Yuk, Kenali 6 Rumah Adat Kalimantan Selatan yang Unik Ini!

Ditulis oleh Desi Puji Lestari

Keberadaan rumah adat Kalimantan Selatan atau juga akrab dengan sebutan rumah adat Banjar sudah cukup langka. Alasannya, pembuatan rumah adat tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit karena menggunakan kayu ulin sebagai material utama. Selain itu, membuat rumah adat juga cenderung lebih rumit.

Secara kolektif, rumah tradisional Suku Banjar dan Suku Dayak Bakumpai dikenal dengan nama Rumah Baanjung. Pada umumnya, rumah adat Kalimantan Selatan ini dibangun beranjung atau memiliki bagian kanan dan kiri bangunan utama yang menjorok. Ukuran anjung bisa berbeda-beda pada tiap rumah, bergantu ukuran rumah itu sendiri.

Menariknya, rumah adat Banjar bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, melainkan juga mengandung filosofi dan menunjukkan status sosial Gaya arsitektur serta ornamennya pun melambangkan keagungan atau posisi sosial pemilik rumah di masyarakat. Hal ini membuat rumah adat Banjar dibedakan menjadi beberapa jenis yang enam di antaranya akan kami uraikan melalui artikel ini.

Untuk kamu yang ingin tahu tentang 6 rumah adat Kalimantan Selatan, simak info selengkapnya berikut ini ya!

1. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan TinggiSumber: indonesiakaya.com

Rumah Bubungan Tinggi menduduki peringkat teratas di antara rumah adat Kalimantan Selatan yang lain. Pasalnya, rumah Bubungan Tinggi dibuat sebagai bangunan Dalam Sirap atau Dalam Sultan khusus untuk kediaman raja. Berdasarkan fungsinya, ia seperti Kedhaton di rumah adat Joglo di Jawa.

Material utama pembuatan rumah adat Kalimantan Selatan ini adalah kayu ulin atau kayu besi dan kayu galam. Pada proses pembangunannya, kayu galam berfungsi sebagai pondasi. Kayu tersebut ditanam di dalam air tanpa khawatir terjadi pelapukan. Sementara untuk bagian dinding, atap hingga lantai menggunakan kayu ulin.

Salah satu desain yang sangat khas dari rumah Bubungan Tinggi ada pada kemiringan bagian atap yang sengaja dibuat dengan kemiringan 45 derajat. Alasannya agar air hujan yang turun dapat segera jatuh ke tanah. Pada rumah khas Suku Banjar ini Anda akan menemukan beberapa ruangan yang dibedakan berdasarkan kegunaannya.

Beberapa ruangan yang dimaksud antara lain Palatar atau ruang depan, Pacira atau ruang transisi, Panampik Kacil atau ruang tamu bagian depan, Panampik Tangah atau ruang tamu bagian tengah, Panampik Basar atau ruang tamu utama dan Palidangan atau ruangan di bagian dalam yang berbatasan dengan ruang tamu utama.

Lantai rumah Bubungan Tinggi biasanya juga dibuat berjenjang, maksudnya ada ruangan yang lantainya lebih tinggi dibanding ruangan lainnya.

2. Rumah Gajah Manyusu

Rumah Gajah Manyusu

Rumah adat Kalimantan Selatan selanjutnya yaitu rumah Gajah Menyusu. Ciri khas paling kentara dari rumah ini adalah bagian atap yang menggunakan perisai bunting berbentuk atap limas dan bagian depan berupa hidung bapicik atau atap mansart.

Semula, bangunan rumah Gajah Manyusu berbentuk memanjang dari depan ke belakang dan bagian depan ditutup dengan atap perisai bunting. Semakin berkembang, pada ruangan yang memanjang tersebut ditambahkan ruangan, baik di sisi kiri atau kanan atau keduanya.

Pada masa Kesultanan Banjar, rumah Gajah Manyusu ini digunakan sebagai tempat tinggal para warit raja, yaitu para keturunan langsung atau utama dari para gusti. Oleh karena itu, di zaman dulu rumah ini hanya ditinggali oleh para calon sultan.

3. Rumah Tadah Alas

Rumah Tadah AlasSumber: architecture.verdant.id

Dinamakan Tadah Alas karena rumah ini dilengkapi dengan satu lapis atap yang berguna sebagai perisai atau kanopi. Rumah adat Suku Banjar ini merupakan pengembangan dari rumah Balai Bini yang diperuntukkan bagi para wanita. Semula bangunan rumah ini hanya memiliki atap perisai di bagian depan.

Atap tersebut lantas ditumpangi lagi oleh atap yang lain. Namun, bangunan rumah ini juga berkembang dengan penambahan ruangan pada kiri dan kanan bangunan atau salah satunya.

Ruangan pada rumah Tadah Alas dibagi menjadi empat, yaitu Pamedangan Kecil atau beranda, Paluaran atau ruang tamu utama, Palidangan atau ruang dalam yang berada di bagian belakang dan Padapuran atau dapur yang biasanya terletak paling belakang. Rumah Tadah Alas pada masa lalu umum ditinggali oleh rakyat biasa.

4. Rumah Palimbangan

Rumah PalimbanganSumber: kanalkalimantan.com

Rumah adat Kalimantan Selatan Palimbangan beratap pelana dengan tebar layar yang dikenali sebagai Tawing Layar. Sebagian besar rumah Palimbangan tidak memiliki anjung seperti rumah Banjar pada umumnya. Namun, rumah ini sangat khas dengan atap di bagian teras yang disebut Atap Sindang Langit.

Atap tersebut melebar ke bagian samping hingga depan dan membentuk jurai luai di setiap sudut empernya. Rumah Palimbangan ditinggali oleh para saudagar atau ulama-ulama pedagang. Selain terdapat jurai luar, pada rumah ini Anda akan menemukan ukiran yang membedakannya dengan jenis rumah adat Banjar lain.

Mulanya, ruangan rumah ini berbentuk memanjang ke depan yang ditutupi atap pelana. Atap pelana tersebut rupanya berfungsi sebagai penutup ruang Surambi Pamedangan hingga ruang yang ada di bagian belakang. Lagi-lagi desain rumah ini pun berkembang dengan mendapatkan ruang tambahan di bagian sisi-sisinya.

5. Rumah Balai Bini

Rumah Balai BiniSumber: kanalkalimantan.com

Pada masa Kesultanan Banjar, rumah Balai Bini khusus dibangun dan ditinggali oleh para puteri sultan atau keluarga sultan dari garis perempuan. Balai Bini juga biasa didiami oleh para pengasuh. Bangunan utama rumah ini menggunakan atap perisai berbentuk Atap Gajah, sementara bagian anjung menggunakan Atap Sengkuap yang dikenal juga dengan nama Atap Anjung Pisang Sasikat.

Ruangan-ruangan yang ada di Balai Bini juga dibedakan berdasarkan fungsinya. Ada bagian Surambi Muka yang merupakan emper bagian depan rumah termasuk tangga. Menariknya jumlah anak tangga pada rumah ini adalah ganjil. Kemudian ada Surambi Sambutan (Ambin) atau teras terbuka di bagian depan.

Ruangan lain pada rumah ini di antaranya Pamedangan atau ruangan setengah terbuka yang dikelilingi semacam railings atau masyarakat sana mengenalnya dengan nama Kandang Rasi, Paluaran atau Ambin Sayup yaitu ruang tamu, Palidangan atau Ambin Dalam dan Padapuran atau dapur.

6. Rumah Palimasan

Rumah PalimasanSumber: kanalkalimantan.com

Rumah adat Kalimantan Selatan selanjutnya adalah rumah Palimasan. Rumah ini bisa dikenali dari bagian atapnya yang menggunakan atap perisai. Bagian depan rumah Palimasan mirip dengan rumah Gajah Baliku yang memiliki atap jenis jurai. Sementara pada bagian luar dilengkapi dengan tangga di sisi kiri dan kanan.

Pada rumah Palimasan Anda akan menemukan empat buah tiang penyangga atap emper bagian depan yang beratap sengkuap. Atap tersebut dikenal dengan nama Sindang Langit. Di bagian dinding depan atau Tawing Hadapan, terdapat satu hingga tiga pintu atau Lawang Hadapan.

Ruangan pada rumah ini dibedakan menjadi enam, yaitu Surambi Muka (teras), Surambi Sambutan, Pamedang (ruang setengah terbuka), Paluaran (ruang tamu), Palidangan dan Padu atau dapur. Rumah Palimasan yang khas ini pada masa Kesultanan Banjar dipakai sebagai tempat tinggal para bendahara istana atau bendahara kerajaan yang memiliki perak serta emas milik kesultanan.

Sama halnya dengan rumah adat daerah lain, rumah adat Kalimantan Selatan sangat khas tapi juga sangat langka sekarang ini. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, terutama masalah biaya dan kerumitan.

Selain enam rumah adat yang sudah dijelaskan di atas, Suku Banjar memiliki lima jenis rumah adat lain, yaitu rumah Gajah Baliku, Balai Kali, Cacak Burung, Lanting, Joglo Gudang dan Bangun Gudang. Bagaimana? Tertarik untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan dan melihat rumah-rumah adat tersebut secara langsung?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram