Inilah 6 Gorengan Khas Jepang yang Mesti Kamu Coba

Ditulis oleh Siti Hasanah

Mungkin sebagian kamu sudah sangat familiar dengan nama-nama makanan seperti tempura, karaage atau katsu. Makanan ini bisa kamu temui dalam versi fresh yang dibuat di restoran atau kedai-kedai dan ada juga dalam bentuk mentah yang dijual di supermarket.

Tapi tahukah kamu, ternyata nama-nama tadi adalah bagian dari agemono. Ada beragam jenis agemono, yaitu tempura, kaarage dan katsu. Tiap-tiap jenis itu memiliki varian yang beragam. Ingin tahu lebih dalam tentang gorengan khas Jepang? Simak ulasannya berikut ini ya!

Mengenal Agemono

Mengenal Agemono

Gorengan khas Jepang disebut dengan istilah agemono yang dalam masakan Jepang merujuk pada semua masakan yang digoreng. Teknik menggoreng agemono terdiri dari tiga teknik dasar, yaitu suage yang merupakan makanan digoreng dengan tidak diberi lapisan tepung maupun adonan.

Ada lagi karaage, yaitu cara menggorengnya dengan pertama kali diberi lapisan tepung maupun pati garut. Tujuannya yaitu untuk mempertahankan kandungan air alaminya sehingga hasilnya adalah permukaan luar yang renyah.

Yang ketiga yaitu koromo-age, yakni jenis makanan yang sebelum digoreng dilapisi dengan adonan, misalnya masakan tempura. Koromo-age ini paling pas untuk makanan laut, ikan musiman serta sayuran.

Kebanyakan teknik suage digunakan untuk menggoreng terong, ikan air tawar, paprika hijau serta sayuran lainnya yang tekstur, warna, dan bentuknya bisa dimanfaatkan untuk memberikan efek yang bagus pada makanan.

Terakhir adalah karaage. Ini biasanya digunakan untuk daging, kebanyakan adalah daging ayam, dan termasuk juga varian yang dinamakan tatsutaage. Dalam cara ini, potongan ayam pertama-tama direndam dalam campuran sake, gula dan soy sauce, dibalut sedikit tepung garut dan lalu digoreng.

Juga, ada yang dinamakan furai atau kawari-age, yang secara harfiah yaitu jenis deep-frying yang berbeda-beda, adalah teknik yang relatif baru yang berasal dari Barat. Teknik ini merujuk pada makanan yang diberi lapisan tepung roti kemudian digoreng.

Jenis-Jenis Gorengan Khas Jepang (Agemono)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, agemono memiliki beberapa jenis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis agemono.

1. Karaage

Karaage

Gorengan khas Jepang ini merupakan makanan yang digoreng dengan deep-frying yang sebelumnya dilapisi dengan tepung garut, kemudian di-deep-fry. Penggunaan tepung garut menjaga kandungan air alami dari makanan yang digoreng. Hasilnya adalah permukaan luar yang renyah.

Sebagai bahan pelapis alternatif lainnya di antaranya tepung tapioka dan terigu. Selain itu, tepung kentang juga dapat digunakan. Karaage biasanya berupa berbagai daging, ikan, cumi-cumi, gobo (akar burdock, tapi paling sering dihubungkan dengan ayam.

Variasi khusus dari karaage disebut tatsutaage, yaitu berupa potongan ayam yang sebelumnya direndam dalam campuran sake, soy sauce, dan gula yang kemudian dibalur tipis dengan pati garut dan selanjutnya digoreng.

Gorengan khas Jepang ini biasanya diberi bumbu dengan bawang putih dan jahe, dan dihidangkan dengan soy sauce sebagai pendamping. Kaarage dapat ditemui di izakaya, berupa tempat untuk minum dan menyantap makanan ringan sesudah kerja.

Karaage memiliki beberapa varietas yang terkenal, di antaranya:

  • Chicken Nanban: Ini adalah jenis karaage yang berasal dari prefektur Miyazaki di Kyushu. Saking populernya, chicken nanban bisa kamu temukan di menu setiap restoran makanan Jepang di seluruh Jepang. Karaage goreng gurih tanpa tulang dengan saus tartar putih di atasnya ini merupakan jenis chicken nanban yang menjadi sajian favorit banyak orang.
  • Teba shio - sayap ayam asin: Walaupun sebagian besar varian karaage menggunakan ayam tanpa tulang sebagai bahan utamanya, teba shio merupakan salah satu jenis karaage yang menggunakan sayap ayam, yaitu sayap ayam asin goreng.
  • Toriten - tempura ayam: Jenis karaage ini berasal dari Prefektur Oita di Kyushu, salah satu prefektur yang memproklamasikannya sebagai pusat kuliner karaage. Ini adalah jenis karaage yang unik berupa kombinasi dari dua hidangan populer yang berbeda, tempura dan karaage.

2. Tempura

Tempura

Jenis gorengan khas Jepang yang kedua adalah tempura. Bahan yang paling disukai untuk gorengan ini termasuk kerang, udang, cumi-cumi, dan kepiting kecil, atau sayuran seperti asparagus, jamur shiitake, terong Jepang, juga kacang polong salju.

Adonan pelapis dalam tempura terdiri dari tepung, air, dan telur yang membuat bahan tidak kering dan tetap beraroma. Asal-usul tempura cukup membingungkan karena ada yang menyebutkan berasal dari Portugal dibawa ke Jepang. Ada juga yang menyebutkan diperkenalkan oleh orang Cina.

Terlepas dari asal-usul tempura, gorengan khas Jepang ini tetap menjadi hidangan ikonik yang disajikan dengan berbagai cara, seperti disajikan sendiri, di atas nasi, ditemani tentsuyu atau soy sauce, atau bahkan sebagai isian sushi gulung.

Tempura memiliki beberapa varian. Varian tempura yang paling umum, di antaranya:

  • Ebi: Ebi adalah bahasa Jepang untuk udang yang merupakan bahan makanan laut yang paling umum untuk tempura. Udang selalu dimasak dengan cara yang menjaga bentuknya tetap lurus dan mencegahnya menggulung. Udang atau udang ukuran besar bagus untuk tempura, termasuk udang windu (ushiebi), udang windu (kuruma ebi), dan udang whiteleg (baname ebi).
  • Ika: Cumi-cumi atau ika dalam bahasa Jepang adalah bahan tempura yang populer, dan tempura cumi-cumi dan udang sering disajikan bersama. Rasanya lebih ringan dibanding tempura udang.
  • Sakana (ikan): Fillet kecil atau ikan kecil utuh dibuat menjadi potongan tempura. Ikan putih seperti whiting Jepang, ikan teri, ikan goby, dan ikan ayu atau sweetfish biasanya jadi bahan untuk tempura.
  • Nasu (terong): Bergantung pada ukuran nasu, terong bisa diiris menjadi bundar, dipotong menjadi dua, atau dipotong menjadi bentuk kipas sebelum dilumuri adonan tepung dan digoreng.
  • Kinoko (jamur): Jamur merupakan bahan populer untuk membuat tempura. Semua jenis jamur digunakan, terutama shiitake dan maitake.
  • Kabocha (labu): Kabocha adalah labu Jepang dengan kulit tipis berwarna hijau tua dan daging berwarna oranye. Kulitnya dibiarkan saat dimasak dan dimakan bersama dagingnya. Irisan kabocha tempura yang tipis, manis dan bertepung merupakan bahan yang umum pada menu tempura.
  • Satsumaimo (ubi jalar): Satsumaimo adalah sejenis ubi jalar Jepang dengan kulit berwarna ungu dan daging buah berwarna kuning. Saat digunakan untuk tempura, diiris tipis-tipis dan dibiarkan kulitnya. Seperti kabocha, satsumaimo manis dan bertepung.
  • Shiso (perilla): Daun shiso memiliki rasa seperti mint. Mereka biasanya disajikan sebagai hiasan untuk sashimi dan juga bahan tempura yang cukup umum.
  • Kakiage: Kakiage adalah sejenis tempura yang terbuat dari berbagai macam irisan sayuran dan makanan laut yang dicampur bersama dalam adonan tempura dan digoreng. Kakiage dapat disajikan sebagai hidangan pembuka atau lauk, atau sebagai taburan nasi atau mie.
1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram