12 Upacara Adat Jawa yang Masih Terjaga Hingga Sekarang
Upacara adat Jawa merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Tradisi ini patut untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah juga masyarakat. Supaya informasinya tercatat, pemerintah bisa melakukan arsip digital. Selain itu bisa juga dilakukan perlombaan untuk menarik para wisatawan. Agar bisa menjadi objek wisata, upacara adat ini bisa dikemas semenarik mungkin.
Beberapa contoh upacara adat Jawa yang menjadi daya tarik bagi para turis misalnya upacara sekaten juga ruwatan. Selain kedua upacara itu, daerah Jawa masih memiliki upacara adat yang menarik untuk disaksikan. Mau tahu apa saja jenis upacaranya? Jangan lewatkan ulasannya berikut ini.
1. Padusan

Upacara adat Jawa ini bernama padusan yang bertujuan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Padusan asal katanya dari adus yang artinya ‘mandi’ atau ‘membersihkan diri’. Upacara adat ini dilakukan dengan cara mandi bersama.
Pada upacara tersebut warga setempat mandi bersama sekaligus mensucikan jiwa dan raga untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Konon menurut beberapa orang padusan merupakan salah satu peninggalan Walisongo.
Padusan dilakukan ketika para Walisongo menyebarkan agama Islam dengan meleburkannya ke dalam budaya Jawa yang saat itu didominasi oleh kebudayaan Hindu.
2. Kenduren

Kenduren merupakan salah satu upacara adat Jawa Tengah. Kata lain dari kenduren yaitu slametan. Istilah ini lebih familiar di kalangan masyarakat. Tradisi ini adalah upacara adat awal.
Sebelum kedatangan agama Islam di daerah Jawa, kenduren merupakan kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh ketua suku atau tokoh agama. Namun, di zaman dulu, makanan yang disediakan merupakan sesaji untuk persembahannya.
Dikarenakan adanya perpaduan dengan budaya Islam, upacara adat Jawa ini akhirnya mengalami perubahan yang cukup besar. Kebiasaan sesaji yang dahulu dijadikan persembahan kemudian diganti menjadi acara makan bersama sesudah acara usai.
Menurut tujuannya, upacara adat Jawa ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
- Kenduren munggahan atau sabanan yaitu upacara adat yang diselenggarakan untuk menaikan para leluhur orang Jawa sebelum memasuki bulan puasa. Umumnya upacara kenduren ini dilaksanakan pada akhir bulan Sya’ban, sebelum acara tabur bunga di makam leluhur.
- Kenduren wetonan atau wedalan merupakan upacara kenduren yang diadakan saat hari lahir seseorang atau weton. Upacara ini dilaksanakan sebagai media untuk memanjatkan doa secara bersama-sama agar panjang agar umur.
- Kenduren ba’dan yaitu kenduren yang dilakukan pada 1 Syawal atau ketika hari Raya Idul Fitri dengan tujuan untuk menurunkan arwah leluhur menuju ke tempat peristirahatan mereka.
- Kenduren likuran yaitu upacara kenduren yang dilakukan pada tanggal 21 bulan Ramadhan dan diadakan untuk memperingati Nujulul Quran atau turunnya Al-Qur’an.
- Kenduren muludan merupakan upacara adat Jawa yang dilaksanakan tiap tanggal 12 bulan Maulud untuk acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
- Kenduren ujar yaitu ritual upacara adat yang dilaksanakan jika sebuah keluarga Jawa mempunyai hajat atau tujuan, contohnya saat akan berkirim doa kepada arwah leluhur, pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.
3. Kebo-Keboan

Mayoritas penduduk Jawa bekerja sebagai petani dan mereka mempunyai ritual upacara tersendiri. Upacara adat Jawa yang satu ini bernama kebo-keboan yang dilaksanakan untuk menolak semua bala dan musibah yang bisa menerpa tanaman mereka dan bisa menghasilkan panen yang banyak.
Dalam upacara adat ini, ada 30 orang yang didandani seperti kerbau kemudian diarak keliling kampung. Ketiga puluh orang ini akan didandani lalu berjalan seperti kerbau yang sedang membajak sawah.
4. Larung Sesaji

Upacara larung sesaji merupakan upacara yang dilaksanakan oleh orang Jawa yang tinggal di pesisir pantai selatan dan utara Jawa. Upacara ini adalah perwujudan rasa syukur untuk hasil tangkapan mereka selama melaut dan sebagai permohonan supaya mereka diberi keselamatan saat melaut.
Beragam bahan pangan serta hewan dipersiapkan kemudian disembelih dan selanjutnya dilarung atau dihanyutkan ke laut. Dalam upacara adat Jawa, larung sesaji ini diadakan tiap tanggal 1 Muharam.
5. Selikuran

Selikuran adalah upacara adat yang umum dilaksanakan di Jawa Tengah. Pelaksanaan tradisi ini yaitu pada malam 21 Ramadhan. Di Jawa daerah biasanya orang-orang akan melakukan doa bersama dipimpin oleh seorang tokoh agama yang telah diberi mandat.
Arti selikur di dalam bahasa Jawa memiliki makna yang sangat khusus. Waktu untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah SWT serta mendoakan mereka yang sudah pergi mendahului.
Bagi masyarakat Jawa setempat, upacara adat ini merupakan sebuah kebiasaan ungkapan rasa kecintaan mereka pada Rasulullah SAW dan agama Islam.
6. Siraman

Upacara adat siraman merupakan upacara adat tradisi yang dilakukan oleh calon pengantin perempuan. Mereka harus dimandikan juga disucikan menggunakan air bunga tujuh rupa.