Inilah 5 Rumah Adat Jawa Tengah untuk Inspirasi Hunianmu

Kalau kamu orang Yogyakarta, pastinya kamu familiar dengan rumah ini karena salah satu dari rumah adat Jawa Tengah ini cukup populer di sana. Panggang pe memiliki kepopuleran yang mirip dengan rumah adat joglo.
Rumah ini biasanya disangga oleh tiang kayu yang kuat dan kokoh. Adapun jumlah tiangnya empat sampai enam tiang. Bagian depan rumah bentuknya cenderung lebih rendah serta tiang penyangganya juga sama rendahnya. Ini adalah salah satu keunikan dari rumah adat panggang pe.
Tak hanya itu, desain rumah seperti panggang pe juga sering dijadikan desain untuk bangunan kios kecil yang dijadikan sebagai tempat berdagang. Beberapa rumah memiliki desain yang mirip dengan rumah ini, seperti rumah gedhang salirang, cere gancet, gedang setangkep dan empyak setangkep.
Rumah adat panggang pe, seperti rumah lainnya, dilengkapi juga dengan ruang tidur, ruang tengah, ruang tamu, atau pun ruang dapur serta teras. Memiliki desain serta kelengkapan seperti yang dijelaskan di atas, rumah panggang pe sangat nyaman untuk dijadikan hunian. Saat ini rumah adat panggang pe masih bisa dilihat di wilayah Jawa Tengah. Masyarakat daerah ini masih melestarikan tradisi serta budaya masa lalu mereka.
4. Rumah Adat Tajug

Rumah adat tajug merupakan rumah adat Jawa Tengah yang biasanya digunakan sebagai rumah ibadah. Umumnya rumah ini difungsikan sebagai mushola, surau, atau masjid. Keunikan rumah ini yaitu mempunyai langgar yang tanpa penanggap atau bertemu-beradu.
Saat ini, bentuk atap yang populer dari rumah ini yaitu berbentuk piramida. Dahulu kala, atapnya memiliki bentuk cungkup atau ‘punden’. Makna dari bentuk itu yaitu memuja arwah leluhur. Denah rumah adat tajug berbentuk bujur sangkar.
Bagi umat Islam, di atas atap bangunan biasanya ditambah kubah. Penambahan kubah ini merupakan contoh dari akulturasi budaya antara masyarakat Jawa dan Islam.
Rumah tajug memiliki atap yang berbentuk mirip dengan atap joglo. Bentuk atapnya yaitu brunjung menjulang yang memiliki sistem konstruksi tumpang sari. Yang membedakannya yaitu ujung atap tajug bentuknya segitiga yang melambangkan keabadian dan keesaan Tuhan.
Jenis rumah adat Jawa Tengah ini memiliki beberapa macam, diantaranya rumah tajug lambang sari, semar sinongsong, mangkurat, dan semar tinandhu. Contoh dari rumah tajug yang paling terkenal yaitu Masjid Agung Demak.
5. Rumah Adat Kampung

Jenis rumah adat Jawa Tengah ini banyak digunakan oleh masyarakat Jawa sebagai tempat hunian. Rumah adat Kampung biasanya bisa dilihat di pedesaan. Penghuni jenis rumah ini biasanya dari kalangan masyarakat yang memiliki status sosial menengah ke bawah.
Rumah jenis ini mempunyai ciri khas khusus yaitu tiang rumahnya kelipatan 4. Rumah adat ini sudah banyak dimodifikasi dengan desain klasik atau bentuk lain untuk menambah estetikanya.
Biasanya bangunan rumah kampung bentuknya persegi panjang dan mempunyai dua lapis tiang yang fungsinya sebagai penyangga atap rumah. Sementara bangunannya biasanya mempunyai teras di depan serta belakang rumah.
Atap rumah ini bentuknya segitiga dan disambungkan dengan bubungan atau ‘wuwungan’. Tiang penyangga terdiri dari usuk, balok, dan kayu reng, dibuat dari kayu dengan sifat yang kuat seperti kayu jati, nangka, atau mahoni.
Untuk melestarikan kebudayaan serta tradisi peninggalan nenek moyang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Masyarakat Jawa Tengah contohnya, mereka berusaha untuk tetap melestarikan budaya mereka melalui bentuk rumah yang masih menggunakan arsitektur rumah tradisional.
Rumah adat Jawa Tengah yang sering dilihat dan paling populer seperti rumah joglo dan rumah adat tajug. Jika berjalan-jalan ke provinsi ini kita bisa melihat rumah-rumah adat ini masih digunakan oleh masyarakat setempat. Apakah kamu tertarik untuk menggunakan arsitektur rumah adat Jawa Tengah untuk tempat hunian?