3 Pakaian Adat Kalimantan Utara yang Unik dan Eksotis

Ditulis oleh Syarip Ahmad D

Kalimantan Utara atau Kaltara adalah salah satu provinsi di Kalimantan yang diresmikan sejak tahun 2012. Sebagian besar masyarakat yang berada di wilayah Kalimantan Utara berasal dari suku Dayak Kenyah. Sama seperti provinsi lain di tanah air, masyarakat yang bermukim di wilayah Kaltara memiliki beragama budaya dan tradisi yang menarik untuk diketahui.

Salah satunya adalah keberadaan pakaian tradisional yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Nah, untuk mengenal lebih jauh pakaian tradisional dari Kalimantan Utara. Kali ini Keluyuran akan membahasnya dalam artikel di bawah. Daya tarik seperti apa yang dimiliki oleh pakaian tradisional khas Kalimantan Utara? Simak ulasannya berikut ini!

1. Baju Sapei Sapaq

Baju Sapei SapaqSumber: waneesa1dehwar.blogspot.com

Baju tradisional pertama yang datang dari Kalimantan Utara adalah baju Sapei Sapaq. Pakaian adat ini biasa digunakan oleh penduduk pria dari suku Dayak Kenyah. Penduduk sendiri biasanya memakai pakaian tradisional yang satu ini ketika akan menjalankan upacara adat, pesta pernikahan, atau pun festival tahunan yang sering diadakan di wilayah Kalimantan Utara.

Pakaian Sapei Sapaq sendiri dikenal memiliki daya tarik serta keunikan tersendiri yang berbeda dengan pakaian adat dari suku-suku yang ada di daerah lain di tanah air. Pakaian tradisional yang dikenakan oleh pria ini hampir mirip dengan pakaian tradional yang digunakan oleh wanita. Hanya saja yang menjadi perbedaan mendasar keduanya adalah pada bagian bawahannya.

Dahulu pakaian yang biasa dikenal oleh pria Dayak merupakan gulungan kain berwarna putih yang dililitkan pada pinggang membentuk celana untuk menutupi bagian selangkangan. Namun, seiring waktu hal itu berubah dengan kehadiran celana pendek hitam yang secara estetik membuatnya jauh lebih menarik dan juga praktis.

Pakaian ini biasanya dilengkapi dengan sebuah rompi dengan motif yang unik khas dari Kalimantan Utara dan juga aksesoris tambahan berupa mahkota yang terbuat dari bulu burung enggang dan juga memiliki motif senada dengan pakaian. Selain itu terdapat juga aksesori yang melingkar pada bagian lengan, leher dan juga kaki, yang memberi kesan gagah dan berani bagi pria yang memakainya.

Sebagai pelengkap penampilan pakaian tradisional tersebut, masyarakat Dayak Kenyah pun biasanya menyelipkan Mandau, yaitu senjata tradisional khas Kalimantan yang dikenal memiliki aura supranatural yang kuat pada bagian pinggang.

Selain Mandau, senjata lain yang biasa digunakan untuk melengkapi pakaian tradisional ini adalah tombak dan perisai yang terbuat dari kayu yang memiliki motif khas Dayak yang memiliki nilai seni tinggi. Baju Sapei Sapaq sendiri memiliki makna bahwa masyarakat yang hidup di Kalimantan Utara adalah pribadi yang bijaksana, arif, dan juga mencintai alam.

Meskipun pakaian tradisional yang digunakan oleh kaum pria suku Dayak ini terlihat sederhana, namun dalam proses pembuatan sendiri perlu ketelitian khusus dan waktu cukup lama, mengingat banyak detail yang disajikan dalam pakaian tradisional tersebut.

2. Baju Ta’a

Baju Ta’aSumber: salingamanah.com

Pakaian adat selanjutnya yang berasal dari Kalimantan Utara adalah Baju Ta'a. Baju ini digunakan khusus untuk kaum wanita yang berasal dari suku Dayak Kenyah. Pada dasarnya pakaian yang digunakan oleh kaum wanitanya memiliki motif yang senada dengan kaum pria.

Namun, khusus bagi wanita, pakaian adatnya terbuat dari kain berbahan beludru berwarna hitam. Pakaian ini biasa dihiasi dengan manik-manik membentuk motif yang cukup menarik dan unik. Pada dasarnya pakaian Ta'a terdiri dari atasan berupa rompi tanpa lengan yang dipadukan dengan bawahan berupa rok panjang berwarna hitam atau merah yang memiliki motif senada dengan bagian atasan.

Pakaian ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa gelang, kalung, anting dan juga mahkota yang memiliki ciri khas berupa bulu dari burung enggang, yang merupakan burung khas yang ada di Kalimantan Utara.

Secara keseluruhan, pakaian khas Kalimantan ini didominasi dengan warna hitam dan hiasan manik-manik yang disusun membentuk motif khas Kalimantan Utara. Perpaduan warna-warna seperti merah, hijau, biru, dan putih memberi kesan pakaian ini jauh lebih menarik dan elegan.

Secara keseluruhan pakaian kaum pria dan wanita suku Dayak memiliki tampilan yang senada. Hanya saja yang membedakan keduanya adalah motif yang digunakan dalam pakaian tersebut. Biasanya motif yang digunakan oleh suku Dayak terdiri dari tiga macam yaitu motif harimau atau hewan lainnya, burung enggang dan motif tumbuhan.

Selain untuk menambah daya tarik bagi pakaian itu sendiri, motif-motif tersebut digunakan oleh masyarakat Dayak untuk menunjukkan strata sosial pemakainya di masyarakat. Motif harimau atau burung enggang biasanya digunakan oleh kaum wanita dari golongan bangsawan. Sementara bagi rakyat biasa menggunakan motif tumbuhan.

Nah, pakaian-pakaian tradisional seperti Ta'a dan Sapei Sapaq biasa dengan mudah ditemukan pada festival tahunan yang biasa diadakan oleh pemerintah daerah Kalimantan Utara dalam upaya menjaga kelestariannya. Penampilannya yang unik sangat disukai oleh para wisatawan atau orang-orang yang ingin mempelajari budaya yang ada di Kalimantan Utara.

3. Pakaian Pengantin Tidung

Pakaian Pengantin TidungSumber: indopos86.com

Selain kedua pakaian adat tersebut di Kalimantan Utara juga terdapat pakaian khas lainnya yang diketahui berasal dari suku Tidung, yaitu salah satu suku yang berada di bagian Utara Pulau Kalimantan. Suku Tidung sendiri merupakan suku Dayak yang diketahui telah menganut agama Islam.

Mayoritas masyarakat penduduk suku Tidung diketahui mempraktikkan nilai-nilai ajaran Islam dan kesehariannya hidup dengan budaya pesisir. Sama seperti suku lainnya yang ada di tanah air, suku Tidung juga memiliki pakaian adat khas yang menarik untuk diketahui.

Berbeda dengan pakaian adat Kalimantan lainnya yang sudah dikenal luas oleh masyarakat tanah air. Sejumlah pakaian adat yang berasal dari suku Tidung memang belum dikenal oleh masyarakat tanah air.

Beberapa contoh pakaian adat tersebut antara lain Pelimbangan dan Kurung Bantut, yaitu busana yang biasa digunakan oleh masyarakat suku Tidung sehari-hari,  Selampoy, yang biasa digunakan dalam sebuah ritual atau upacara adat, Talulandom, yaitu pakaian resmi yang biasa digunakan oleh masyarakat Tidung untuk menyambut tamu atau menghadiri acara penting.

Selain itu terdapat juga pakaian pengantin yang sempat ramai diperbincangkan masyarakat tanah air karena sekilas tampak mirip dengan budaya Tionghoa. Pakaian pengantin tersebut terdiri dari Sina Beranti, yaitu pakaian pengantin laki-laki dan Antakusuma yang dipakai oleh pengantin wanita.

Umumnya pakaian pengantin Tidung memiliki perpaduan wana cerah seperti merah, kuning, dan warna emas. Kedua pakaian adat tersebut dilengkapi dengan mahkota, yang memiliki makna khusus bagi masyarakat Tidung untuk menjauhkan bencana, mendatangkan rejeki, kesejahteraan, kedamaian dan disukai oleh banyak orang. 

Pakaian Pengantin Tidung sendiri sempat menarik perhatian tanah air paska muncul dalam yang pecahan 75 ribu yang dirilis Bank Indonesia pada ulang tahunnya yang ke-75.

Demikian 3 pakaian adat Kalimantan Utara yang berhasil Keluyuran rangkum untuk kamu. Selain menampilkan balutan busana yang unik dan menawan, makna yang terkandung dalam setiap pakaian adat tersebut pun cukup dalam. Nah, jika kamu memiliki informasi lain mengenai pakaian adat yang ada di Kalimantan Utara, maka kamu bisa tulis komentar di kolom box di bawah. Kita tunggu, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram