. Biasanya, jenis candung ini mempunyai kualitas yang rendah sebab kandungan unsur bajanya minim dan kurang tajam.

Ini dikarenakan golok dapur yang dihasilkan oleh pandai besi Menggala menggunakan bahan baku yang berasal dari per mobil bekas yang tak terpakai lagi. Candung rampak alu juga memiliki sarung atau warangka, dan dapat disimpan di sudut-sudut dapur yang memungkinkan untuk dijangkau tangan.

B. Candung Kawik (Golok Ladang)

Candung Kawik (Golok Ladang)

Ini merupakan senjata yang kerap digunakan untuk bekerja di ladang oleh para pria Lampung, baik untuk membersihkan semak, menyiangi rumput, memotong ranting, dan lain-lain. Biasanya, golok candung kawik juga kualitasnya tidak terlalu bagus, tapi lebih tinggi dibanding golok dapur.

Unsur baja yang terdapat pada golok ini tidak terlalu menonjol, dan umumnya untuk menutup bilahnya sudah dilengkapi dengan sarung atau werangka meskipun terkadang tidak selalu dilengkapi dengan sarungnya.

C. Candung Lancip (Golok Pegangan Istimewa)

Candung Lancip (Golok Pegangan Istimewa)

Candung yang satu ini merupakan jenis candung yang banyak digunakan untuk keperluan khusus, misalnya untuk penyembelihan binatang maupun berperang. Jenis golok ini adalah senjata yang mempunyai kualitas yang tinggi dan memiliki bilah yang tajam sekali.

Hal ini karena unsur baja yang dalam candung ini cukup menonjol. Untuk memproduksi candung ini para pekerja pandai besi yang ada di Manggala, Lampung Utara menggunakan bahan material berupa sisa-sisa klaher mobil bekas.

Candung lancip ini akan disenangi oleh masyarakat setempat jika memiliki ukuran mata bilah yang pendek, yang panjangnya tak lebih dari 25 cm. Senjata dengan ukuran kecil ini, relatif lebih praktis dan tak begitu merepotkan jika dibawa pergi ke mana-mana.

Golok ini dilengkapi dengan sarung yang terbuat dari dua bilah kayu ringan. Lilitan rotan digunakan untuk mengikat keduanya.

4. Tombak

Tombak

Tombak dalam bahasa Lampung disebut dengan istilah payan. Seperti halnya keris, ternyata penggunaan dari beragam tombak yang masih dipunyai masyarakat ini berdasarkan bentuknya bisa diklasifikasikan jadi dua, yaitu:

  • Payan kejang yakni senjata yang mempunyai gagang yang terbuat dari kayu dengan ukuran tidak lebih dari 150 cm. Sementara mata tombaknya memiliki ukuran sama dengan payan buntak yakni mencapai 34-40 cm.
  • Payan buntak yakni senjata yang memiliki gagang dengan panjang yang tidak lebih dari 90 cm. Jenis payan ini adalah senjata yang langka. Ini karena umumnya senjata ini mempunyai kualitas yang sangat tinggi. Kadang-kadang diberi bulu ekor kuda yang dinamakan tunggul.

Selain kedua tombak itu, ada juga tombak yang berasal dari luar wilayah Lampung, khususnya dari Jawa, yaitu dari Banten (Surosoan). Jenis tombak yang berasal atau hadiah dari daerah luar Lampung umumnya dipandang mempunyai kualitas yang lebih baik.

Hal ini bisa dipahami karena senjata ini merupakan ikatan lahir batin dalam sebuah persahabatan. Mata tombaknya mirip dengan keris yakni mempunyai pamor dan berlapis.

Tombak Lampung banyak yang dipandang mempunyai kekuatan magis, terutama bila tombak tersebut adalah benda pusaka yang merupakan warisan dari leluhur. Umumnya tombak yang seperti ini untuk mata tombaknya dilengkapi dengan sarung.

Sementara itu tombak yang tidak mempunyai kekuatan magis, umumnya tak dilengkapi dengan sarung atau dalam bahasa Lampung disebut wrangka/sakhung. Akan tetapi terkadang ada juga yang mempunyai kekuatan magis. Untuk itu cara menyimpannya tidak boleh sembarang.

Umumnya tombak yang seperti itu disimpan di suatu tempat khusus, yang tentunya berbeda dengan tempat menyimpan keris biasa.

Berdasarkan bukti arkeologis, fragmen tombak banyak dijumpai di situs-situs purbakala, seperti di situs Pugungraharjo dan situs Benteng sari. Di kedua situs itu ditemukan juga lelehan-lelehan maupun kerak besi serta logam lainnya.

Selain itu didapatkan pula wadah pelebur logam, khususnya di situs Bentengsari. Dari sini bisa disimpulkan kemungkinan di dua situs itu terdapat sejenis perbengkelan maupun pande pembuatan senjata, yang di dalamnya termasuk pembuatan tombak.

Itulah keempat senjata tradisional Lampung yang bisa menjadi pengetahuan kita. Senjata ini sebagian masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari penduduk Lampung. Ada juga senjata yang memiliki kekuatan magis.

Senjata-senjata ini yang merupakan warisan leluhur, tentunya harus kita lestarikan agar tidak sampai punah ditelan zaman. Coba ceritakan apa saja senjata tradisional yang ada di daerahmu?

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram