7 Senjata Tradisional Jawa Tengah yang Menarik Diketahui

Ditulis oleh Dhini Oktavianti

Jawa Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak sekali tempat wisata dan hal menarik. Sebut saja, Semarang dengan wisata kota tuanya, Brebes terkenal dengan telor asin, Kudus yang terkenal dengan jenang, Magelang yang terkenal dengan Candi Borobudur, Pekalongan dengan batik, dan banyak lagi.

Menariknya, bila berbicara mengenai senjata tradisional, Jawa Tengah identik dengan keris. Benarkah demikian? Apakah Jawa Tengah memiliki senjata tradisional lain? Mari kita simak 7 senjata tradisional Jawa Tengah yang menarik untuk diketahui.

1. Keris

 Keris

Senjata sengaja muncul di tengah masyarakat untuk membela pertahanan kelompok dari serangan kelompok lain. Pertahanan menggunakan senjata memang sudah ada dari jaman prasejarah. Bedanya, dulu digunakan untuk merebut ladang yang kaya bahan pangan. Lambat laun, pertempuran muncul untuk merebut wilayah kekuasaan. 

Senjata yang digunakan pun berbeda. Dulu benar-benar memanfaatkan apa yang ada. Sedangkan sekarang menggunakan teknologi khusus yang lebih canggih. 

Senjata yang dipakai jaman dulu pun berubah menjadi tradisional dan beralin menjadi benda pusaka. Itu juga yang terjadi pada Keris. Keris merupakan salah satu senjata tradisional khas Jawa Tengah yang cukup terkenal. Walaupun di beberapa wilayah di Indonesia banyak dijumpai keris, tetapi mereka memiliki kekhasan masing-masing.  

Pada jaman dulu, tepatnya masa kerajaan Majapahit dan Mataram Islam, Keris merupakan benda dengan makna mendalam sehingga menjadi benda penting dalam sebuah kerajaan. Keris masuk dalam kategori tosan aji yang berarti dihormati karena mempunyai kelebihan. Itulah mengapa perawatan Keris menjadi spesial. 

Keris khas Jawa Tengah sendiri memiliki bentuk beragam. Mulai dari tanpa lekukan atau luk sampai memiliki lekukan sebanyak 3,5,7, dan seterusnya. Selain itu, Keris dari Kawa Tengah memiliki corak tempahan yang terdapat pada bilah yang dibuat dengan cara dipahat. 

Dalam masyarakat Jawa sendiri meyakini bahwa keris memiliki daya magis karena pembuatannya dibuat oleh para ahli serta proses pembuatan disertai dengan laku tapa brata dari empu pembuat keris. Bahkan untuk memilikinya, perlu dilaksanakan sebuah acara. Menarik, bukan?

2. Plintheng

PlinthengSumber: asyraafahmadi.com

Plintheng atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan ketapel, merupakan senjata tradisional khas Jawa Tengah selanjutnya. Plintheng dibuat dari karet yang ada pada sisi atas dikaitkan pada kayu berbentuk “Y”. Karet tersebut berfungsi sebagai pegas untuk melontarkan peluru. 

Plintheng digunakan rakyat Indonesia untuk perjuangan melawan penjajah. Walau terlihat sederhana, bila orang yang menggunakannya memiliki keterampilan dan akurasi, bisa menjadi senjata mematikan. 

Bahan pembuatan Plintheng adalah kayu dengan 2 cagak, karet untuk daya pegas, lalu kulit hewan atau kain sebagai tempat menaruh peluru. Kayu untuk membuat Plintheng pun tak bisa sembarangan, perlu yang kuat dan tidak licin, seperti kayu pohon jambu, rambutan, dan pohon teh-tehan. 

Peluru yang dipilih pun umumnya batu, kerikil, atau buah yang masih hijau karena cukup keras. Kalau sekarang, Plintheng dijadikan sebagai alat main anak-anak yang melatih akurasi dan ketepatan. 

3. Thulup

ThulupSumber: asyraafahmadi.com

Selanjutnya, ada Thulup yang menjadi senjata tradisional Jawa Tengah. Sekilas, Thulup mirip dengan Sumpit, senjata tradisional Kalimantan Barat. Bedanya, Thulup memiliki ukuran yang pendek daripada sumpit. 

Thulup berbentuk silinder dengan adanya anak panah yang diterbangkan dengan cara ditiup. Bahan pembuatannya adalah bambu yang sudah tua. Alasannya agar memiliki daya tahan yang baik dan tak mudah pecah. Kemudian bambu dipotong dengan ukuran 10-15 cm, disesuaikan dengan panjang rongga bambu.

Anak panah pada Thulup disebut dengan anak thulup. Ini berfungsi sebagai peluru. Anak Thulup dibuat dari bambu kecil yang ujungnya diruncingkan. Selain itu, bisa juga dibuat dari buah-buahan atau tanah liat. Agar lebih melukai musuh, anak thulup dilumuri cairan racun alami sehingga melumpuhkan target saat mengenai anggota tubuhnya. 

Thulup biasanya digunakan saat berburu. Karena tak ada suara bising yang dikeluarkan dan tak memerlukan banyak energi, dianggap efektif untuk memburu hewan. Yang perlu dilakukan adalah menunggu target buruan lewat lalu serangan mengenai leher atau kepala binatang. Dalam 5-10 menit, hewan akan pingsan atau mati terkena racun. 

Thulup tak lagi dijadikan senjata untuk berburu melainkan untuk mainan anak-anak. Tentu, anak thulup pun dibuat dari kertas agar tak membahayakan saat bermain. 

4. Tombak Kyai Pleret

Tombak Kyai PleretSumber: b3l4diri.blogspot.com

Senjata tradisional Jawa Tengah yang identik dengan peperangan adalah tombak. Tombak digunakan untuk melumpuhkan musuh dari jarak dekat dan jarak jauh. Ini karena ujung tombah sangat panjang. Tak hanya untuk perang, tombak pun digunakan untuk berburu makanan. 

Salah satu tombak yang terkenal di Jawa Tengah adalah Tombak Kyai Pleret. Tombak Kyai Pleret berkaitan dengan sejarah Kerajaan Mataram, Kerajaan Demak, Pati, serta Solo. 

Menariknya, Tombak Kyai Pleret menjadi pusaka utama di Keraton Yogyakarta. Tak semua bisa menjamah benda pusaka ini kecuali Sultan dan para Pangeran Sepuh. 

5. Khudi

KhudiSumber: www.kaskus.co.id

Khudi merupakan senjata tradisional Jawa Tengah yang berasal dari Banyumas. Khudi biasa digunakan sebagai alat bantu kehidupan manusia sekaligus melindungi diri.

Kalau di Banyumas, Khudi ada tiga jenis, yaitu Khudi biasa yang digunakan untuk segala jenis bidang pekerjaan yang memiliki ukuran panjang 40 cm dan lebar 12 cm. Jenis kedua adalah Khudi Melem dengan bentuk seperti ikan melem. Panjangnya sekitar 30 cm dengan lebar 10 cm. Ada juga Khudi Arit yang digunakan untuk mencari dedaunan, nira, sampai kayu bakar. Panjangnya sekitar 35 cm dengan lebar 10 cm. 

Umumnya, bentuk Khudi melambangkan sosok manusia, yaitu mulut pada ujung yang bengkok, perut pada bagian mblenduk, dan kaki pada bagian gagang senjata.

Identiknya Khudi dengan Banyumas, kamu bisa melihat Khudi dalam sosok Bawor, maskot Banyumas, yang menggenggam Khudi di tangannya. Kamu bisa menemukannya saat hari jadi Banyumas. 

6. Wedhung

WedhungSumber: tambahpinter.com

Wedhung sering digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah di jaman dulu. Fungsinya adalah untuk membantu kehidupan masyarakat. Bentuknya seperti pisau dapur besar dengan penutup. Penutup ini biasanya dihias dengan ukiran-ukiran untuk menambah estetika Wedhung. Penutup ini dinamakan Serangka.

Senjata tradisional Jawa Tengah ini dibuat dari besi untuk bilah. Kemudian bilah dibuat tajam. Pada gagang biasanya digunakan kayu jati agar nyaman digenggam. 

Sekarang ini, Wedhung lebih banyak diambil oleh kolektor seni sebagai pajangan atau koleksi rumahan sehingga jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Condroso

CondrosoSumber: perpustakaan.id

Terlintas Condroso seperti alat pelengkap sanggul wanita. Nyatanya, Condroso adalah alat pertahanan diri yang didesain untuk wanita. Bentuknya seperti tusuk konde yang menyamar sebagai hiasan sanggul. 

Ini karena wanita jaman dulu di Jawa harus mampu menjaga diri. Apalagi masih banyaknya pertempuran yang ada. Wanita pun menggunakan Condroso yang menyamar pada rambut sebagai percantik penampilan. Padahal itu merupakan benda yang tajam dan mematikan. 

Menariknya, Condroso memiliki peranan dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Condroso diasah tajam lalu digunakan dengan menusukan ke bagian vital para musuh. Namun, sekarang Condroso sudah tidak ditemukan lagi. 

Itulah 7 senjata tradisional Jawa Tengah yang menarik untuk disimak. Tiap senjata tradisional Jawa Tengah memiliki cerita menarik.  Bahkan ada juga yang memiliki peranan dalam kemerdekaan negara Indonesia. Serunya lagi senjata tradisional tersebut ada yang dipakai khusus untuk wanita dalam perlindungan diri. 

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram