10 Pakaian Adat NTT yang Kaya dengan Tenun Ikatnya

Ditulis oleh Siti Hasanah

Pakaian adat dari Nusa Tenggara Timur yang sempat dikenakan oleh presiden, membuat banyak orang kembali mengenal pakaian-pakaian adat dari daerah Nusa Tenggara Timur. Kita mulai menggali kembali keindahan-keindahan pakaian tradisional yang banyak terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Nusa Tenggara timur yang juga memiliki banyak suku, memiliki kekayaan budaya yang menarik untuk di gali, satu diantaranya adalah pakaian adatnya yang sempat jadi perhatian setelah dikenakan oleh Presiden Joko Widodo. Berikut ini adalah ulasan beberapa pakaian adat dari Nusa Tenggara Timur yang menarik untuk disimak.

1. Pakaian Adat suku Rote

Pakaian Adat suku RoteSumber: panritahasea.id

Suku Rote di Nusa Tenggara Timur mendiami Pulau dengan nama yang sama dengan nama sukunya yaitu Pulau Rote. Pakaian yang mereka kenakan merupakan hasil tenunan sendiri yang menggunakan bahan serat gewang. Mereka juga menggunakan pewarna alami untuk bahan kain tenunnya.

Para pria di suku Rote biasanya mengenakan pakain kemeja putih yang dipadukan dengan sarung tenun sebatas betis. Lalu menggunakan selempang dari kain tenun dan hafa berupa kain tenun yang dililit di pinggang. Tak lupa akesoris berupa topi ti’ilangga, habas berupa kalung, dan juga golok.

Sedangkan para kaum wanita mengenakan kain tenun yang dipakai seperti kemben dan bagian bawah menggunakan tenun ikat. Pada bahu kiri dilempangkan kain tenun, lalu pendi berupa ikat pinggang terbuat dari perak atau emas. Lalu hiasan kepala bulak moti atau bulan baru dan habas berupa kalung.

2. Pakaian Ada Suku Dawan

Pakaian Ada Suku DawanSumber: facebook.com

Suku Dawan biasa disebut juga suku Atoni mereka mendiami daerah Pulau Timor yang berada di Kabupaten Belu. Suku Dawan juga dikenal dengan nama atoni pah meto atau orang yang tinggal ditanah kering. Pakaian dari suku Dawan yang kenakan pria dan wanita ini diberi nama amarasi.

Para pria di suku Dawan mengenakan baju atasan berupa kemeja bodo, sedangkan bagian bawah mengenakan sarung tenun. Tak lupa ada juga aksesoris yang dikenakan berupa ikat kepala dengan hiasan kepala, dan kalung berbadul gong. Serta tak lupa juga aksesoris berupa ikat pinggang.

Kaum wanita dari suku Dawan biasanya mengenakan pakaian berupa kebaya dengan bawahannya berupa sarung tenun serta selempang penutup dada. Mereka juga menggunakan beragam aksesoris, diantaranya kalung habas, kalung muti salak, gelang, serta hiasan kepala berupa bulan sabit.

3. Pakaian Adat Suku Sabu

Pakaian Adat Suku SabuSumber: infobudaya.net

Suku Sabu atau Sawu merupakan suku yang mendiami Pulau Sawu dan Raijua di NTT.  Mereka memiliki kain tenun ikat yang diberi nama higi hawu untuk sarung dan higi huri  untuk yang berbentuk selimut. Motif pada kain tenun suku Sabu berupa tumbuhan, hewan dan juga bentuk geometris.

Para pria suku Sabu biasa mengenakan pakaian kemeja putih berlengan panjang, dengan bagian bawah berupa kain tenun. Selain itu juga terdapat selempang yang terbuat dari kain tenun. Aksesoris yang dikenakan biasanya berupa kalung muti salak dan habas,  dan sabuk, serta ikat kepala.

Pada kaum wanita biasanya mengenakan kaian tenun yang dikenakan seperti kemben. Aksesoris yang dikenakan oleh kamu wanita biasanya berupa ikat pinggang, gelang, serta kalung. Hanya saja dalam keseharian tidak semua suku Sabu mengenakan aksesoris pria maupun wanita.

4. Pakaian Adat Suku Helong

Pakaian Adat Suku HelongSumber: benyaminlakitan.wordpress.com

Suku Helong merupakan suku asli dari Pulau Timor, yang saat ini banyak berdiam di daerah Kupang. Pada suku Helong kaum pria biasanya mengenakan pakaian adat kemeja bodo dengan bawahan berupa selimut yang lebar. Aksesoris yang dikenakan biasanya berupa kalung habas, dan ikat kepala.

Kaum wanita dari suku Helong biasanya mengenakan kain tenun yang dikenakan seperti kemben. Bagian bawah mereka biasanya mengenakan sarung yang diikat dengan ikat pinggang atau pending dari emas. Sedangkan untuk hiasan biasanya mengenakan hiasan kepala berupa hiasan bulan sabit.

Selain hiasan yang dikenakan di kepala, mereka juga mengenakan kalung  sebagai hiasannya. Selain itu mereka juga biasanya mengenakan anting-anting yang biasa disebut dengan kerabu. Pakaian adat dari suku Helong untuk perempuan juga ada yang berbentuk kebaya.

5. Pakaian Adat Suku Sumba

Pakaian Adat Suku Sumba

Suku Sumba merupakan suku yang mendiami Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur. Di masa lalu pakaian yang dikenakan oleh seseorang dapat memperlihatkan status sosialnya di masyarakat. Tetapi saat ini pakaian lebih menunjukan pentingnya sebuah acara yang akan dihadiri oleh seseorang.

Pakaian adat suku Sumba yang dikenakan oleh kaum pria biasanya berupa kain hinggi kombu  yang dililitkan pada pinggang yang dikencangkan dengan ikat pinggang. Tiara patang merupakan ikat kepala yang biasa dikenakan kaum pria. Selain itu ada aksesoris berupa gelang dan juga senjata tradisional.

Pada kaum wanitanya biasanya mengenakan pakaian berupa kain lau yang dibentuk sarung dan dikenakan seperti kemben yang disebut ye’e. Aksesoris yang dikenakan biasanya berupa mamoli atau anting-anting. Hiasan kepalanya hampir sama dengan suku  lain berupa hiasan bulan sabit.

6. Pakaian Adat Suku Lio 

 Pakaian Adat Suku Lio

Suku Lio merupakan suku terbesar dan juga tertua yang terdapat di Pulau Flores NTT. Orang Lio memiliki ragam kain tenun yang diberi nama tenun ikat patola. Kain tenun ini dibuat untuk kalangan kerajaan dan juga kepala suku. Motif dari kain tenunnya berupa motif  dedaunan, biawak, dan manusia.

Pakaian pria yang biasa dikenakan oleh Suku Lio berupa ragi atau kain sarung yang berwarna hitam dengan beragam motif. Luka  merupakan selendang  yang biasa di digunakan di sebelah kanan. Satu lagi adalah lesu berupa ikat kepala yang hanya digunakan oleh para  pelaksana ritual adat. 

Wanita dari suku Lio biasanya mengenakan pakaian tradisional yang bernama lambu yang mirip dengan baju bodo. Bawahannya biasanya berupa kain sarung  yang disebut dengan lawo yang memiliki beragam motif. Aksesoris yang dikenakan biasanya berupa tusuk konde, anting , dan juga kalung.

7. Pakaian Adat Suku Manggarai

Pakaian Adat Suku ManggaraiSumber: benyaminlakitan.files.wordpress.com

Suku Manggarai merupakan suku yang mendiami daerah Pulau Flores di bagian barat. Masyarakat Suku Manggarai memiliki beragam pakaian adat sesuai dengan kegiatannya. Suku manggarai juga memiliki kain tenun songke yang menjadi ciri khasnya yang  disebut juga dengan nama lipa dan towe.

Pakaian yang biasa dikenakan oleh kaum pria adalah kemeja lengan panjang yang berwarna putih dipadu dengan selendang bermotif songket, sedang bawahannya berupa sarung dari kain songke. Aksesoris yang dikenakan berupa ikat kepala yang bisa disebut dengan sapu.

Wanita suku Manggarai biasanya mengenakan pakaian berupa kebaya yang dipadukan dengan kain songke. Selain itu wanita juga biasa mengenakan selendang yang terbuat dari kain songke. Aksesoris yang dikenakan kaum wanita yang paling mencolok adalah hiasan kepala bernama balibelo.

8. Pakaian Adat Suku Kabola

Pakaian Adat Suku KabolaSumber: emnusantara.blogspot.com

Suku Kabola merupakan suku yang terdapat di NTT yang mendiami daerah Alor di Kampung Tradisional Monbang. Hal yang unik dari suku Kabola adalah mereka menggunakan kulit kayu menjadi pakaian mereka. Kulit kayu yang digunakan berasal dari sebuah pohon bernama Ka.

Pakaian kulit kayu biasa digunakan untuk upacara adat saja, dalam kesehariannya mereka mengenakan pakaian biasa. Pakaian dari kulit kayu untuk pria biasanya berupa bawahan saja dan selempang, mereka tidak menggunakan atasan alias bertelanjang dada. 

Sedangkan untuk para wanitanya berupa pakaian terusan yang tidak berlengan. Mereka juga menggunakan aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, gelang tangan, dan juga gelang kaki. Walau pakaiannya dari kulit kayu mereka juga memiliki kerajinan berupa kain tenun sendiri.

9. Pakaian Adat Suku Abui

Pakaian Adat Suku AbuiSumber: asrivitaloka.com

Suku Abui merupakan suku di NTT yang bertempat tinggal di Pulau Alor, tepatnya disebuah kampung tradisional yang bernama Desa Takpala. Mereka merupakan masyarakat yang tinggal di pegunungan dan sangat dekat dengan alam. Mereka juga memiliki kain tenun yang merupakan hasil karya sendiri.

Pakaian tradisional yang biasa mereka kenakan adalah berupa  kain sarung dan juga selempang dari kain tenun. Para pria biasanya juga mengenakan hiasan berupa ikat kepala dari kain dan hiasannya berupa bulu-bulu ayam. Pakaian ini biasanya merupakan pakaian yang digunakan saat berperang.

Pada kaum wanitanya mereka menggunakan pakaian yang menggunakan kain tenun yang dililitkan di tubuh seperti kemben. Aksesoris yang digunakan kaum wanita berupa gelang kaki yang gemerincing saat dihentakan. Selain itu mereka juga menggunakan hiasan kepala dari manik-manik.

10. Pakaian Adat Suku Sikka

Pakaian Adat Suku SikkaSumber: twitter.com

Kain sarung merupakan kain bawahan yang biasa digunakan oleh kaum pria.  Atasan untuk kaum pria biasanya berupa kemeja putih yang dipadukan dengan selempang yang dari tenun yang biasa disebut lensu sembar. Hiasan kepala berupa ikat yang menjuntai di pada bagian sampingnya.

Pakaian wanita biasanya berupa kain tenunan yang diberi nama utan, yang biasa digunakan sebagai bawahan. Atasan wanita biasanya terbuat dari kain sutra dengan lengan panjang dipadu dengan selendang yang diikatkan di pinggang. Aksesoris yang digunakan berupa gelang yang bernama kalar.

Itulah beragam pakaian adat dari Nusa Tenggara Timur. Setiap suku-suku yang ada memiliki keindahan busananya yang khas. Ada banyak ragam tenun ikat yang dapat kamu temui dalam busana yang mereka kenakan. Kain tenun mereka memiliki makna yang dalam tak hanya sebagai pakaian saja.

Pakaian adatnya setiap suku memperlihatkan kekayaan warisan budaya yang dimiliki masyarakat Nusa Tenggara  Timur dan juga Indonesia. Keunikan dari setiap karya mereka merupakan warisan turun temurun yang harus dilestarikan. Kekayaan budaya itu merupakan identitas dari negara kita.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram