10 Jenis Pakaian Adat Jawa Tengah yang Mesti Dilestarikan

Ditulis oleh Siti Hasanah

Pakaian adat suatu daerah merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh suku tertentu. Umumnya pakaian adat dipakai saat acara tertentu, seperti pernikahan atau upacara adat. Namun ada juga yang dipakai untuk sehari-hari. Provinsi Jawa Tengah juga mempunyai pakaian adat yang unik dan beragam. Simbol pakaian adat Jawa Tengah yaitu pakaian adat surakarta.

Pakaian adat ini dibagi menjadi dua kelompok, yakni  pakaian untuk kerabat keraton atau bangsawan serta rakyat biasa. Baju adat keraton ini juga dibedakan jadi dua jenis, yaitu pakaian untuk laki-laki dan wanita. Kalau kamu belum pernah tahu tentang pakaian adat Jawa Tengah, jangan lewatkan artikel berikut ini. Di sini kamu akan mengenal jenis-jenis pakaian adat dari Jawa Tengah. Yuk, simak!

1. Jawi Jangkep

Jawi JangkepSumber: instagram.com

Jawi jangkep merupakan pakaian adat pria Jawa Tengah yang dikenakan oleh laki-laki. Pakaian ini berupa atasan baju Beskap yang umumnya dihiasi dengan motif bunga. Sementara itu, bawahannya berupa kain jarik yang digunakan dengan cara dililitkan di pinggang.

Pada pakaian ini juga ditambahkan aksesoris berupa blangkon yang digunakan untuk menutup kepala, keris yang diselipkan di bagian belakang, bunga melati yang dirangkai kemudian dikenakan pada bagian leher, dan alas kaki berupa selop. Biasanya pakaian ini dikenakan ketika acara pernikahan.

2. Beskap

BeskapSumber: smpnegeri17solo.blogspot.com

Beskap adalah pakaian adat Jawa Tengah yang dipakai oleh laki-laki. Beskap adalah bagian dari pakaian Jawi Jangkep. Akan tetapi sekarang beskap dan jawi jangkep dikenakan secara terpisah. Beskap memiliki warna yang sangat bermacam-macam, tapi yang utama adalah warna hitam atau polos.

Baju beskap desainnya sederhana dilengkapi dengan kerah tanpa lipatan. Baju tradisional Jawa Tengah ini memiliki keunikan pada ukuran potongan depannya, bentuknya miring atau tidak simetris. Tujuan dari bentuk tersebut yaitu sebagai antisipasi untuk penggunaan aksesoris berupa keris.

Di samping  baju dengan bentuk miring, keunikan lainnya terdapat pada kancingnya yang disusun dengan pola menyamping. Biasanya beskap dikenakan bersama  dengan kain jarik yang bermotif batik khas dari daerah Jawa Tengah di bagian bawah. Beskap Jawa Tengah memiliki 4 jenis, yaitu:

  • Beskap gaya Jogja adalah beskap pakem Keraton Yogyakarta.
  • Beskap gaya Solo adalah beskap pakem Keraton Kasunanan.
  • Beskap landung adalah beskap yang bagian depannya lebih panjang.
  • Beskap gaya kulon yaitu model beskap di daerah Banyumas, Purwokerto, Tegal, dan daerah yang berdekatan dengan Jawa Barat.

3. Kebaya

KebayaSumber: instagram.com

Kebaya tak hanya ditemukan di Jawa Tengah tapi juga di daerah lain, seperti Jawa Barat. Adapun kebaya yang dikenakan oleh masyarakat Jawa Tengah mempunyai motif dan corak yang berbeda. Tak hanya itu, bahan dasar yang dipakainya juga adem sehingga enak ketika dikenakan.

Pada umumnya kebaya dibuat menggunakan bahan sutra, beludru, katun, dan nilon. Kebanya juga mempunyai banyak unsur. Untuk atasan, kebaya akan dilengkapi dengan kain tapih pinjung, kemben, dan stagen.

Sementara untuk bagian bawah, akan dilengkapi dengan kain jarik yang dililit pada bagian pinggang. Aksesori yang dikenakan juga bisa dikatakan kompleks sekali, mulai dari kalung, cincin, gelang hingga subang. Terkadang beberapa perempuan melengkapi diri mereka dengan kipas juga.

4. Kanigaran

KanigaranSumber: sekartanjung576.wordpress.com

Kanigaran adalah salah satu pakaian adat Jawa Tengah yang digunakan oleh para golongan bangsawan. Bahannya pakaiannya yaitu kain beludru. Kanigaran umumnya berwarna hitam. Pakaian ini dikenakan lengkap bersama dengan kain dodot atau kampuh yang menjadi bawahannya.

Pakaian adat Jawa Tengah ini juga paling banyak digunakan oleh para calon pengantin. Hal ini karena kanigaran mempunyai nilai serta sarat dengan makna.

Kanigaran ini sendiri mengacu pada dandanan khusus pengantin yang berasal dari keluarga kerajaan di Kesultanan Ngayogyakarta. Riasan tersebut dinamakan paes ageng kanigaran. Pada era pemerintahan Sultan HB IX, paes ageng kanigaran diperbolehkan untuk dipakai oleh umum.

Untuk mengenakan riasan paes ageng kanigaran, si perias harus benar-benar tahu dan terlatih memakaikan riasan tersebut serta aksesoris apa saja yang harus dikenakan. Ini karena kanigaran mempunyai aturan khusus tersendiri yang harus diikuti oleh para perias.

5. Surjan

Surjan

Surjan adalah pakaian adat dari daerah Jawa Tengah. Surjan merupakan kemeja atasan. Seperti halnya jawi jangkep, surjan juga merupakan pakaian yang khusus dikenakan oleh laki-laki. Pakaian adat ini memiliki lengan panjang serta kerah tegak. Bahannya adalah kain dengan motif lurik atau bunga.

Berdasarkan sejarahnya, surjan telah ada semenjak zaman Mataram Islam. Pakaian ini pertama kali diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Surjan mempunyai kancing yang dipasang di bagian kerah, dada kanan dan kiri, juga dada di dekat perut dengan jumlah kancing yang bervariasi di  yang tiap tempat.

Jumlah kancing yang terdapat pada baju surjan mempunyai makna tersendiri. Misalnya, enam buah kancing yang terdapat apada bagian kerah bisa bermakna enam rukun iman. Sementara dua buah kancing di dada kanan dan kiri bisa berarti dua kalimat Syahadat.

Adapun tiga buah kancing yang terdapat pada dada dekat perut bisa melambangkan nafsu manusia yang harus bisa dikendalikan. Dahulu surjan hanya dikenakan oleh para bangsawan serta abdi keraton. Sekarang ini surjan sudah digunakan juga oleh rakyat biasa.

6. Basahan

Basahan

Basahan terkait dengan pakaian adat Jawa Tengah yang dikenakan oleh para pengantin. Ciri khas pakaian basahan ada pada baju yang dikenakan oleh pengantin wanita. Sanggul pengantin wanita menggunakan paes ageng serta laki-laki mengenakan peci pengantin laki-laki yang tinggi menjulang.

Sebelumnya sudah disebutkan kalau baju adat laki-laki yaitu surja, beskap, atau batik. Namun hal ini berbeda bila temanya yaitu baju basahan. Pengantin laki-laki justru tidak akan mengenakan pakaian atau bertelanjang dada.

Sementara kain batik yang dikenakan kedua pengantin memiliki motif yang sama. Pengantin wanita mengenakan kainnya sebagai kemben dan laki-laki mengenakan kain batiknya sebagai dodotan.

Aksesoris yang dikenakan ketika mengenakan basahan cukup banyak. Baik pengantin laki-laki dan wanita sama banyaknya. Ini karena mereka hanya mengenakan pakaian yang terbatas. Maka agar terlihat lebih mewah, mereka bisa mengenakan kalung, gelang lengan, serta gelang kaki.

7. Jarik

Jarik

Jarik adalah sebuah kain bermotif batik yang memiliki beragam corak khas Jawa Tengah. Bagi penduduk Jawa Tengah, kain jarik mempunyai filosofi tersendiri yakni sebuah tingkatan dalam hidup.

Zaman dahulu, kain jarik ini dikenakan oleh wanita maupun laki-laki untuk kegiatan sehari–hari. Namun seiring perkembangan zaman, jarik kini telah mulai di tinggalkan. Kalaupun ada yang menenakan jarik, mungkin hanya dipakai oleh para nenek dan pada acara tertentu saja.

8. Stagen

Stagen

Stagen merupakan pelengkap baju adat Jawa Tengah yang berupa gulungan kain panjang dan dipakai untuk membalut pinggang. Fungsi dari stagen yaitu untuk menahan jarik supaya tidak melorot atau jatuh. Stagen juga dipakai supaya perut tertahan agar tak terlihat buncit.

Sekarang ini stagen sudah sulit sekali ditemukan. Karena itu saat ini pemakaian stagen sudah sangat jarang dan hanya dikenakan oleh beberapa orang saja. 

9. Batik

BatikSumber: batiksolo.id

Pakaian adat Jawa Tengah tidak bisa dilepaskan dari pemakaian kain tradisional. Salah satunya yaitu batik. Selain di daerah Jawa, batik juga ditemui di daerah lainnya di Indonesia. Batik sudah ada dan dipakai sejak ratusan tahun yang lalu.

Menurut catatan sejarah, kain batik pertama kali diperdagangkan di Solo pada tahun 1568. Kemudian pada abad-abad berikutnya kota-kota lainnya mulai mengikuti. Batik Jawa Tengah mempunyai beragam motif. Masing-masing motif mempunyai filosofi tersendiri.

Batik sido wirasat merupakan jenis batik yang juga dipakai pada acara pernikahan, tapi dikenakan oleh orangtua pengantin. Makna dari batik ini yaitu supaya orangtua dapat memberikan nasehat yang bermanfaat kepada anak dan menantu untuk kehidupan pernikahan mereka.

Batik truntum merupakan jenis batik yang asalnya dari Yogyakarta. Motif ini hanya dipakai ketika acara pernikahan. Maknanya yaitu menuntun, dengan harapan agar orangtua bisa menuntun calon pengantin menuju ke kehidupan pernikahan. Zat pewarna untuk batik runtum adalah soga alam.

Batik grageh wuluh adalah motif yang bisa dikenakan kapan saja untuk kegiatan sehari-hari. Adapun  makna dari motif batik ini yaitu supaya orang yang memakainya selalu mempunyai tujuan serta cita-cita dalam hidupnya  agar bisa menjalani hidup dengan penuh semangat tiap harinya.

Batik cakar ayam yaitu batik yang digunakan oleh orangtua pada acara tarub, mitoni, serta siraman. Motif ini melambangkan supaya sesudah berumahtangga, si anak bisa mencari nafkah sendiri serta hidup mandiri, sama halnya juga dengan keturunan mereka nanti.

Batik kawung picis adalah jenis motif batik yang hanya bisa dipakai oleh kalangan kerajaan. Makna dari motif ini yaitu agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya. Kawung picis juga bisa melambangkan empat mata angin. Makna lainnya yaitu hati nurani menjadi pengendali nafsu manusia.

Batik parang kusumo merupakan batik yang hanya dapat dipakai oleh kalangan bangsawan, baik laki-laki ataupun wanita. Ketika memakai motif parang kusumo, diharapkan orang yang memakainya bisa mendapat kedudukan, keluhuran, dan dijauhkan dari bahaya.

Batik kawung merupakan motif batik yang asalnya dari Yogyakarta. Motif batik ini hanya dapat dikenakan oleh raja berserta keluarganya. Lambang dari motif ini adalah kemegahan dan keperkasaan.

10. Kain Tapih Pinjung

Kain Tapih PinjungSumber: yuksinau.id

Kain tapih pinjung merupakan bagian dari pakaian adat Jawa Tengah yang dikenakan pada bagian pinggang. Cara memakainya yaitu dengan dililitkan dari kiri ke kanan, dimulai dari perut sampai pinggang.

Bahan untuk membuat kanin tapih ini yaitu kain jarik bermotif batik yang dipakai untuk menutupi stagen supaya tidak nampak. Kain tapih pinjung hanya berfungsi sebagai penambah untuk pakaian adat, terutama untuk pakaian adat Jawa Tengah.

Itulah penjelasan mengenai pakaian adat Jawa Tengah. Mungkin beberapa pakaian itu masih bisa kita saksikan di kehidupan sehari-hari, contohnya pakaian pernikahan. Akan tetapi beberapa jenis lain, seperti stagen atau kain jarik, mungkin sudah tak banyak lagi dikenakan. Berbeda cerita dengan batik yang sekarang justru muncul kembali dan dikenakan oleh semua generasi.

Pakaian adat Jawa Tengah ini merupakan dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan supaya tidak punah. Kita bisa ikut membantu melestarikannya dengan mengenakannya, seperti mengenakan batik. Apa kamu juga suka memakai batik?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram