10 Sajian Kue Khas Banjarmasin yang Lezat dan Mesti Dicoba

Ditulis oleh Sri Sulistiyani

Indonesia sudah dikenal dengan beragam kekayaan kuliner dengan cita rasanya yang lezat. Bukan hanya makanan berat saja, melainkan juga aneka kue-kue tradisional yang akan memanjakan lidah siapa saja yang mencicipinya.

Salah satu daerah di Kalimantan, tepatnya ibu kota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin juga memiliki beragam kudapan kue yang khas dan lezat.  Jika kamu berkesempatan mengunjungi kota Banjarmasin, pastikan kamu tidak melewatkan sajian-sajian kue tradisional khas Banjarmasin berikut ini.

1. Bingka

*Sumber: www.facebook.com/bingkaiva

Kue bingka merupakan kue yang cukup populer di daerah Banjarmasin, terlebih ketika memasuki bulan Ramadhan. Kue bingka bahkan sering menjadi buah tangan khas Banjarmasin yang dibawa hingga ke negeri tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Kue ini terbuat dari bahan-bahan seperti kentang, telur, tepung terigu, santan, gula pasir, dan garam.

Kue bingka memiliki ciri khas bentuknya yang menyerupai enam kuntum bunga. Kue ini memiliki cita rasa yang manis dan legit serta teksturnya yang lembut dan sedikit berminyak. Keunikan telur ini juga terletak pada pemakaian telurnya yang menggunakan telur itik atau telur bebek. Meskipun termasuk kue basah, bingka juga bisa tahan beberapa hari dalam lemari pendingin.

2. Amparan Tatak

*

Sama seperti kue bingka, kue amparan tatak juga merupakan salah satu kue khas Banjarmasin yang memiliki cita rasa manis dan legit serta teksturnya yang lembut. Sekilas kue amparan tatak memiliki tampilan yang mirip dengan kue nagasari di pulau Jawa. Kue ini memang terbuat dari bahan dasar tepung terigu dan pisang.

Selain pisang, isian untuk kue amparan tatak juga sering diganti dengan buah nangka. Proses pembuatan amparan tatak juga ditambahkan daun pandan yang membuat amparan tatak memiliki aroma yang harum serta santan yang memberi sedikit rasa gurih. Ada pantangan unik dalam pembuatan kue ini yaitu tidak boleh dibuat oleh wanita yang sedang menstruasi.

3. Chai Kue

*

Chai kue sering juga disebut dengan nama choi pan. Kue ini adalah kue khas Banjarmasin yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Jika dilihat sekilas tampilan chai kue ini memang mirip seperti pastel atau kroket. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam proses pengolahannya. Jika kroket dan pastel diolah dengan cara digoreng, chai kue diolah dengan cara dikukus.

Chai kue memiliki cita rasa asin dan gurih. Kulit chai kue yang tipis biasanya dibuat dari tepung beras. Sementara untuk isian chai kue bisa menggunakan beberapa macam bahan, seperti bengkuang, talas, kucai, lobak, atau ebi. Saat disajikan, chai kue juga diberikan taburan bawang goreng diatasnya. Chai kue sangat lezat disantap dengan sambal bercita rasa asam atau pedas.

4. Apam Barabai

*

Kue apam barabai juga sudah sangat populer di daerah Kalimantan Selatan. Kue ini merupakan sejenis kue basah yang terbuat dari tepung beras, santan, gula merah atau gula putih, serta tape singkong. Apam barabai memiliki ciri khas bentuknya yang bulat tipis serta warnanya yang merah kecoklatan atau putih, tergantung jenis gula yang menjadi bahan pembuatnya.

Kue apam barabai memiliki paduan cita rasa manis dan gurih. Kue ini dicetak dengan cetakan yang terbuat dari daun dadap dan dibungkus dengan daun pisang. Proses pembuatannya juga membutuhkan waktu hingga semalaman untuk menunggu adonan kue sampai mengembang. Meskipun termasuk kue basah, namun apam barabai bisa tahan hingga tiga hari.

5. Pengkang

*

Pengkang merupakan sejenis kue basah yang mirip seperti lemper. Pengkang terbuat dari bahan utama beras ketan yang kemudian dipadatkan dan menjadi setengah uli. Bentuk pengkang biasanya dibuat segitiga dan didalamnya diberi isian ebi. Sama halnya seperti lemper, pengkang juga dibungkus dengan menggunakan daun pisang.

Selain pada bentuk dan isian, perbedaan pengkang dengan lemper ialah dari cara memasaknya. Pengkang dimasak dengan cara dibakar dan dijepit pada bilah bambu. Pengkang memiliki tekstur yang lembut dengan cita rasa gurih dari isian ebi didalamnya. Pada zaman dahulu, kuliner ini merupakan makanan untuk bekal saat orang-orang pergi berburu atau berladang.

6. Kue Rangai

*

Kue rangai adalah kue tradisional dari Banjarmasin yang sering menjadi sajian cemilan di rumah-rumah suku Melayu. Kue ini terbuat dari bahan utama kelapa dan tepung sagu yang berasal dari pohon rumbia. Kue rangai memiliki paduan cita rasa yang manis dan gurih. Rasa gurih dari kue rangai berasal dari bagian kulitnya yang terbuat dari tepung sagu.

Di dalam kulit kue ranga tersebut diberi isian berupa kelapa dan gula merah yang memberikan cita rasa manis yang khas. Agar memberikan tekstur yang lembut, kelapa yang digunakan dalam membuat kue rangai haruslah kelapa yang masih muda. Proses pembuatan kue ini adalah dengan cara digoreng diatas wajan sambil diberi isian dan dilipat permukaan kulitnya.

7. Bobongko

*

Bobongko merupakan sajian kue basah khas Banjarmasin yang biasa dijadikan menu sarapan. Selain menjadi menu sarapan, bobongko juga sering disajikan dalam acara-acara besar seperti pesta pernikahan atau acara adat. Bobongko memiliki cita rasa yang manis dan gurih dengan warnanya yang kehijauan sehingga tampak mirip seperti sajian puding hunkwe.

Bobongko terbuat dari bahan dasar tepung beras yang membuatnya memiliki tekstur kenyal dan lembut. Adonan ini kemudian dilapisi dengan kuah kental berwarna putih kecoklatan yang terbuat dari gula merah dan siraman santan. Setelah itu bobongko kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dibentuk piramida dan disematkan lidi sebagai pengerat di bagian atasnya.

8. Bubur Baayak

*

Bubur baayak merupakan sajian kuliner dari Banjarmasin yang terkenal dengan rasanya yang manis dan gurih. Bubur baayak juga memiliki tekstur yang kental dengan butiran-butiran tepung di dalamnya yang sekilas mirip dengan bubur candil. Bahan utama untuk membuat bubur baayak ialah gandum dan tepung beras yang dicampur dengan air.

Nama baayak diambil dari proses pembuatan makanan ini dimana tepung akan disaring dengan cara digoyang-goyang hingga kalis yang dalam bahasa Banjar disebut “ayak”. Proses ayak atau penyaringan ini juga memiliki filosofi mendalam bagi masyarakat Banjar mengenai pentingnya proses seleksi atau penyaringan ketika mengerjakan sesuatu dalam kehidupan.

9. Puracit

*

Puracit merupakan kue khas Banjarmasin yang mirip seperti kue putu mayang. Bentuk puracit seperti helaian-helaian mie berukuran kecil berwarna putih yang tampak seperti bihun. Ada dua macam kue puracit yang bisa kamu temui di Banjarmasin. Puracit yang pertama adalah puracit original yang berwarna putih dan rasanya hambar.

Puracit putih ini akan disajikan dengan siraman kuah kinca serta santan yang memiliki paduan rasa manis dan gurih. Ada juga puracit gula merah yang tampilannya berwarna kecoklatan. Puracit ini sudah memiliki rasa manis sehingga penyajian tidak perlu disiram kuah kinca. Puracit gula merah hanya disajikan dengan taburan parutan kelapa.

10. Kue Sari Muka

*

Kue dengan nama yang cukup unik ini terbuat dari bahan utama beras ketan, gula merah, dan gula pasir. Kue sari muka memiliki paduan cita rasa yang unik. Bagian atas dari kue ini bertekstur sangat lembut dan lentur di lidah dengan rasa manis dari gula merah. Sementara bagian bawah kue terbuat dari bahan beras ketan putih yang terasa tawar.

Kue sari muka diolah dengan cara dikukus di dalam dandang. Kue sari muka bisa kamu temui di pasar-pasar tradisional di Banjarmasin. Kue ini juga menjadi sajian yang populer ketika bulan Ramadhan tiba dan sering dijadikan menu takjil berbuka puasa.

Wah, ternyata selain dikenal dengan kota seribu sungai, Banjarmasin juga memiliki beragam sajian kue-kue tradisional yang tampak lezat ya! Dari berbagai sajian kue ala Banjarmasin tadi, manakah yang paling menggugah seleramu untuk mencicipinya? Bagikan tanggapanmu di kolom komentar ya!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram