Inilah 10 Oleh-Oleh Khas Kota Singkawang yang Mesti Dibeli
Tahukah kamu Indonesia punya satu kota yang disebut “The Little Hong kong”, kota tersebut adalah Kota Singkawang. Kota Singkawang terletak 145 km dari Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat. Sedikit bercerita mengenai kota Singkawang, kota ini dulunya adalah kota tempat singgah para pedagang China. Itulah kenapa kota Singkawang identik dengan sajian budaya Tiongkok hingga Melayu.
Kota Singkawang memang dikenal kaya akan keberagaman agama dan adat istiadatnya yang sangat menarik. Itulah kenapa Kota Singkawang menjadi salah satu kota yang wajib untuk kamu datangi untuk berlibur. Saat berlibur tidak afdol rasanya jika kita pulang tanpa adanya buah tangan khas tempat tersebut dong.
Nah, kita akan bahas nih apa saja sih oleh-oleh khas Kota Singkawang yang harus banget kamu bawa pulang kerumah. Yuk, kita bahas apa saja sih oleh-oleh tersebut di artikel di bawah ini!
1. Batik Tidayu
Indonesia memang tidak pernah jauh dari kerajinan batik, begitu pula Kota Singkawang. Di Kota Singkawang sendiri kita akan menemukan batik yang indah bernama Batik Tidayu. Nah, kalian tahu tidak apa sih arti dari nama Tidayu? Tidayu ternyata merupakan singkatan dari tiga etnis mayoritas di Kota Singkawang. Tiga etnis tersebut adalah etnis Tiongkok, etnis Dayak dan yang terakhir adalah etnis Melayu.
Jika melihat desain yang ada dalam Batik Tidayu, kita akan sadar memang batik ini berbeda dari Batik lainnya. Terdapat 6 desai Batik Tidayu yang masih populer yang ada di galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kota Singkawang. Ke enam Batik tersebut adalah hasil dari sayembara yang dilakukan oleh Elisabeth Majuyetty, istri dari mantan Walikota Singkawang periode 2007-2012.
2. Keramik Singkawang
Oleh-oleh lain dari Kota Singkawang yang pastinya tidak boleh kamu lewatkan adalah kerajinan keramik mininya. Perlu kamu tahu, kerajinan keramik ini adalah warisan dari kebudayaan Tionghoa asal Tiongkok. Bahkan nih, kerajinan ini merupakan kerajinan yang sudah turun temurun oleh generasi ke 4 keluarga Tiongkok.
3. Kaos Wonderful Singkawang
Oleh-oleh satu ini seperti memang harus selalu kita bawakan sebagai oleh-oleh wajib saat berlibur. Kaos khas Kota Singkawang ini menjadi salah satu kaos yang wajib banget kamu bawa pulang. Kota Singkawang memiliki kaos khusus saat perayaan Cap Go Meh, yaitu kaos ‘Wonderful Singkawan’. Kaos ini selalu menjadi kaos paling best seller dan sangat populer hingga sekarang.
Kaos ‘Wonderful Singkawang’ ini memang sengaja di desain untuk memeriahkan festival Cap Go Meh. Terus dimana nih kira-kira kita bisa membeli kaos ini? Seperti saat kita jalan-jalan ke Kota Bandung, Kota Singkawang juga memiliki banyak distro. Kamu bisa mencari kaos-kaos tersebut di distro-distro, pastikan kamu memilih kaos dengan teliti agar kaos tahan lama.
4. Aksesoris Resam
Satu lagi oleh-oleh khas Kota Singkawang yang wajib banget untuk kamu bawa nih, Aksesori Resam khas Singkawang. Aksesoris seperti gelang dan cincin yang terbuat dari anyaman dengan berbagai pola yang menarik. Oleh-oleh ini akan menjadi salah satu hadiah yang paling disukai oleh ibu, kakak bahkan pacar kamu.
Resam sendiri merupakan tumbuhan jenis paku yang biasanya dapat ditemui di tebing-tebing tepi jalan. Tumbuhan Resam dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman lain. Tapi tumbuhan ini ternyata dapat diolah salur-salur akarnya, caranya dengan melemaskan salur akarnya barulah bisa di anyam.
5. Kerajinan Kulit Kayu
Kerajinan lainnya yang bisa kamu bawa pulang kerumah adalah Kerajinan dari kulit kayu khas Singkawang. Kerajinan dari kulit kayu ini dapat berupa tas, dompet, topi dan lainnya yang cocok jadi oleh-oleh untuk orang rumah. Kerajinan ini sangat menarik karena memang desainnya yang sangat khas dan indah.
Seperti yang sudah kita tahu kerajinan ini terbuat dari kulit kayu, kulit kayu ini berasal dari pohon Tarap. Pohon Tarap sendiri ternyata adalah tanaman yang banyak tumbuh di daerah yang tropis. Kulit kayu dari pohon Tarap ini diolah agar menjadi lembaran-lembaran tipis. Barulah setelah itu di buat jadi kerajinan secara manual, prosesnya mungkin bisa menghabiskan 3 sampai 5 hari lamanya.