Mengenal Sejarah Serta Penggunaan Tulisan dan Huruf Jepang
Adakah yang pernah memperhatikan tulisan atau huruf Jepang? Dari manakah asal mula tulisan itu? Apakah dengan huruf di Cina itu sama saja ataukah ada perbedannya? Mengapa ada huruf yang disebut kanji, hiragana, dan katakana?
Berbagai macam pertanyaan di atas seringkali timbul bagi kita yang baru melihat tulisan Jepang. Untuk menjawab berbagai pertanyaan berikut, kali ini saya akan mengulas sejarah lengkap mengenai berbagai jenis tulisan di Jepang yang banyak digunakan hingga saat ini.
Sejarah Tulisan di Jepang
Di awal abad ke-3 masehi, dua orang utusan dari Baekje yang bernama Achiki dan Wani datang ke Kerajaan Jepang dan konon mengajarkan huruf Tionghoa bagi putra kaisar. Hal tersebut dianggap sebagai awal sejarah tulisan jepang meskipun sebenarnya orang Jepang telah mengenal huruf Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi.
Dokumen tertua berisi tulisan jepang ditulis oleh keturunan dari Tiongkok yang bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut dengan yamato kotoba dalam bahasa Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai kejadian dan peristiwa penting di Jepang.
Pada zaman pra-sejarah bahasa Jepang, di sana tidak mengenal tulisan yang dikenal seperti saat ini, yakni tulisan yang dikenal rumit dengan huruf kanjinya. Sebelum huruf kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Kemudian informasi itu ditulis oleh utusan kerajaan yang berasal dari Tiongkok, ditulis dan dilapalkan menurut cara bahasa Tionghoa.
Sistem kanbun merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Kemudian berkembanglah sistem penulisan man’yougana yang memakai huruf Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Tulisan ini dipakai dalam karya sastra Jepang klasik dalam antalogi puisi.
Dengan berkembangnya karya sastra Jepang pada jaman Heian, penggunaan huruf Kanji dianggap sebagai penghalang karena karakternya yang sulit untuk dimengerti. Maka timbullah pemikiran baru untuk membuat huruf kana (hiragana dan katakana) untuk menggantikan man’yougana.
Huruf kana ini dibuat dari bagian huruf kanji atau penyederhanaan dari huruf kanji. Pada gambar di bawah ini dijelaskan mengenai pengembangan dari man’yougana. Bagian atas menunjukkan karakter kanji pada umumnya, bagian merah menunjukan man’yougana yang ditulis pada naskah kuno, sedangkan bagian bawah merupakan penyederhanaan ke hiragana.
Sedangkan gambar di bawah ini menunjukkan perubahan man’yougana ke bentuk katakana.
Meskipun begitu, tidak semua huruf kana berasal dari penyederhanaan huruf kanji, ada juga yang berasal dari cara pengucapan kanji.
Perbedaan Fungsi Huruf Jepang
Huruf Jepang terdiri atas tiga huruf, yaitu kanji, hiragana dan katakana. Lalu, apakah perbedaan dan kegunaan dari huruf-huruf tersebut? Huruf-huruf tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam bahasa Jepang. Sekarang akan saya jabarkan dari masing-masing fungsinya.
1. Kanji
Huruf kanji digunakan untuk menulis kata-kata dari bahasa Tiongkok atau Jepang yang dapat ditulis dengan huruf Kanji. Penulisan ini cukup menyulitkan bagi siswa dan mahasiswa yang belajar bahasa Jepang dikarenakan huruf kanji itu banyak dan juga bentuknya yang dianggap rumit.
Namun seiring berjalannya waktu dengan rentang yang cukup panjang, faktor bahasa Jepang dan masyarakatnya pun ikut serta dalam perubahan terhadap kanji yang kini dikenal dengan On’yomi dan Kun’yomi. On’yomi merupakan kanji yang dilapalkan berdasarkan cara baca baca kanji Tionghoa sedangkan Kun’yomi cara baca kanji berdasarkan kata asli bahasa Jepang.
Kanji disebut dengan hyooi moji atau Ideographic. Setiap kanji memiliki makna tersendiri, karena kanji dibuat sebagai ungkapan ide simbolis terhadap kata yang dimaksud. Kanji dibagi dalam tiga bagian, yaitu bentuk, bunyi dan arti/ makna. Dalam bebrapa kanji pun bisa terdapat cara baca atau arti yang sama namun berbeda makna. Hal tersebut juga yang membuat kanji dianggap sulit.
2. Hiragana
Konon huruf hiragana ini diciptakan oleh Kobodashi. Pada zaman Heian huruf hiragana ini sering digunakan oleh wanita. Huruf hiragana juga dikenal dengan onna de (女手) atau 'tulisan wanita' karena biasa digunakan oleh kaum wanita untuk membuat karya sastra klasik.
Huruf hiragana merupakan bentuk tulisan yang digunakan sehari-hari dalam bahasa Jepang yang digunakan secara bersamaan dengan huruf kanji. Kegunaan huruf hiragana diantaranya adalah :
- Untuk mendampingi huruf kanji.
- Menulis akhiran kata okurigana.
- Untuk menulis kata keterangan.
- Untuk bacaan anak-anak seperti buku teks, animasi dan komik.
- Sebagai furigana, yakni tulisan kecil yang biasanya berada di atas huruf kanji sebagai penanda cara membaca suatu kanji.
- Sebagai partikel.
3. Katakana
Berbeda dengan hiragana, katakana konon diciptakan oleh Kibinomakibi. Dan pada zaman dahulu huruf ini digunakan oleh laki-laki, mungkin dikarenakan karakter hurufnya sendiri yang terlihat tegas dan kaku. Namun kini huruf katakana tidak digunakan hanya oleh laki-laki, tapi digunakan untuk:
- Menulis kata-kata serapan bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang atau bisa disebut dengan外来語 (gairaigo). Seperti nama negara asing, nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan juga kota-kota di luar negeri.
- Digunakan pada bahasa-bahasa telegram.
- Sebagai penulisan lambang bunyi atau pengucapan.
- Sebagai tulisan bahasa rahasia dan bahasa slang.
- Digunakan juga pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan perusahaan.
Selain tiga tulisan yang telah dipaparkan tadi, ada pula huruf romaji. Huruf ini merupakan huruf latin yang melambangkan bunyi, namun tidak memiliki arti seperti huruf-huruf kanji. Huruf ini melambangkan sebuah fonem.
Saat ini romaji digunakan sebagai salah satu sistem pengajaran bahasa Jepang secara umum. Hal ini pun digunakan di Indonesia dalam pengajaran bahasa Jepang khususnya pengajaran pada sekolah menengah atas (SMA).
Penggunaan Dalam Nama Jepang
Huruf kanji, hiragana, dan katakana juga diimplementasikan dalam penulisan nama orang Jepang. Orang Jepang biasanya menuliskan nama mereka dengan huruf kanji yang memiliki perbedaan pelapalan meskipun bentuknya sama. Namun untuk menghindari salah pengucapan, para orang tua biasanya menuliskan nama anak mereka yang baru lahir dengan huruf hiragana atau katakana.
Sistem penamaan di Jepang sendiri biasanya menempatkan nama keluarga di depan kemudian diikuti dengan nama panggilan di belakangnya. Jarang sekali ada orang Jepang yang menggunakan nama tengah seperti yang banyak digunakan oleh orang Eropa.
Dikutip dari Wikipedia, nama keluarga yang paling banyak digunakan di Jepang adalah Satō (佐藤), Suzuki (鈴木) danTakahashi (高橋). Sedangkan untuk nama belakang yang paling keren dan populer saat ini adalah Yuina (結菜) untuk perempuan dan Hiroto (大翔) untuk laki-laki. Berikut adalah daftar lengkap beserta penulisannya dalam huruf Jepang:
- Perempuan
- Yuina (結菜)
- Hina (陽菜)
- Aoi (葵)
- Yua (結愛)
- Yui (結衣)
- Rin (凛)
- Airi (愛莉)
- Koharu (心春)
- Airi (愛梨)
- Mei (芽依)
- Laki-laki
- Hiroto (大翔)
- Ren (蓮)
- Yuuma (悠真)
- Minato (湊)
- Haruto (陽斗)
- Shota (翔太)
- Yuuto (悠斗)
- Haruto (陽翔)
- Souma (颯真)
- Sota (颯太)