10 Jenis Kimono yang Biasa Dikenakan Perempuan Jepang
Kimono berasal dari dua kata, Ki dan Mono. Ki asal katanya adalah kiru yang artinya pakai atau memakai, sementara moni artinya barang. Jadi arti dari kimono adalah baju atau sesuatu yang dipakai. Kimono yang sering kita lihat adalah yukata. Namun selain yukata, ada jenis kimono yang lain yang dikenakan oleh perempuan Jepang.
Ternyata jenis kimono ada beberapa macam. Jenis kimono tersebut dipengaruhi oleh serat kain atau material, tekstur warna, dan acara yang akan dihadiri. Dari jenis kimono yang dikenakan, orang akan tahu status pernikahan dan umur si pemakai serta tingkat formalitas acara yang didatangi.
Ingin tahu jenis kimono Jepang yang dikenakan perempuan? Info selengkapnya, simak ulasan berikut ini ya!
1. Kurotomesode
Jenis kimono Jepang untuk perempuan yang pertama yaitu kurotomesode yang artinya “kimono hitam dengan lengan yang dikencangkan." Ini merupakan kebiasaan yang asalnya dari tradisi perempuan Jepang yang harus mengencangkan lengan bajunya sesudah menikah.
Kimono ini biasa dipakai oleh perempuan Jepang yang sudah menikah. Pilihan bahannya adalah sutra. Di beberapa bagian kurotomesode terdapat simbol kebanggaan keluarga. Letaknya ada di dada kanan dan kiri, punggung, juga belakang lengan kanan dan kiri.
Kurotomesode juga mempunyai motif yang apik pada bagian bawah di sekitar kaki depan dan belakang yang disebut dengan suso. Kimono ini sering kali dikenakan pada acara resepsi pernikahan pengantin tradisional. Selain itu, kurotomesode juga dipakai pada acara-acara yang sangat resmi.
3. Irotamesode
Irotamesode adalah jenis kimono Jepang yang juga dibuat menggunakan kain krep berwarna, bisa dengan atau tanpa motif tenun. Biasanya lambang keluarga ada di tiga tempat yakni di punggung serta di kedua lengan bagian belakang. Bisa juga dengan satu lambang keluarga saja di punggung.
Umumnya irotamesode dipakai oleh perempuan Jepang ketika mereka menghadiri pesta pernikahan sanak saudara, upacara resmi dan pesta. Irotamesode juga dipakai untuk menghadiri pesta atau acara pernikahan di Istana karena kurotamesode warnanya hitam yang identik dengan warna duka.
Selain digunakan oleh perempuan yang telah menikah, irotamesode juga bisa dikenakan oleh perempuan yang belum menikah. Namun perempuan yang belum menikah tersebut umumnya telah berumur dan tidak ingin mengenakan homongi.
3. Furisode
Furi yang artinya berkibas dan sode yang artinya lengan, umumnya furisode merujuk pada kimono dengan sode panjang, dan merupakan pakaian tingkat paling atas bagi perempuan Jepang yang belum menikah. Berdasarkan panjang lengannya, dibedakan jadi dai-furisode, chu-furisode, serta ko-furisode.
Nilai prestise pakaian tersebut akan semakin tinggi jika bagian lengannya semakin panjang, yang mencapai 114-124 cm, bahkan sampai mata kaki juga ada. Bagian lengan yang lebar sekali serta menjuntai ke bawah adalah ciri khas furisode.
Kimono ini menggunakan bahan dengan beragam warna cerah dan motif mencolok di keseluruhan bagian kain. Furisode dipakai ketika menghadiri upacara seijin shiki (hari kedewasaan), upacara wisuda atau hatsumodem dan resepsi pernikahan teman. Hanayome ishō adalah salah satu jenis furisode.
Salah satu tanda orang itu sudah dewasa di Jepang adalah ketika seseorang menginjak umur 20 tahun (seijin). Itu artinya mereka akan berpartisipasi dalam upacara kedewasaan dan orang tua mereka akan memberi hadia berupa furisode untuk anak perempuannya.
Namun karena harga furusode sangat mahal, beberapa orang tua hanya menyewa saja atau juga memakai suit/baju formal biasa. Para turis dan orang asing di Jepang sangat tertarik dengan budaya Seijin Shiki, dan bahkan banyak yang sengaja berkunjung ke Jepang untuk merasakan sensasinya.
4. Homongi
Homongi atau homon-gi menurut asal katanya artinya “baju untuk mengunjungi”. Jadi, jenis kimono Jepang formal ini dikenakan oleh perempuan yang sudah atau belum menikah. Biasanya ini dipakai ketika mengunjungi saudara.
Selain itu, jenis kimono Jepang ini juga dikenakan untuk menghadiri upacara tertentu di antaranya perjamuan minum teh, pesta resepsi pernikahan, atau merayakan tahun baru bersama keluarga. Dibandingkan furisode panjang lengannya lebih pendek.
Sekilas homogi terlihat mirip dengan irotomesode, tetapi kimono ini memiliki ciri khas yaitu berupa motif yang semarak pada bagian bawah, di bagian leher, serta dada dan lengan. Homongi memiliki arti mulainya kehidupan baru.